Wednesday, July 25, 2018

7 Aktivitas Menarik di Myeongdong


Jika mendengar kata Myeongdong, pasti yang terbayang sudah di benak kita adalah tempat yang penuh dengan toko kosmetik. Tidak sepenuhnya salah sih. Memang di Myeongdong ini banyak toko kosmetik yang tersebar di sana-sini. Tetapi bukan hanya toko kosmetik yang tersebar di sini. Ada banyak tempat makan, tempat belanja, dan tempat aktivitas yang ada di tempat ini.

Myeongdong merupakan salah satu distrik yang berada di daerah Junggu. Dikenal sebagai distrik untuk shopping, Myeongdong diisi oleh toko-toko brand terkemuka, dari baju hingga kosmetik. Dan untuk mencapai Myeongdong, ada dua stasiun MRT yang dapat digunakan, yaitu stasiun MRT Myeongdong (line 4) di bagian selatan dan stasiun MRT Euljiro 1-ga (line 2) di bagian utara.
Peta Myeongdong.
Saat kami menjelajah Myeongdong, kami mengandalkan peta yang kami dapatkan, hasil dari nanya mbah google. Yang unik dari peta Myeongdong ini, hampir semua nama-nama toko dan tempat makanan ini tetap sama. Ini memudahkan kami saat berkeliling Myeongdong.

Apa saja sih yang dapat dilakukan di Myeongdong? Berikut 7 hal yang dapat dilakukan di Myeongdong, bersama anak-anak tentunya.
Street Food
1. Berburu street food
Di Myeongdong ini hampir setiap jalan besar, jalan kecil, dan gangnya dipenuhi makanan. Dari yang harganya mahal hingga yang harganya cukup bersahabat, makanan khas Korea hingga makanan internasional, semua ada di sini. Yang paling seru dan paling disukai di sini adalah street food alias jajanan khas Korea seperti eomuk atau fish cake soup, tteokpokki, hotteok, tornado potato, jeon, twigim, bungeo pang, jwipo, dan jajanan lainnya. Harganya pun bervariasi, dimulai dari 1,000 KRW.
Kalguksu Myeongdong Kyoja
2. Makan di resto atau bersantai di Kafe
Selain terkenal dengan street foodyang dijual abang-abang oppa di pinggir jalan, Myeongdong juga terkenal dengan tempat makan atau cafe-cafe bertema. Bagi penggemar mie dan pangsit, bisa berkunjung ke Myeongdong Kyoja. Bagi penggemar dakgalbi, Yoogane masih tetap menjadi juara bagi kami. Atau kalau ingin memesan berbagai macam menu khas Korea, bisa juga mengunjungi Gimgane. Harganya pun cukup bersahabat.
Rose Gelato. SumberL burpple.com
Kalau suka main di café, di sini banyak café-café dengan tema yang menarik, seperti Cat Cafe, Hello Kitty Cafe, Osulloc Tea House, Innisfree Green Cafe, Nanda Hotel Cafe, dan cafe-cafe lainnya.
Chinatown map di Myeongdong. Sumber foto: visitseoul
3. Melihat Chinatown
Tidak banyak yang tahu bahwa Myeongdong merupakan Chinatown tertua di Seoul. Banyak pendatang dari China datang ke Seoul dan tinggal di daerah ini. Walaupun sekarang Myeongdong sudah terkenal menjadi salah satu distrik terkenal, namun kebudayaan China terasa di tempat ini. Bahkan bahasa kedua di tempat ini setelah bahasa Korea adalah bahasa Mandarin.
Jajangmyun
Jika kita keluar dari exit 5 stasiun Myeongdong, dalam waktu kurang dari lima menit kita akan mendapatkan daerah yang disebut Chinatown di Myeongdong. Di sini ada kedutaan China, sekolah dasar berbahasa China, tempat buku-buku Mandarin, dan restoran Chinese foodyang otentik. Di daerah ini juga terdapat money changer dengan rate yang bagus.
Foto dengan hanbok di MDTIC
4. Foto menggunakan hanbok
Salah satu aktivitas yang kami sukai di sini adalah mencoba hanbok secara gratis dan berfoto. Ada dua tempat yang menyediakan fasilitas ini, yaitu SeoulGlobal Culture Center yang berlokasi di lantai 5 Seoul M Plaza dan Myeongdong Tourist Information Center (MDTIC) yang berlokasi di lantai pertama gedung KEB Hana Bank. Kami hanya pernah mencoba di MDTIC karena waktunya yang lebih fleksibel.
Salah satu daya tarik di Myeongdong: kaos kaki lucu-lucu.
5. Berbelanja 
Seperti yang saya sebutkan diatas, Myeongdong ini terkenal sebagai lokasi berbelanja yang paling nyaman. Dari Underground Shopping Center sampai mall besar seperti Shinsegae dan kompleks Lotte, dari toko biasa sampai flagship store, dari baju, kaos kaki yang unyu-unyu, kosmetik, oleh-oleh, hingga obat-obatan, semua ada di Myeongdong. Salah satu tempat yang membuat kami betah adalah Daiso. Pilihan barangnya berbeda jauh dengan yang ada di Indonesia dan negara-negara sekitarnya.

Dan enaknya di sini, jika pembelanjaan kita mencapai 50,000 KRW, maka kita langsung dapat mengklaim tax refunddi toko tersebut. Dan andaikan tidak sampai, kita dapat mengurus tax refund di Myeongdong juga loh.
Myeongdong Cathedral. Sumber foto: visitkorea
6. Berfoto di tempat-tempat yang unik
Selain toko-toko, di Myeongdong juga ada banyak tempat-tempat menarik sehingga sayang jika tidak berfoto di depannya. Di sini ada Myeongdong Cathedral dan gedung Unesco yang megah. Jika malam hari, berfoto di depan kompleks Lotte pun terlihat begitu wah dengan lampu-lampu yang ada. Kalau membawa anak, jangan lewatkan untuk berfoto dengan karakter Line di Line Flagship Store.
Nanta Show. Sumber Foto: klook.com
7. Menonton pertunjukkan di theater
Salah satu aktivitas yang juga digemari orang-orang adalah menonton pertunjukkan di Myeongdong Theater. Pertunjukan live yang sangat digemari di sini adalah Nanta Cookin’ Show. Memang harga pertunjukannya tidak murah, namun menurut orang-orang yang menonton, pertunjukan ini sangat keren.

Salah satu nilai tambah jika berjalan-jalan di sini adalah kita tidak usah takut kesasar. Nampaknya orang Korea mengaplikasikan peribahasa malu bertanya sesat di jalan. Banyak petugas dengan jaket merah yang berlambang huruf i (alias information) yang dapat membantu mengarahkan jika kita tersesat.

Nah, akan lebih enak jika kita pun menginap di daerah Myeongdong. Jadinya bisa sepuasnya menikmati Myeongdong. Dari penginapan dengan budget terbatas hingga penginapan dengan budget berlebih ada di sini. 

Soohorang dan Bandabi juga main ke Myeongdong loh...
Demikian tujuh aktivitas yang dapat dilakukan saat kita berada di Myeongdong. Bagaimana dengan teman-teman? Apa ada aktivitas menarik lainnya selain ketujuh aktivitas di atas?

Before: Day 7: Lotte World
Next: Tempat Makan Murah Meriah di Seoul

Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami di Seoul, silakan klik link berikut ini.

Sekilas Informasi
Myeongdong
Cara menuju ke sana: stasiun Myeongdong exit 5, 6, 7, 8 atau stasiun Euljiro 1-ga exit 5 dan 6

Saturday, July 14, 2018

Day 7: Lotte World Seoul


Day 7....
Tak terasa hari ini adalah hari terakhir liburan kami di Seoul. Dan kami berencana untuk mengisinya dengan bermain ke salah satu taman bermain yang ada di Seoul. Adabeberapa taman bermain yang dapat dikunjungi di Seouldan daerah sekitar Seoul, seperti Onemount SnowparkSeoul Land, Everland, dan Lotte World. Karena kami datang saat musim dingin, maka kami memilih Lotte World. Selain karena lebih dekat dibanding Everland, di Lotte World juga ada bagian indoor. Jadi andaikan udaranya dingin sekali, maka kami bisa bermain di dalam.

Di pagi hari sebelum kami berangkat, kami mengisi perut dengan sarapan di Step Inn dulu. Ini menjadi sarapan terakhir kami di Step Inn karena besok pagi kami harus kembali ke Jakarta pagi-pagi benar. Sambil menikmati ham dan keju yang disediakan di sini, Nathan (manajer di Step Inn) bertanya bagaimana liburan kami kemarin. Dia menceritakan bahwa kemarin adalah hari pertama dari rangkaian the coldest day in winter di Seoul. Hmm...tak heran kemarin dinginnya luar biasa. Dan hari ini pun ternyata suhunya tidak jauh berbeda dengan kemarin. Suhu tertingginya adalah -10celcius dan suhu terendahnya adalah -18celcius. Real feel-nya? Bisa dibawah -20celcius. Nathan mengingatkan kami, terutama anak-anak, agar menjaga diri kami hangat. Takut kami terkena frostbite. What a nice person. Thanks Nate.

Setelah selesai sarapan, kami pun berjalan menuju stasiun. Untuk menuju Lotte World tidaklah susah, cukup menuju stasiun Jamsil (line 2 atau line 8) dan keluar melalui exit 4. Nah enaknya tinggal di Step Inn, kami tinggal berjalan ke stasiun Euljiro 1-ga yang juga adalah line 2. Lamanya perjalanan menuju stasiun Jamsil kurang lebih 25 menit.

Kesalahan pun terjadi saat kami menuju Lotte World. Harusnya kami keluar melalui exit 4, namun kami mengikuti petunjuk yang ada dan keluar di Lotte Tower. Ternyata Lotte Tower dan Lotte World itu berbeda. Setelah bertanya sana-sini dan berjalan menyeberangi jalan raya, akhirnya kami sampai di Lotte World. Karena kami membeli tiket secara online melalui Klook, harganya jauh lebih murah daripada kami membeli tiket di tempat dengan menunjukkan passport, kami harus menukarkan voucher yang ada di south gate. Kami pun mendapatkan tiket kami dan segera masuk ke dalam Lotte World.
Lotte Tower 
Seperti yang saya utarakan diawal, Lotte World merupakan gabungan indoor dan outdoor Theme Park. Bagian outdoor mereka disebut Magic Island. Ciri khasnya adalah istana yang sering kita lihat di film-film. Apalagi dibagian outdoor juga ada danau Seokchon yang membuat Magic Island ini terlihat begitu indah. Bagian indoor, yaitu Adventure Land, terbagi menjadi 4 lantai dan basement. Di setiap lantai terdapat wahana-wahana yang menarik. Ciri khas dari bagian Adventure Land adalah balon udara dan monorail yang mengitari bagian dalam bangunan ini. Di bagian dalam ini juga terdapat Folk Museum. Katanya sih Folk Museum ini berbeda dengan Folk Museum yang ada di Gyeongbokgung

Yang cukup unik, di Korea Selatan ini harga tiket masuk theme park itu berbeda-beda. Ada tiket masuk theme park saja, biasanya untuk yang cuma suka foto-foto di dalam dan menikmati suasananya, ada juga tiket masuk plus bermain di dalam, dan ada juga tiket masuk diatas jam empat sore. Dan memang banyak juga yang datang tidak untuk bermain. Biasanya sih orang lokal.
Tampang bahagia bisa masuk Lotte World 
Setelah masuk, kami pun mencari coin locker terdekat untuk menitipkan winter coat kami. Di benak kami, karena kami main di indoor, jadi titip saja dulu winter coat baru nanti pas mau main ke luar diambil. Kami pun segera berjalan menuju carousel. Ternyata di sini kalau mau main harus menunjukkan tiket yang kami punya. Mungkin karena ada sistem yang hanya masuk untuk melihat-lihat saja, maka bagi yang berniat main harus menunjukkan tiket. Melihat tampang kami yang bingung, akhirnya petugas yang ada berkata kami boleh naik dulu, tapi nanti jangan lupa ambil tiket karena untuk naik wahana yang lain harus menunjukkan tiket.
Our first ride 
Selesai bermain, kami kembali ke bagian locker untuk mengambil tiket kami. Setelah dipikir-pikir, kami tidak menaruh kembali winter coat kami ke dalam locker. Karena kami berpikir nanti akan repot lagi kalau mau keluar. Dan walaupun indoor, hawanya juga lumayan dingin. Jadi kalau pakai jaket masih ok.

Walaupun saat kami datang bukan musim liburan, namun suasana di dalam Lotte World sangat ramai. Apalagi hampir semua permainan di Magic Island ditutup karena cuaca yang begitu ekstrem. Di Adventure Landini lebih banyak mainan yang menguji nyali dan adrenalin. Tidak begitu banyak mainan yang dapat dimainkan anak-anak. Rencana kami adalah naik aeronauts balloon ride alias balon udara di lantai 4 baru terus bermain ke bawah. Apa boleh buat, antrian untuk balon udara ini sudah luar biasa panjang. Kami pun turun ke lantai tiga untuk naik world monorail. Untungnya tidak ada antrian.

Selanjutnya kami bermain di lantai satu. Hampir semua mainan mengantri panjang kecuali mainan anak-anak. Kami pun memilih naik lotty train. Kalau tadi monorail mengelilingi lintasan di atas, maka lotty train ini sama saja seperti naik kereta di mall-mall, mengelilingi lantai satu saja.
Kiri atas: antri di Lotty Train. Kiri bawah: marching band yang berkeliling di lantai .
Kanan atas: lukisan tentang Lotty dan Lorry. Kanan bawah: Giant Loop yang antriannya luar biasa. 
Mendekati jam makan siang, kami berputar untuk mencari makan. Menurut aplikasi Lotte World yang kami download,  tempat makan paling banyak di lantai basement. Dan ajaibnya, semua tempat di bawah penuh. Yang tersisa adalah tempat dengan makanan yang cukup mahal. Akhirnya kami kembali ke atas dan mencoba mencari tempat di Lotty’s Garden.

Lotty’s Gardenmerupakan food court yang berada dekat Giant Loop alias halilintarnya Lotte World. Food court ini sih dirancang dengan gaya Timur Tengah. Jadi sambil makan masih bisa melihat pemandangan di sekelilingnya. Makanan yang ada di sini termasuk murah dibanding makanan lain di dalam Lotte World ini. Makan siang kami terasa lebih enak karena sambil makan kami masih bisa menyaksikan pertunjukkan Lotty’s Adventure di Garden Stage.
Makanan kami: omurice dan paket ramyun dan lunch box 
Selesai makan kami beranjak ke area Magic Island. Harapannya sih semoga dengan matahari yang semakin bersinar akan ada wahana anak-anak yang dibuka. Namun nyatanya walau matahari sudah terang benderang pun cuaca masih membeku. Monorail yang mengitari danau tidak beroperasi. Danaunya pun sebagian membeku. Hanya dua wahana yang beroperasi, Ghost House dan Fantasy Dream. Akhirnya kami bermain di Fantasy Dream dan berkeliling sambil berfoto-foto.
Magic Island
Kami kembali ke Adventure Land untuk mencari permainan yang dapat dimainkan. Hampir semua permainan memiliki antrian yang lumayan, apalagi yang 4D. Antrian yang masih dalam batas kewajaran adalah permainan anak-anak. Akhirnya kami pun berputar di wilayah permainan anak-anak.
Permainan anak-anak di lantai 1 dan basement.
Lucunya di sini banyak sekali anak-anak yang menggunakan kostum princess dan didandani. Bahkan ada stand yang memang khusus menyediakan rental kostum.

Mendekati jam dua siang, terdengar pengumuman, kami segera bergegas ke area Parade Course. Dibanding saat kami di Hong Kong Disneyland, semangat untuk melihat paradenya tidak sebesar saat kami di Disney. Saat parade dimulai, barulah anak-anak mulai berkumpul. Yang menarik adalah saat acara menari bersama, semua karakter yang ada berhenti dan menari dengan anak-anak. Mungkin karena luas areanya yang tidak terlalu besar, maka semua anak dapat ikutan menari bersama karakter-karakter yang ada. Dan diakhir parade ternyata ada anak-anak yang terpilih untuk ikut parade. Ternyata itulah alasan anak-anak ini menyewa kostum di dalam sini, siapa tahu bisa terpilih untuk ikut di parade.
Kiri atas: Soohorang dan Bandabi ikut dalam parade.
Kiri bawah: mobil-mobil kecil ini berubah menjadi transformer nantinya.
Kanan: berfoto dengan princess :)
Kiri atas: Sinbad. Kanan atas: Anak dengan kostum yang terpilih ikut parade.
Menjelang malam, semakin banyak anak muda yang menggunakan pakaian seragam beredar di dalam Lotte World. Sebagian sibuk berfoto di depan castle di Magic Island. Lucu juga melihat mereka membuka coat mereka supaya dapat foto tanpa coat (biar lebih keren) dan segera menggunakan coat mereka (karena kedinginan setengah mati) setelah mereka berfoto. Anak zaman now.
Pembuka Night Parade yang keren
Berpose di depan Ice Rink 
Setelah seharian di dalam Lotte World ada beberapa hal yang dapat menjadi tips jika ingin berkunjung ke Lotte World.
1. Belilah tiket secara online. Walaupun kita dapat mendapatkan tiket setengah harga hanya dengan menunjukkan passport, kami sarankan untuk membeli dari situs-situs online yang ada. Harganya bisa dibawah harga resmi. Kalau kami, seperti biasa melalui Klook.com (bukan endorseya)
2. Bagi yang membeli tiket secara online, maka langsung saja menuju ke South Gate. Kami sih langsung bertanya kepada petugas terdekat supaya tidak usah bingung berkeliling sambil kedinginan.
3. Bagi yang membawa banyak barang, dapat menitipkan di coin locker. Harganya sih cukup murah, 500 won kalau tidak salah. Daripada repot membawa barang. Tetapi kalau musim dingin, winter coat lebih baik tetap dipakai karena cuaca indoor juga terasa dingin.
4. Bagi yang pertama kali berkunjung ke sini, pastilah akan mengambil tiket terusan. Nah, jangan lupa untuk membawa tiket terusan kemana pun kita beredar di dalam Lotte World. Mengapa? Karena kalau mau naik wahana harus menunjukkan tiket terusan.
5. Karena aeronauts balloon ride merupakan wahana yang paling banyak penggemarnya, kami menyarankan untuk bermain ini terlebih dahulu. Jadi lebih baik mulai dari lantai empat. Kami pun akhirnya tidak mencoba naik wahana yang satu ini. Antrian yang panjang membuat tidak semua orang dapat main permainan yang satu ini.
6. Untuk makan, harga di sana cukup bervariasi. Ada yang mahal sekali, dan ada yang standard. Bagi kami, makanan di Lotty’s Garden cukup wajar. Selain Lotty’s Garden, harga makanan di Lotteria cukup wajar juga. Bagi yang memiliki budget lebih dan ingin menikmati makanan dengan suasana berbeda, dapat juga mencoba Korean Traditional Restaurant yang terletak di Folk Museum.
7. Untuk minum, kami menyarankan untuk membawa botol air minum. Nanti di sana tinggal refill air minum saat makan. Kami mengisi botol kami saat makan di Lotty’s Garden.
8. Jangan lewatkan parade mereka. Sebetulnya wahana yang ada ya kurang lebih sama. Namun parade mereka memang layak mendapat acungan jempol. Di parade siang mereka mengajak anak-anak menari dan berfoto bersama. Sedangkan di parade malam, mereka memadukan antara Night parade dengan seni tradisional mereka.
Night Parade
9. Bukalah website atau aplikasi mereka dan periksalah mainan mana saja yang sedang dalam perawatan. Selain itu, karena banyak sekali wahana yang ada, dan tidak semua dapat dimainkan anak-anak, maka kami menyarankan untuk memeriksa mainan apa saja yang ada dan yang akan dimainkan oleh anak-Jadi menghemat waktu saat di Lotte.
Magic Island di malam hari.
10. Jangan lupa untuk berfoto di depan istana mereka di siang hari dan malam hari. Suasananya sangat berbeda. Sabar-sabar saja kalau harus bergantian dengan ABG-ABG di sini. 
Daytime Magic Island 
Diawal kami datang, ada sedikit kekecewaan karena kami tidak begitu bisa menikmati permainan yang ada. Apalagi banyak orang yang mengatakan bahwa Lotte World adalah Disneylandnya Seoul. Bagi kami, jauh sekali bedanya. Namun memang Lotte World dan Hong Kong Disneyland adalah dua theme park yang berbeda dengan ciri khasnya masing-masing. Anak-anak baru merasa senang setelah mereka melihat parade siang. Mereka dapat menari dan berfoto dengan karakter yang ada. Jadi memang sebaiknya tidak usah membandingkan kedua theme park ini. Hehehe.
Foto sebelum pulang, gak rela gitu untuk pulang =D 
Setelah parade malam selesai, dan bermain carousel satu kali lagi, maka kami pun bergegasa menuju stasiun Jamsil untuk kembali ke Myeongdong. Kami tetap memilih line 2, supaya lebih gampang. Karena malam ini adalah malam terakhir kami di Seoul, maka kami kembali hunting streetfood dan membawanya ke hostel tempat kami menginap. Packing untuk pulang pun segera dilakukan setelah mengisi perut dengan makanan-makanan yang enak tersebut.
Ulah Duo Lynns, minta difoto sambil mengeluarkan asap dari mulut karena dingin.
PS:
Ternyata suasana dingin yang kami alami belum sedingin saat kami akan pulang. Di pagi hari saat kami pulang, suhu udaranya -18celcius tetapi karena anginnya membuat udara seakan -30celcius.
Perbedaan suhu saat kami pulang dari Seoul dengan real feel -30 celcius(kiri)
dan saat kami tiba di Soetta dengan real feel 31 celcius(kanan). Ekstrim....

Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami di Seoul, silakan klik link berikut ini.

Sekilas Informasi
Lotte World
Jam operasional: 09.30 – 23.00
Cara menuju ke sana: stasiun Jamsil exit 4.

Monday, July 2, 2018

Day 6: Petite France yang mungil


Menuju Petite France….
Agenda kami selanjutnya adalah mengunjungi perkampungan Perancis yang terkenal dengan nama Petite France. Dulunya tempat ini digunakan sebagai pemukiman warga Perancis yang tinggal di Korea Selatan. Mereka membuat daerah ini seperti Mini Perancis. Namun lama-kelamaan tempat ini mulai tidak ditempati lagi. Akhirnya tempat ini disulap menjadi theme park bertema Perancis dan sering digunakan untuk lokasi shooting film-film terkenal seperti Secret Garden ataupun You Who Came from the Star. Dan dampaknya tempat ini menjadi terkenal dan sering dikunjungi oleh banyak orang.
Petite France Guide Map
Karena anak-anak yang tidak rela berpisah dengan Nami Island, maka kami pun tertinggal Gapyeong City Tour Bus. Itu berarti kami harus menunggu sekitar 25 menit lagi sambil kedinginan. Dan kami tidak sendirian menunggu bus. Rombongan anak muda dan keluarga muda Malaysia, kurang lebih 20 hingga 30 orang, juga sedang menunggu bersama kami. Dan dari gelagatnya mereka agak semaunya. Akhirnya bus yang ditunggu tiba juga. Kami agak susah masuk karena mereka memblok jalan masuk orang lain selain kelompok mereka, walaupun yang lain tidak antri. Dan saat ditegur dan ditanya oleh supir bus dari mana mereka, mereka mengatakan mereka adalah Indon. Hmm..... Ya sudah lah.

Perjalanan dari Nami Island menuju Petite France memakan waktu kurang lebih 25 menit dan jalanannya masih berkelok-kelok. Untungnya kami dapat tempat duduk walau di belakang, jadi anak-anak sempat tidur. Saat tiba di Petite France, kami menggunakan voucher dari KTOID untuk membeli tiket dewasa. Lumayan, dapat potongan 2.000 Won dari harga resmi (saat itu harga resmi tiket dewasa adalah 9.000 Won dan anak-anak 5.00 Won). Setelah selesai membeli tiket kami segera mencari toilet karena anak-anak kepingin ke toilet. 
Gunung dan sungai yang terlihat begitu hangat (cuma terlihat saja loh...)
Pemandangan di sekitar Petite France 
Suhu di Petite France sungguh sangat dingin. Walaupun matahari sudah mulai terasa panas, tetapi tetap saja kami merasa begitu dingin. Setelah menghangatkan diri dengan coklat hangat, kami pun mencoba mengelilingi tempat ini.
Pemukiman yang penuh dengan tangga dimana-mana
Seluruh bagian dipenuhi dengan salju 
Miniatur Menara Eiffel.
Walaupun sudah sering membaca review bahwa Petite France memang seperti namanya, Petite = mungil, namun kami cukup terkaget-kaget karena memang tempatnya betul-betul kecil. Bahkan tempat bertemunya Cheon Song Yi dan Do Ming Jun pun kecil sekali. Hebatnya saat di film terlihat begitu luas. The power of angle.
Pose wajib di Petite France
Do Min Jun Oppa.... 
Tidak banyak pertunjukkan yang ada di sini, karena suhu yang terlalu ekstrim. Kami lebih banyak menghabiskan waktu untuk masuk ke rumah-rumah yang ada. Petite France, perkampungan kebudayaan Perancis yang kecil, mempunyai banyak rumah-rumah yang mempunyai tema-tema berbeda. Beberapa dari rumah ini ada yang disewakan. Ada rumah yang bertema barang-barang antik Eropa, rumah orgel, rumah marionnette, rumah boneka, rumah bermain, rumah dengan kamar khusus anak perempuan, rumah dengan kamar khusus anak laki-laki, dan sebagainya.
Kumpulan hiasan kuno.
Marionette yang tidak begitu seram. Yang lainnya seram soalnya.
Permainan yang sering dimainkan anak-anak di Perancis. 
Tidak banyak yang dapat dinikmati di tempat ini. Bahkan saat masuk ke dalam rumah-rumah tersebut, sebagian agak terkesan spooky. Dan mungkin karena musim dingin, maka tidak ada kegiatan dan untuk mengelilinginya pun kami sudah kedinginan. 
Orgel house.
Warna-warni yang cantik :)
Tetap berpose walau kedinginan.
Karena kami ingin melanjutkan ke Garden of Morning Calm, maka kami pun kembali ke tempat pemberhentian bus. Untungnya masih kosong. Tetapi tidak lama kemudian rombongan yang tadi bersama kami pun ikut mengantri dan seperti biasa, lebih agresif. Kali ini kami tidak mendapatkan tempat duduk. Terbayang 50 menit menuju ke Garden of Morning Calm akan dihabiskan dengan berdiri dan udara yang pengap karena banyaknya yang ada di dalam bus ini. Dan karena kakak yang menghadap ke belakang dan jalan yang berkelok plus layering yang dikenakannya, kakak mulai pucat dan mengeluh pusing. Berbeda dengan penduduk setempat yang akan memberikan bangku saat melihat anak-anak berdiri, rombongan turis ini cuek. Akhirnya kami memutuskan untuk berhenti di stasiun terdekat, yaitu stasiun Cheongpyeong, dan naik kereta kembali ke Myeongdong. Kami pun mengubah rencana dengan menikmati suasana malam di Myeongdong dan mencoba mencari tax refund untuk teman yang menitipkan belanjaannya.

Apa kesimpulan dari kunjungan kami di Petite France? Bagi yang belum pernah ke sana, jika memang berkeliling daerah Gapyeong, ya boleh deh dikunjungi. Berbeda dengan Nami Island yang rasanya layak dikunjungi beberapa kali, Petite France rasanya cukup sekali saja.
Lampu-lampu ini pasti akan terlihat cantik di malam hari.
Next: Day 7: Lotte World!!

Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami di Seoul, silakan klik link berikut ini.

Sekilas Informasi
Petite France
616-2, Gosung-Ri Gapyeong-Gun, Gyeonggi-do
Jam operasional: 09.00 – 18.00
HTM (per Juni 2018):
10.000 KRW untuk dewasa,
8.000 KRW untuk remaja,
6.000 KRW untuk anak-anak
Cara menuju ke sana: Dengan Gapyeong City Tour Bus.


Thursday, June 21, 2018

Day 6: Snowman Village at Nami Island


Day 6...
Tak terasa kami sudah mendekati hari-hari terakhir liburan kami di Seoul. Setelah bermain di museum, Seoullo, dan Lotte Mart kemarin, hari ini kami akan menyelesaikan misi yang tertunda karena kaki yang terkilir, yaitu jalan-jalan ke Nami Island, Petite France, dan Garden of Morning Calm. Dan di hari keenam ini, suhu di Seoul ini semakin dingin.   

Awalnya kami tidak pernah berencana ke Nami Island. Menurut kami, pulau yang satu ini hanya terkenal karena film Winter Sonata, saat Choi Ji Woo dan Bae Yong Jun bertemu. Saya memang senang sekali dengan kedua tokoh tersebut, tetapi anak-anak pasti tidak mengerti. Jadi dari awal membuat planning pun kami tidak memasukkan kunjungan ke pulau ini ke dalam agenda kami.

Namun pikiran ini berubah setelah membaca review di TripAdvisor. Katanya di Nami Island anak-anak dapat bermain salju betulan. Hmm....memang itu salah satu tujuan kami berlibur di cuaca yang ekstrim ini kan. Selidik punya selidik, ternyata ini adalah pertama kalinya Nami Island mengadakan Snowman Village. Jadi memang di sana akan ada snowsled, ukiran dari es, dan tentunya aktivitas-aktivitas lainnya. Dan ternyata Nami Island mempunyai taman yang termasuk taman ramah anak ke 14 dari UNICEF dan yang pertama di Korea. Maka Nami Island pun langsung masuk ke agenda kami. 

Ada beberapa cara untuk menuju ke Nami Island. Kami memilih cara yang paling murah, yaitu dengan naik metro atau mrt. Karena hostel yang kami tempati, Step Inn Myeongdong, berada di tengah-tengah Myeongdong, maka kami mengambil rute melalui line 2 karena tidak perlu terlalu banyak transit. Rute kami adalah:
1. Dari Euljiro 1-ga, ambil line 2 (hijau) menuju stasiun Wangsimni
2. Dari stasiun Wangsimni, ambil line Jungang menuju stasiun Mangu
3. Dari stasiun Mangu ambil line Gyeongchun menuju stasiun Gapyeong.

Sekitar jam setengah tujuh pagi kami memulai perjalanan kami. Diluar masih gelap, karena matahari baru akan terbit mendekati jam delapan. Perjalanan menuju stasiun Euljiro 1-ga terasa dingin sekali. Memang sebelum kami jalan, ramalan cuaca mengatakan hari ini suhu tertinggi di wilayah Myeongdong hanya -12 celcius dan suhu terendahnya -17 celcius, yang terasa seperti -20 celcius (di Nami Island adalah -10 celcius hingga -21 celcius). Air yang ada di jalan saja sampai membeku. Walaupun demikian, ternyata banyak sekali wisatawan yang akan berkunjung ke Nami Island. Saat kami pergi saja sudah ada banyak rombongan anak muda dari Malaysia dan cukup ramai (namanya juga anak muda).
Platform yang penuh dengan salju
Salju sudah menutupi rumah-rumah dan jalanan.
Saat sampai di stasiun Mangu, arah untuk menuju platform mulai membingungkan. Dan sepertinya kami tidak sendirian kebingungan karena ada tiga turis muda Malaysia yang mengikuti kami dengan gelagat bingung juga. Akhirnya kami berhasil menemukan platform menuju stasiun Gapyeong. Sayangnya kereta masih 15 menit lagi, sementara kami sudah kedinginan. Untungnya kami membawa termos air panas dan cemilan untuk mengusir rasa dingin ini (di Korea diizinkan makan di area platform asal tidak berantakan). Tiga turis Malaysia ini pun tersenyum sambil kedinginan melihat Duo Lynns sibuk meminta air hangat. Kami pun berkenalan. Ternyata ketiga auntie ini mengira kami orang lokal yang lama di luar karena bahasa Inggris anak-anak sangat bule. Dan saat kami mengatakan kami dari Indonesia, mereka dengan senyum semakin merekah pun langsung berkata 'sama-sama dari Jiran'.
Berusaha melawan dingin....
Dari stasiun Mangu, kami naik mrt menuju stasiun Gapyeong. Dari stasiun Gapyeong, kami berencana untuk naik Gapyeong City Tour Bus. Gapyeong City Tour Bus ini seperti hop on hop off bus, yang melalui tempat-tempat wisata. Kita cukup membayar dan menyimpan tiketnya, setelah itu kita bisa naik turun di pemberhentian-pemberhentian yang ditetapkan. Nah, karena mereka hanya lewat di waktu-waktu tertentu, maka kita harus memperhitungkan dengan seksama supaya tidak membuang waktu karena tertinggal bus (time table-nya ada di link berikut).

Perjalanan dari stasiun Gapyeong menuju Nami Island hanyalah 15 menit dan pemandangannya pun indah, penuh dengan salju dimana-mana. Namun memang jalanannya cukup berkelok-kelok. Kami pun akhirnya sampai di dermaga. Dari dermaga ini kami harus menyeberang ke Pulau Nami.

Ada dua cara untuk menyeberang ke Nami Island. Yang pertama adalah dengan naik ferry. Dan yang kedua dengan menggunakan zip wire.  Apa perbedaannya? Ferry rasanya semua orang sudah tahu, yaitu kapal kecil yang dapat membawa banyak penumpang. Sedangkan dengan zip wire, kita diajak menyeberang di udara. Jadi sambil menyeberang sambil melihat pemandangan. Kalau dengan ferry, waktu menyeberang hanya sekitar 5 menit. Kalau dengan zip wire, waktu menyeberang hanyalah 3 menit. Cuma zip wire ini mahal, antrinya panjang dan kalau musim dingin sudah pasti seakan membeku. Kami memilih naik ferry, lebih efisien bagi kami. 
Atas: dengan zip wire, bawah: dengan ferry.
Nami Island sebetulnya hanyalah pulau independen. Namun mereka menyebut Nami Island sebagai republik yang lengkap dengan deklarasi, bendera, dan lagu kebangsaan. Dengan demikian, masuk ke tempat ini pun harus menggunakan visa alias biaya masuk. Visa ini pun sudah terangkum dalam biaya naik ferry ataupun zip wire.
Untuk yang kedinginan, ada perapian. Bahkan snowman kecil juga ikut menghangatkan badan.
Deretan patung snowman mancanegara yang menyambut kami.
Udara yang luar biasa dingin menyambut kami saat sampai di pulau cantik ini. Namun anak-anak seakan lupa dengan udara dingin karena melihat Snowman Village dan bukit untuk bermain snowsled. Mereka segera naik ke atas bukit sambil menarik papan luncur dengan penuh semangat. 
Inilah Snowman Village
Beautiful ice carving
Area snowsled
Setelah hampir 15 menit di sana dan kami sudah kedinginan, kami mengajak anak-anak untuk mencari coklat hangat di salah satu café yang ada di sana. Buat fakir Wi-Fi seperti kami, di sini banyak sekali area free Wi-Fi. Jadi sambil menghangatkan badan, kami sempat memeriksa suhu setempat. Ternyata suhu di sana adalah -19 celcius dengan rasa -24 celcius. Tidak heran tangan terasa kaku.
The nearest cafe, Nami Island Cafe.
Duo Lynns puas main salju :)
Untuk yang punya banyak waktu, tentunya dapat mengitari pulau ini dengan santai. Namun jika terbatas waktunya, jalanlah dari jalan utama yang dipenuhi dengan deretan pohon pinus hingga deretan pohon gingko, lalu ke deretan pohon metasequoia atau giant redwood, dan melewati taman yang ada patung Winter Sonata
Pose wajib di deretan pohon pinus
Peta Nami Island
Mendekati waktu makan siang, kami berjalan menuju Yeon Ga Lunch Box. Tempat makan ini berada di bangunan yang cukup besar dan seperti hall. Di bagian luarnya terdapat playground yang menarik. Andaikan suhu tidak seekstrim ini, kami pasti akan mengizinkan anak-anak bermain. Kami masuk ke dalam dan melihat-lihat. Di bagian dalam terdapat perpustakaan dan indoor playground. Melihat ini tidaklah heran kalau Nami Island disebut sebagai tempat yang children friendly
Children Library with indoor playground
Yeon Ga Lunch Box merupakan salah satu tempat makan yang berada di luar gedung ini. Tempatnya yang agak dibelakang membuat Yeon Ga agak susah ditemukan. Saat kami masuk, tempat ini dipenuhi dengan foto-foto pemain Winter Sonata, termasuk foto almarhum Park Yong Ha, seakan membuat lagu My Memory yang dinyanyikan oleh Ryu terngiang-ngiang di telinga. Menu di tempat ini cukup sederhana dan merakyat, dan harganya pun termasuk paling bersahabat dibanding resto lain di area ini. Kami memesan lunch box mereka yang terkenal dan juga pajeon. 
Air yang membeku karena suhu yang luar biasa dingin.
Makanan yang kami pesan dengan suasana lokasi shooting tahun 2002.
Setelah perut terisi makanan, kami berjalan lagi menuju barisan pohon gingko dan metasequoia lane. Perjalanan kami berlanjut menuju taman kecil yang diisi dengan patung Winter Sonata. Dengan mengitari area ini, kami kembali sampai ke depan ke bukit yang dipenuhi dengan snowsled. Dan tentunya sudah dapat ditebak, anak-anak ini kembali bermain dengan papan luncur di sini.
Jalanan dipenuhi salju.
Om dan tante yang kuat dingin kata adik =D
Karena mengejar bus yang akan datang pukul 13.25, kami pun menghentikan kesenangan anak-anak dengan snowsled. Seperti tidak rela rasanya. 
Autumn in winter
Hal yang tidak kami sangka, kunjungan ke Nami Island menjadi highlight dari liburan kami ini. Dan ajaibnya, ini adalah pertama kalinya mereka membuat Snowman Village, seakan menjawab doa yang dinaikkan oleh mulut-mulut mungil ini setiap hari.
She said: "God answered our prayer".
Mamanya sampai terharu melihatnya.
Gak rela pulang, tetap minta foto sambil menunggu ferry.
Before: Cara Menuju ke Nami Island
Next: Petite France yang Mungil

Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami di Seoul, silakan klik link berikut ini.

Nami Island
http://namisum.com/en/
Cara menuju ke sana: silakan klik link berikut.
Biaya Visa dan masuk ke Nami Island:
Dengan Ferry
Jam operasional: 07.30 - 21.40
Dewasa 10.000 won
Remaja dan Senior: 8.000 won
Anak-anak dan visitor yang masuk diatas pukul 18.00 : 4.000 won

Dengan Zip Wire
Jam operasional: 09.00 - 19.00
Biaya 38.000 won
Info lengkap tentang penggunaan fasilitas lainnya, silakan klik link berikut ini.
Tertinggal bus, alhasil foto kembali di area parkiran.