Tuesday, October 23, 2018

Tips Menggunakan Public Transport di Seoul

”Kemarin jalan-jalan ke Seoul itu sendiri?””Wah, berani juga ya jalan sendiri bawa anak-anak untuk pergi ke negara orang.”
Celetukan-celetukan seperti itu sering saya dengar saat teman-teman bertanya tentang jalan-jalan ke luar negeri. Sebagian cukup aneh takjub saat mendengar kami selalu membawa anak-anak saat kami jalan-jalan, apalagi keluar negeri dan sendiri alias tidak gabung dengan tour dan travel. Dan biasanya mereka pun takut ngeteng alias jalan sendiri karena takut kesasar saat bawa anak-anak jalan. Pemikiran seperti itu memang wajar, apalagi kalau membawa anak-anak. Kebanyakan takut anaknya rewel saat naik transportasi umum.

Tetapi bagi kami, naik turun transportasi umum di negara orang itu sangat seru. Anak-anak pun senang saat diajak naik transportasi umum. Saat  kami ke Seoul pun kami menambah pengalaman kami, selain naik turun MRT, dengan naik turun bus umum. Selain karena harganya yang murah, kami dapat melihat langsung dan berinteraksi dengan masyarakat setempat, bahkan disangka sebagai orang lokal. Pengalaman seperti ini belum tentu didapatkan jika kami menggunakan tour atau travel ataupun taksi.

Ada beberapa tips saat menggunakan alat transportasi umum di Seoul.
1. Gunakan kartu transport untuk mempermudah kita dalam berkendaraan.
Di Seoul ada banyak pilihan kartu transportasi yang dapat mempermudah kita untuk naik turun transportasi umum. Adayang namanya T-Money, Cashbee, Discover SeoulPass, dan Seoul City Pass+. Bedanya apa?
T Money 
T-Money adalah kartu transportasi yang bisa digunakan sebagai alat membayar taksi, kereta dan beberapa supermarket. Kartu ini dapat dibeli di stasiun ataupun supermarket. Hampir mirip seperti ez link di Singapura atau octopus card di Hong Kong. Keuntungan menggunakan T-Money adalah potongan 100 won (kurang lebih Rp 1.200,00) saat menggunakan kendaraan umum. Lalu dengan T-Money, kita tidak perlu mencari mesin untuk membeli tiket dan mencari mesin untuk me-refund tiket. Efisiensi waktu jadinya. Cashbee hampir sama dengan T-Money, hanya saja dikeluarkan oleh perusahaan yang berbeda.
 
Discover Seoul Pass. Sumber foto: visit korea.
SedangkanDiscover SeoulPass, Seoul City Pass+ merupakan gabungan dari T-Money dan tiket masuk atau potongan diskon ke beberapa tempat wisata. Biasanya mereka menawarkan paket 1 hari atau 2 hari masuk secara bebas ke tempat-tempat wisata atau mendapatkan potongan di beberapa tempat wisata. Bagi yang memang mau menghabiskan waktu berkeliling Seoul dalam 1 hari, maka memiliki kartu-kartu ini akan sangat membantu.

Bagaimana dengan kami? Kami memilih menggunakan T-Money. Kami membelinya di toko buku di airport. Harga dari kartu T-Money adalah 2.500 won. Itu harga kartu saja. Untuk menggunakannya harus top up lagi. Top Up kartu ini pun lumayan mudah. Dapat melalui counterdi subway, atau ke supermarket.

Jika sudah tidak digunakan lagi, nilai nominal yang ada di kartu tersebut bisa di refund tetapi dikenai biaya 500 won dan kartunya tidak bisa diganti uang, tidak seperti octopus card. Kartu menjadi milik kita. Ya anggap saja kenang-kenangan atau suvenir. Dan kalau ke Korealagi (siapa tahu ada kesempatan berikutnya), kartu ini bisa digunakan lagi. Oya, untuk anak-anak, selama dibawah 7 tahun dihitung gratis loh.

2. Pelajari sistem metro subway yang ada.
Seoul Subway Map.
Bagi yang sudah pernah jalan-jalan ke Singapore, pastinya tidak asing dengan yang namanya MRT atau Metro Subway. Di Seoul sendiri ada 9 line dan kurang lebih 10 line lintas wilayah yang dikenali dengan warna yang berbeda. Yang membuat sedikit berbeda adalah karena MRT sudah lama ada di Seoul, terkadang susah mencari eskalator atau lift di MRT. Dan terkadang di beberapa stasiun persimpangan, platform antara line yang satu dengan yang lainnya lumayan jauh. Jadi siapkan tenaga untuk berjalan

Selain memelajari sistem metro subway yang ada, ada baiknya jika kita juga mengetahui jam-jam sibuk alias rush hour-nya. Seperti lalu lintas yang padat di Jakarta, pukul 07.00 – 08.00 dan 18.00 – 19.00 merupakan jam-jam dimana subway sangat padat. Walaupun demikian, kita masih dapat kelayapan pada jam-jam diatas, hanya saja kita juga harus mampu bergerak dengan cepat.

3. Pahami istilah dan kode yang ada di stasiun metro.
Petunjuk yang ada di setiap subway. Sumber foto: Seoulistic.com
Walau sistem metro di Seoul terlihat ribet jika belum pernah menaikinya, ternyata kode dan sistem yang ada cukup memudahkan. Biasanya di lantai platform terdapat segitiga dan ada dua angka di dalam segitiga tersebut. Angka pertama merupakan nomor gerbong dan angka kedua adalah nomor pintu. Misal 9-3, berarti tempat kita berdiri adalah gerbong kesembilan dan pintu ketiga. Apa sih fungsinya? Selain untuk membantu kita mengetahui di gerbong dan pintu mana kita berdiri, ternyata angka-angka ini membantu saat kita transfer dari satu lineke line yang lain.

Seperti yang tadi diutarakan, di Seoul ada begitu banyak line dan terkadang jarak tempuhnya lumayan. Nah biasanya ada beberapa aplikasi yang memberi tahu kita harus berdiri di pintu ke berapa dan gerbong berapa supaya kita tidak usah berjalan jauh saat transfer ke line lainnya.

4. Pelajari bus dan sistem bus yang ada
Bus di Seoul
Bus di Seoul dibedakan berdasarkan empat warna. Bus berwarna biru beroperasi menghubungkan stasiun subway dengan rute biru seperti perumahan. Bus dengan warna hijau beroperasi antara distrik satu dengan yang lainnya di kotayang sama atau jarak dekat. Bus dengan warna kuning berarti circular bus, seperti bus yang digunakan saat menuju N Seoul Tower. Sedangkan bus dengan warna merah berarti bus ekspress, yang biasanya melayani rute antar kotaterdekat. Yang menariknya, jika kita baru saja menaiki subway lalu pindah ke bus (atau sebaliknya), harga yang dibayarkan bukan harga masing-masing (subway dan bus), tetapi ada potongan dari salah satu.

Salah satu hal yang mempermudah urusan naik bus di Seoul adalah di setiap halte bus disediakan nomor-nomor bus yang akan lewat halte tersebut dan berapa lama lagi bus tersebut akan tiba di halte tersebut. Jadi kita pun tahu berapa lama kita harus menunggu. Dan tentunya naiknya pun harus berbaris, tidak bisa main serobot.

5. Gunakan map yang dapat memetakan perjalanan, baik dengan bus, subway, ataupun berjalan kaki.
Kebiasaan kami saat traveling adalah mengetahui terlebih dahulu bagaimana cara menuju ke suatu tempat. Saat kami mau jalan-jalan ke Seoul, kami mengandalkan tiga sumber untuk melihat peta. Yang pertama adalah Google Map. Dengan Google Map, kita dapat mengetahui bus mana yang harus dinaiki, subway apa yang harus dinaiki. Namun kelemahan Google Map adalah ketidakmampuannya untuk memetakan perjalanan dengan berjalan kaki. Untuk mengatasi ini, kami menggunakan Rome2rio.com. Situs yang satu ini sangat bermanfaat jika kita mau berjalan dari suatu titik ke titik yang lainnya.

Sedangkan untuk mengetahui berapa besar biaya saat naik subway, lama perjalanan, lalu harus transit dimana dan gerbong dan pintu manakah yang mempermudah perpindahan jalur, kami biasa menggunakan Seoul Metro atau  smrt.co.kr. Dengan program ini kami mendapatkan gambaran sebelum kami menuju suatu tempat.

6. Download aplikasi untuk bus dan metro.
Aplikasi public transport di Metro.
Pada kunjungan kami yang kedua, karena lebih lama dibanding kunjungan yang pertama, maka kami pun men-download appyang mempermudah kami. Ada beberapa aplikasi yang kami download, yaitu Seoul Subway, Korea Subway Bus, dan Korea Tour. Keuntungan dari Korea Tour adalah dapat digunakan saat tidak ada koneksi internet.

7. Jangan malu untuk bertanya.
Seperti pepatah berkata:’malu bertanya sesat di jalan’, yang namanya jalan-jalan itu tidak boleh malu bertanya jika sudah bingung. Hal ini selalu kami terapkan. Memang akan mudah jika jalan-jalannya ke Negara tetangga yang mengerti bahasa Melayu dan Inggris. Bagaimana kalau penduduk setempat tidak mengerti bahasa Inggris?

Kata kuncinya adalah bertanyalah kepada orang, baik muda atau tua, biasanya mereka mengerti bahasa Inggris. Saat kami menuju Onemount, kami sempat bingung harus naik dari halte yang ada di tengah jalan atau yang di pinggir jalan. Kami pun bertanya kepada salah satu anak muda, dan dia pun bilang harus naik dari halte tengah jalan. Saat sudah di halte yang ada di tengah jalan pun kami bingung melihat rute bus nomor 80 berbeda dengan rute yang ada di catatan. Ternyata bus nomor 080 dan 80 itu berbeda. Untungnya supir bus, seorang ahjussi, mengerti saat kami bertanya.


Bagaimana jika sudah mempersiapkan, sudah bertanya tetapi tetap kesasar? Anggap saja kita sedang mengajak anak-anak berpetualang. Dan dari pengalaman kesasar, anak-anak pun akan menyadari kalau kesasar tidak usah panik. Tetap tenang dan cari jalan yang benar :)

Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami di Seoul, beserta tips dan informasi lainnya, silakan klik link berikut ini.

Thursday, June 21, 2018

Day 6: Snowman Village at Nami Island


Day 6...
Tak terasa kami sudah mendekati hari-hari terakhir liburan kami di Seoul. Setelah bermain di museum, Seoullo, dan Lotte Mart kemarin, hari ini kami akan menyelesaikan misi yang tertunda karena kaki yang terkilir, yaitu jalan-jalan ke Nami Island, Petite France, dan Garden of Morning Calm. Dan di hari keenam ini, suhu di Seoul ini semakin dingin.   

Awalnya kami tidak pernah berencana ke Nami Island. Menurut kami, pulau yang satu ini hanya terkenal karena film Winter Sonata, saat Choi Ji Woo dan Bae Yong Jun bertemu. Saya memang senang sekali dengan kedua tokoh tersebut, tetapi anak-anak pasti tidak mengerti. Jadi dari awal membuat planning pun kami tidak memasukkan kunjungan ke pulau ini ke dalam agenda kami.

Namun pikiran ini berubah setelah membaca review di TripAdvisor. Katanya di Nami Island anak-anak dapat bermain salju betulan. Hmm....memang itu salah satu tujuan kami berlibur di cuaca yang ekstrim ini kan. Selidik punya selidik, ternyata ini adalah pertama kalinya Nami Island mengadakan Snowman Village. Jadi memang di sana akan ada snowsled, ukiran dari es, dan tentunya aktivitas-aktivitas lainnya. Dan ternyata Nami Island mempunyai taman yang termasuk taman ramah anak ke 14 dari UNICEF dan yang pertama di Korea. Maka Nami Island pun langsung masuk ke agenda kami. 

Ada beberapa cara untuk menuju ke Nami Island. Kami memilih cara yang paling murah, yaitu dengan naik metro atau mrt. Karena hostel yang kami tempati, Step Inn Myeongdong, berada di tengah-tengah Myeongdong, maka kami mengambil rute melalui line 2 karena tidak perlu terlalu banyak transit. Rute kami adalah:
1. Dari Euljiro 1-ga, ambil line 2 (hijau) menuju stasiun Wangsimni
2. Dari stasiun Wangsimni, ambil line Jungang menuju stasiun Mangu
3. Dari stasiun Mangu ambil line Gyeongchun menuju stasiun Gapyeong.

Sekitar jam setengah tujuh pagi kami memulai perjalanan kami. Diluar masih gelap, karena matahari baru akan terbit mendekati jam delapan. Perjalanan menuju stasiun Euljiro 1-ga terasa dingin sekali. Memang sebelum kami jalan, ramalan cuaca mengatakan hari ini suhu tertinggi di wilayah Myeongdong hanya -12 celcius dan suhu terendahnya -17 celcius, yang terasa seperti -20 celcius (di Nami Island adalah -10 celcius hingga -21 celcius). Air yang ada di jalan saja sampai membeku. Walaupun demikian, ternyata banyak sekali wisatawan yang akan berkunjung ke Nami Island. Saat kami pergi saja sudah ada banyak rombongan anak muda dari Malaysia dan cukup ramai (namanya juga anak muda).
Platform yang penuh dengan salju
Salju sudah menutupi rumah-rumah dan jalanan.
Saat sampai di stasiun Mangu, arah untuk menuju platform mulai membingungkan. Dan sepertinya kami tidak sendirian kebingungan karena ada tiga turis muda Malaysia yang mengikuti kami dengan gelagat bingung juga. Akhirnya kami berhasil menemukan platform menuju stasiun Gapyeong. Sayangnya kereta masih 15 menit lagi, sementara kami sudah kedinginan. Untungnya kami membawa termos air panas dan cemilan untuk mengusir rasa dingin ini (di Korea diizinkan makan di area platform asal tidak berantakan). Tiga turis Malaysia ini pun tersenyum sambil kedinginan melihat Duo Lynns sibuk meminta air hangat. Kami pun berkenalan. Ternyata ketiga auntie ini mengira kami orang lokal yang lama di luar karena bahasa Inggris anak-anak sangat bule. Dan saat kami mengatakan kami dari Indonesia, mereka dengan senyum semakin merekah pun langsung berkata 'sama-sama dari Jiran'.
Berusaha melawan dingin....
Dari stasiun Mangu, kami naik mrt menuju stasiun Gapyeong. Dari stasiun Gapyeong, kami berencana untuk naik Gapyeong City Tour Bus. Gapyeong City Tour Bus ini seperti hop on hop off bus, yang melalui tempat-tempat wisata. Kita cukup membayar dan menyimpan tiketnya, setelah itu kita bisa naik turun di pemberhentian-pemberhentian yang ditetapkan. Nah, karena mereka hanya lewat di waktu-waktu tertentu, maka kita harus memperhitungkan dengan seksama supaya tidak membuang waktu karena tertinggal bus (time table-nya ada di link berikut).

Perjalanan dari stasiun Gapyeong menuju Nami Island hanyalah 15 menit dan pemandangannya pun indah, penuh dengan salju dimana-mana. Namun memang jalanannya cukup berkelok-kelok. Kami pun akhirnya sampai di dermaga. Dari dermaga ini kami harus menyeberang ke Pulau Nami.

Ada dua cara untuk menyeberang ke Nami Island. Yang pertama adalah dengan naik ferry. Dan yang kedua dengan menggunakan zip wire.  Apa perbedaannya? Ferry rasanya semua orang sudah tahu, yaitu kapal kecil yang dapat membawa banyak penumpang. Sedangkan dengan zip wire, kita diajak menyeberang di udara. Jadi sambil menyeberang sambil melihat pemandangan. Kalau dengan ferry, waktu menyeberang hanya sekitar 5 menit. Kalau dengan zip wire, waktu menyeberang hanyalah 3 menit. Cuma zip wire ini mahal, antrinya panjang dan kalau musim dingin sudah pasti seakan membeku. Kami memilih naik ferry, lebih efisien bagi kami. 
Atas: dengan zip wire, bawah: dengan ferry.
Nami Island sebetulnya hanyalah pulau independen. Namun mereka menyebut Nami Island sebagai republik yang lengkap dengan deklarasi, bendera, dan lagu kebangsaan. Dengan demikian, masuk ke tempat ini pun harus menggunakan visa alias biaya masuk. Visa ini pun sudah terangkum dalam biaya naik ferry ataupun zip wire.
Untuk yang kedinginan, ada perapian. Bahkan snowman kecil juga ikut menghangatkan badan.
Deretan patung snowman mancanegara yang menyambut kami.
Udara yang luar biasa dingin menyambut kami saat sampai di pulau cantik ini. Namun anak-anak seakan lupa dengan udara dingin karena melihat Snowman Village dan bukit untuk bermain snowsled. Mereka segera naik ke atas bukit sambil menarik papan luncur dengan penuh semangat. 
Inilah Snowman Village
Beautiful ice carving
Area snowsled
Setelah hampir 15 menit di sana dan kami sudah kedinginan, kami mengajak anak-anak untuk mencari coklat hangat di salah satu café yang ada di sana. Buat fakir Wi-Fi seperti kami, di sini banyak sekali area free Wi-Fi. Jadi sambil menghangatkan badan, kami sempat memeriksa suhu setempat. Ternyata suhu di sana adalah -19 celcius dengan rasa -24 celcius. Tidak heran tangan terasa kaku.
The nearest cafe, Nami Island Cafe.
Duo Lynns puas main salju :)
Untuk yang punya banyak waktu, tentunya dapat mengitari pulau ini dengan santai. Namun jika terbatas waktunya, jalanlah dari jalan utama yang dipenuhi dengan deretan pohon pinus hingga deretan pohon gingko, lalu ke deretan pohon metasequoia atau giant redwood, dan melewati taman yang ada patung Winter Sonata
Pose wajib di deretan pohon pinus
Peta Nami Island
Mendekati waktu makan siang, kami berjalan menuju Yeon Ga Lunch Box. Tempat makan ini berada di bangunan yang cukup besar dan seperti hall. Di bagian luarnya terdapat playground yang menarik. Andaikan suhu tidak seekstrim ini, kami pasti akan mengizinkan anak-anak bermain. Kami masuk ke dalam dan melihat-lihat. Di bagian dalam terdapat perpustakaan dan indoor playground. Melihat ini tidaklah heran kalau Nami Island disebut sebagai tempat yang children friendly
Children Library with indoor playground
Yeon Ga Lunch Box merupakan salah satu tempat makan yang berada di luar gedung ini. Tempatnya yang agak dibelakang membuat Yeon Ga agak susah ditemukan. Saat kami masuk, tempat ini dipenuhi dengan foto-foto pemain Winter Sonata, termasuk foto almarhum Park Yong Ha, seakan membuat lagu My Memory yang dinyanyikan oleh Ryu terngiang-ngiang di telinga. Menu di tempat ini cukup sederhana dan merakyat, dan harganya pun termasuk paling bersahabat dibanding resto lain di area ini. Kami memesan lunch box mereka yang terkenal dan juga pajeon. 
Air yang membeku karena suhu yang luar biasa dingin.
Makanan yang kami pesan dengan suasana lokasi shooting tahun 2002.
Setelah perut terisi makanan, kami berjalan lagi menuju barisan pohon gingko dan metasequoia lane. Perjalanan kami berlanjut menuju taman kecil yang diisi dengan patung Winter Sonata. Dengan mengitari area ini, kami kembali sampai ke depan ke bukit yang dipenuhi dengan snowsled. Dan tentunya sudah dapat ditebak, anak-anak ini kembali bermain dengan papan luncur di sini.
Jalanan dipenuhi salju.
Om dan tante yang kuat dingin kata adik =D
Karena mengejar bus yang akan datang pukul 13.25, kami pun menghentikan kesenangan anak-anak dengan snowsled. Seperti tidak rela rasanya. 
Autumn in winter
Hal yang tidak kami sangka, kunjungan ke Nami Island menjadi highlight dari liburan kami ini. Dan ajaibnya, ini adalah pertama kalinya mereka membuat Snowman Village, seakan menjawab doa yang dinaikkan oleh mulut-mulut mungil ini setiap hari.
She said: "God answered our prayer".
Mamanya sampai terharu melihatnya.
Gak rela pulang, tetap minta foto sambil menunggu ferry.
Before: Cara Menuju ke Nami Island
Next: Petite France yang Mungil

Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami di Seoul, silakan klik link berikut ini.

Nami Island
http://namisum.com/en/
Cara menuju ke sana: silakan klik link berikut.
Biaya Visa dan masuk ke Nami Island:
Dengan Ferry
Jam operasional: 07.30 - 21.40
Dewasa 10.000 won
Remaja dan Senior: 8.000 won
Anak-anak dan visitor yang masuk diatas pukul 18.00 : 4.000 won

Dengan Zip Wire
Jam operasional: 09.00 - 19.00
Biaya 38.000 won
Info lengkap tentang penggunaan fasilitas lainnya, silakan klik link berikut ini.
Tertinggal bus, alhasil foto kembali di area parkiran.

Tuesday, June 12, 2018

Cara Menuju ke Nami Island


Bagi para penggemar drakor, pasti sudah tidak asing lagi mendengar nama Nami Island. Nami Island, atau Republik Naminara, merupakan salah satu tempat yang ada dan terkenal dan biasanya selalu dikunjungi. Nami Island ini awalnya hanyalah tempat yang terbentuk sebagai hasil konstruksi dari bendungan Cheongpyeong. Pulau kecil yang mempunyai keliling sepanjang 5 km ini terletak di wilayah Chuncheon-si, propinsi Gangwondo.

Nami Island saat musim dingin
Jalanan yang selalu ramai dengan turis.
Kata Nami berasal dari nama salah satu jenderal yang dimakamkan di pulau ini, yaitu jenderal Nami. Jenderal Nami merupakan tokoh pahlawan terkenal dalam sejarah Korea. Jenderal ini terkenal sebagai pahlawan yang sangat berani di medan pertempuran, dan meninggal dalam usia muda yaitu 26 tahun.
Sambutan dalam berbagai bahasa.
Pulau ini dulunya tidak begitu terkenal. Namun sejak film Winter Sonata booming, tempat ini menjadi terkenal. Choi Ji Woo dan Bae Yong Jun berhasil membuat orang jadi penasaran untuk melihat lokasi dari film Winter Sonata ini. Namun terlepas dari film Winter Sonata, tempat ini memang menarik untuk dikunjungi, dalam setiap musim yang berbeda.
Para pemeran Winter Sonata :)

Karena lokasinya yang hanya berjarak 63 km dari Seoul, banyak orang melakukan day trip menuju Nami Island. Rutenya pun cukup mudah, yaitu dari Seoul menuju ke dermaga terlebih dahulu, baru setelah itu dari dermaga menuju pulau Nami.

Dari Seoul menuju Dermaga Namiseom
1. Dengan memilih paket day trip melalui travel agent.
Banyak travel yang menawarkan paket untuk mengunjungi pulau yang cantik ini secara online, baik hanya ke Nami Island atau paket mengunjungi tempat wisata di sekitarnya. Kita tinggal menuju tempat kumpul atau ada beberapa yang mau menjemput kita di tempat kita menginap, lalu duduk manis di van hingga tempat tujuan dan mengikuti jadwal dari mereka. Tentunya dengan memilih yang ini kita lebih tidak lelah di jalan, namun ya harganya juga tidak murah.
Snowman yang siap menyambut di pintu masuk.
2. Dengan menggunakan shuttle bus
Cara yang paling mudah berikutnya adalah dengan menggunakan shuttle bus. Pihak Nami Island menyediakan shuttle bus di jam-jam tertentu di beberapa lokasi seperti Insadong, Namdaemun, dan Myeongdong. Dari lokasi yang ditentukan kita akan diantar hingga tempat tujuan. Kita dapat memilih mau one way (7.500 won untuk orang dewasa) atau mau round trip (15.000 won untuk orang dewasa). Untuk tempat dan paket yang ada, silakan buka link berikut.

Deretan pohon-pohon yang seakan menyambut kita
3. Dengan menggunakan kereta.
Cara yang termurah adalah dengan menggunakan kereta. Jika kita menggunakan kereta, maka rute yang kita gunakan adalah dari Seoulmenuju stasiun Gapyeong terlebih dahulu, baru setelah itu kita naik bus atau taxi menuju dermaga. Ada dua cara untuk menuju stasiun Gapyeong, yang pertama dengan menggunakan ITX - Cheongchun dan yang kedua dengan menggunakan subway Gyeongchun line menuju stasiun Gapyeong.

Menuju Stasiun Gapyeong
ITX – Cheongchun
ITX atau Intercity Train Expressmerupakan kereta ekspress yang menghubungkan Seoul dengan kota-kota lainnya di sekitar Seoul. Karena namanya express, berarti secara waktu tempuh akan lebih cepat dibandingkan menggunakan kereta metro pada umumnya. Tidak semua stasiun dilalui oleh kereta express ini. Untuk menuju ke stasiun Gapyeong, kita harus naik dari stasiun Yongsan atau stasiun Cheongnyangni. Jika kita memilih stasiun Yongsan, maka waktu tempuh menuju stasiun Gapyeong adalah 55 menit dengan biaya 5.200 won untuk dewasa dan 2.600 won untuk anak-anak. Sedangkan jika kita memilih naik ITX dari stasiun Cheongnyangni, waktu tempuh menuju stasiun Gapyeong adalah 40 menit dengan biaya 4.300 won dan 2.100 won untuk anak-anak. Biaya dan waktu ini belum termasuk biaya dari stasiun awal menuju stasiun Yongsan ataupun stasiun Cheongnyangni.
Untuk memesan tiketnya, dilakukan secara online di website resmi mereka.

Subway line Gyeongchun
Dibanding dengan naik ITX, cara yang ini akan lebih lama dan lebih ribet sedikit karena kita harus naik turun kereta dari stasiun awal hingga stasiun Gapyeong. Waktu tempuhnya kurang lebih 1,5 jam (dari stasiun awal) dan biayanya berkisar 2,250 won untuk dewasa dan 900 won untuk anak-anak.

Dari Stasiun Gapyeong menuju Dermaga
Dari stasiun Gapyeong, ada dua cara untuk menuju dermaga. Yang pertama adalah dengan menggunakan taksi, kurang lebih 4.000 – 5.000 won. Yang kedua dengan menggunakan Gapyeong City Tour Busdengan harga tiket 6.000 won untuk dewasa dan 4.000 won untuk anak-anak. Gapyeong City Tour Bus merupakan hop on hop off bus untuk tempat-tempat wisata disekitar Gapyeong, seperti Petite France dan Garden of Morning Calm. Jadi jika memang tujuannya sekalian mampir ke tempat-tempat tersebut, lebih baik menggunakan Gapyeong City Tour Bus.
Time table dari Stasiun Gapyeong menuju Morning Calm
Time table dari Morning Calm menuju Stasiun Gapyeong.
Dari cara-cara diatas, kita dapat memilih alat transportasi mana yang enak digunakan sesuai budget dan jumlah orang yang ikut. Tentunya ada harga ada kualitas. Kami memilih menggunakan kereta biasa menuju stasiun Gapyeong. Alasannya sederhana, dari tempat kami menginap, total waktu tempuh perjalanan hanya berbeda 15 menit dari kereta expressnamun harganya bisa beda dua hingga tiga kali lipat (belum lagi dikali jumlah orang). Apalagi dari tempat kami menginap, kami tetap harus naik turun kereta sebanyak tiga kali jika kami harus melalui Cheongnyangni.
Air mancur yang membeku saat musim dingin.
Karena hostel yang kami tempati, Step Inn Myeongdong, berada di tengah-tengah Myeongdong, maka kami mengambil rute melalui line 2 terlebih dahulu. Rute kami adalah:
1. Dari Euljiro 1-ga, ambil line 2 (hijau) menuju stasiun Wangsimni
2. Dari stasiun Wangsimni, ambil line Jungang menuju stasiun Mangu
3. Dari stasiun Mangu ambil line Gyeongchun menuju stasiun Gapyeong.
Walaupun harus turun naik kereta, namun anak-anak tetap senang. Petualangan naik turun kendaraan umum selalu menyenangkan bagi mereka. :)
Ferry menuju Nami Island
Next: Snowman Village di Nami Island 
Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami di Seoul, silakan klik link berikut ini.


Bahkan tempat sabunnya pun cute banget...