Saturday, February 8, 2020

Baby's Day Out


Happy New Year everyone!
Setelah sekian lama tidak menulis, akhirnya muncul juga postingan ini. Banyak petualangan yang ingin didokumentasikan, apa daya waktu tidak memadai. Hal ini dikarenakan ada yang ingin bergabung dalam petualangan kami. 

Ya, akhir tahun lalu anggota keluarga kami bertambah. Ada Baby Lynns yang juga ingin ikut jalan-jalan. Dan tentu saja kami juga senang dengan bertambahnya peserta kelayapan kami =D

Diawal tahun ini, kami pun mengadakan Baby Day's Out. Awalnya sih karena kebiasaan setiap tanggal 1 kami selalu kelayapan ke mall untuk melihat dekorasi natal. Maka seperti tahun-tahun sebelumnya, kami pun merencanakan untuk melihat dekorasi natal di mall. Tiba-tiba Papa punya ide untuk mengajak oma dan opa mencoba MRT. Mumpung orang-orang sedang istirahat setelah tahun baruan. 

Rupanya tahun baru kali ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Hujan sudah mengguyur Jakarta dari sejak malam. Kami pun waswas takut MRT kebanjiran. Untungnya walaupun banyak berita banjir di sana-sini, MRT tetap beroperasi seperti biasa. 
Mesin tiket yang sudah mulai dapat digunakan.
Kami memilih naik dari Stasiun Blok M. Stasiun MRT Blok M berintegrasi dengan Blok M Plaza sehingga kami tidak perlu takut kehujanan. Tujuan kami adalah stasiun Istora. Stasiun Istora merupakan stasiun yang dekat dengan Pacific Place. Kalau tadi platform stasiun Blok M berada di atas, maka platform stasiun Istora berada di bawah tanah. Jadi opa bisa merasakan saat MRT diatas dan saat MRT di bawah tanah.
Buat yang mau beli ini-itu, bisa ke sini juga.
Saat kami tiba di Stasiun Istora, ternyata sudah waktu menyusu si kecil. Kami pun mencari ruang menyusui. Ruang menyusui terletak di dekat toilet dan ruang P3K. Awalnya kami menyangka bahwa ruang menyusui hanya ruang kecil saja. Ternyata ruang menyusuinya cukup besar, bersih, dan nyaman. Two thumbs up deh pokoknya. Semoga bertahan kebersihannya, ya.
Changing Station.
Setelah menyusui, kami kembali lagi naik kereta menuju Stasiun Blok M. Berbeda dengan pagi hari yang tidak begitu ramai, nampaknya sudah banyak orang yang bangun dan beraktivitas dengan menggunakan MRT. Kereta yang kami naiki pun lebih ramai dan banyak yang berdiri.
Berpose dulu sambil menunggu kereta tiba.
Tujuan kami berikutnya adalah melihat dekorasi natal bertema BT21 di Senayan City. Apa sih BT21? BT21 merupakan nama dari 8 karakter yang dibuat oleh BTS, group boyband asal negeri ginseng. Karakter ini diciptakan oleh BTS dan Line pada tahun 2017 silam. 8 karakter itu adalah Koya (RM), RJ(Jin), Shooky (Suga), Mang (J-Hope), Chimmy (Jimin), Tata (V), Cooky (Jungkook), dan robot Van.
Sally The Duck
Berfoto dengan Koya
Angkat beban dengan Cooky.
Adik pun ikut foto walaupun tidur.
Kok bisa tahu? Anak-anak mendengar cerita dari teman-teman lesnya. Jadi, siapa bilang anak homeschool kuper =D
Abaikan muka mereka...
Yang ini namanya Tata.
Setelah puas berfoto disetiap spot yang ada, kami pun makan siang di Burger King. Dan karena waktunya si kecil menyusu tiba (namanya juga bayi baru lahir, kerjaannya menyusu dan tidur), kami pun pergi ke ruang nursery mereka. Dibanding saat kakak masih kecil, Senci kini mempunyai ruang nursery istimewa. Di sini ada tiga bilik untuk menyusui dan empat changing station. Bahkan di sini disediakan breast pump medela jika si ibu ingin memompa tetapi lupa membawa pompa. Selain itu disediakan juga kulkas untuk menyimpan asip sementara si ibu ingin berkeliling mall. Luar biasa, bukan?
Bergaya imut seperti Chimmy.
Bahkan mereka (BT21) pun punya locker.
Semua karakter BT21 ada di pohon natal ini loh.
Pemberhentian kami berikutnya adalah Pacific Place. Tema dekorasi natal tahun ini adalah Pink Paradise. Karena temanya pink, maka pohon natalnya pun berwarna pink. Jika diamati, pohon natal ini disusun dari ban renang flamingo. Dengan kata lain, Pink Paradise merupakan dekorasi dengan nuansa flamingo yang berwarna pink.

Pink Paradise dari atas.
Pohon natal pink dengan dua flamingo di depannya=D
Flying Flamingo
Walaupun bernuansa pink, tetapi warna pink-nya tidak membosankan dan tidak norak. Bahkan adik yang tidak begitu suka warna pink juga tetap semangat berfoto di setiap spot yang disediakan.
Spot wajib di PP
Another beautiful spot.
Pose mirip flamingo kata adik.
Selesai sudah acara Baby's Day Out kami. Walau tidak selama biasanya, menyesuaikan dengan si kecil, namun cukup menghibur oma opa di awal tahun ini. Next time, petualangan kita akan lebih seru ya, nak :)


Thursday, December 20, 2018

Transportasi dari Kuala Lumpur ke Melaka



Melaka merupakan salah satu kota yang terkenal sebagai salah satu tempat wisata. Sebagai negara yang menjadi tempat berpadunya kebudayaan barat dan timur, Melaka menjadi menarik untuk dikunjungi. Sayangnya tidak ada pesawat yang langsung menuju kota Melaka ini. Pilihan yang terdekat adalah transit ke Kuala Lumpur dan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan alat transportasi darat.

Menuju Melaka dari KLIA (dan sebaliknya)
Bagi para turis yang ingin langsung menuju Melaka langsung dari bandara, ada dua pilihan kendaraan yang dapat digunakan. Yang pertama adalah dengan menyewa mobil. Tentunya akan lebih nyaman namun biayanya pun lumayan.

Yang kedua adalah dengan menggunakan bus umum. Satu-satunya bus umum yang ada adalah bus Transnasional. Bus ini cukup nyaman dan tentunya harganya bersahabat di kantong. Untuk orang dewasa, harga tiket bus menuju Melaka Sentral adalah 24.1 RM dan harga tiket untuk anak-anak adalah 18 RM. Lama perjalanan dari KLIA atau KLIA2 menuju Melaka kurang lebih 2.5 jam.
Transnasional bus. Sumber foto: klia2.info
Untuk menuju bandara langsung dari Melaka, disarankan lebih baik membeli tiket terlebih dahulu supaya tidak repot dan dapat memilih jam yang diinginkan.

Menuju Melaka dari Downtown (dan sebaliknya)
Untuk menuju Melaka dari downtown, kita harus mengetahui terminal manakah yang melayani transportasi antar negara bagian. Berbeda dengan saat datang ke KL kita akan berhenti di terminal KL Sentral, untuk menuju ke Melaka kita harus naik bus dari TBS atau Terminal Bersepadu Selatan. TBS merupakan salah satu terminal besar. Di TBS segala tujuan menuju negara bagian atau negara tetangga pun ada.

Yang menarik dari TBS, terminal ini berintegrasi dengan stasiun LRT Bandar Tasik Selatan atau BTS. BTS terletak di lajur LRT laluan Sri Petaling. Jadi untuk menuju ke TBS, kami hanya perlu naik LRT ke stasiun BTS lalu menyeberang ke TBS untuk menaiki bus. Karena hotel kami dekat dengan stasiun Masjid Jamek, maka kami hanya perlu naik LRT menuju stasiun Putra Heights dan berhenti di BTS. Dari sana kami berjalan menuju TBS. Sepanjang jembatan penyeberangan cukup banyak pengemis (termasuk pengemis bule) dan penjual barang walaupun ada tulisan dilarang menjajakan barang atau meminta-minta. Pemandangan yang cukup membingungkan anak-anak.
TBS yang penuh orang.
Awalnya kami berpikir bahwa proses pembelian tiket akan cepat. Namun kami baru sadar bahwa saat kami pergi adalah hari Deepavali yang merupakan hari libur nasional. Jadinya TBS pun penuh dengan turis domestik dan turis internasional. Untungnya sistem penjualan tiket yang digunakan di BTS ini lumayan canggih. Kami dapat membeli tiket dari loket manapun karena sistem penjualan tiket ini online. 
Counter tiket.
Berbeda dengan pembelian tiket dari KLIA menuju KL Sentral ataupun Melaka, anak-anak harus membeli tiket dewasa karena kami adalah turis. Harga tiket dewasa ini 11.40 RM dan bus akan berhenti di Melaka Sentral. Berhubung waktu sudah mendekati makan siang, maka kami memilih bus Mayangsari yang jalan pukul 12.30. Oleh petugas di loket, kami diminta untuk menuju gate di sebelah kanan bagian ticketing. Kami pun mampir sebentar ke Seven Eleven untuk membeli makanan, biar bisa makan sambil menunggu bus.
Ruang tunggu di lantai bawah.
Yang paling menarik di BTS ini adalah ruang tunggunya. Bayangan saya, ruang tunggunya ya sama seperti ruang tunggu terminal di Indonesia pada umumnya, yaitu duduk di bangku di depan nomor lajur bus. Namun saat kami turun ke bawah, ruang tunggu dan lajur bus berada di bagian bawah, ruang tunggunya nyaman dan ber-AC. Kami dapat duduk dengan santai sambil memakan makanan samgak kimbap yang kami beli. Bahkan papa sempat ke atas untuk membeli roti lagi, sebagai persediaan andaikan lapar di jalan. Tak lama kemudian bus datang dan kamipun dipanggil untuk segera naik ke bus. Perjalanan menuju Melaka ditempuh dalam waktu 2 jam.
Ruang tunggu untuk gate 10.
Bagaimana dengan perjalanan pulangnya? Berbeda dengan saat kami berangkat yang langsung membeli tiket saat kami mau jalan, kami disarankan oleh teman-teman yang sudah sering bolak-balik ke Melaka untuk membeli tiket perjalanan dari Melaka ke KL. Pembelian tiket pun secara kolektif, biar tidak usah semua orang pergi ke Melaka Sentral. Oleh para senior ini kami dibelikan tiket KKKL Express. Bus KKKL Express ini termasuk bus eksekutif. Dan memang ternyata untuk tiket kembali ke Kuala Lumpur, memang akan lebih baik jika kita membeli tiket di awal.
Melaka Sentral. 
Berbeda dengan TBS yang sangat wah, suasana di Melaka Sentral mirip seperti plaza kecil. Namun untuk makanan, di sini pun sangat lengkap. Bahkan ada McDonald’s di tempat ini. Kami hanya menunggu sebentar dan tidak lama kemudian bus kami pun datang. Bus KKKL memang terlihat nyaman tapi sayangnya bau rokok lumayan kencang. Namun bus KKKL ini sangat on time, sehingga jangan sampai kita telat atau akan ditinggal bus.

Sebagai kesimpulan, bepergian dari Kuala Lumpur ke Melaka dan juga sebaliknya sangatlah mudah. Bus apapun yang kita pilih, dari yang lumayan premium maupun yang biasa saja pun nyaman. Hanya saja, satu yang harus diingat adalah mereka sangat on time. Jadi lebih baik kita menunggu daripada kita ditinggal dan tiket hangus. Selamat berpetualang :)