Tuesday, September 18, 2018

Rekreasi ke Taman Menteng


Walaupun Asian Games sudah selesai, namun rasanya masyarakat Indonesia masih belum bisa move on dari Asian Games dan segala pernak-perniknya. Terbukti dengan masih banyaknya spanduk Asian Games di sepanjang jalan besar. Terutama maskot kebanggaan bangsa kita, Bhin-Bhin, Atung, dan Kaka. Termasuk di taman-taman yang banyak dikunjungi orang-orang.

Salah satunya adalah Taman Mentang. Taman yang terletak di kawasan Menteng ini memang memiliki maskot Asian Games yang masih mejeng dengan cantik. Hal ini membuat anak-anak tergoda untuk mampir. Maklum, Duo Lynns paling suka berfoto dengan maskot apapun. Panas-panasan pun akan dilakoni, seperti saat kami mengunjungi Monas demi si maskot ini. Akhirnya kami pun mengunjungi Taman Menteng ini. 
Rasanya ingin menyebur ke dalam air itu ....
Kami parkir di dekat lapangan basket dan memulai perjalanan kami di taman ini. Saat tiba di sana, saya cukup terkejut dengan luasnya taman ini dan banyaknya fasilitas olahraga di taman ini. Ternyata taman yang diresmikan pada April 2007 oleh Gubernur Sutiyoso ini dulunya merupakan Stadion Menteng. Tak heran banyak yang melakukan olahraga di taman ini. 
Lapangan basketnya ramai sekali.
Selain berolahraga, banyak hal yang dapat dilakukan di sana. Yang cukup menarik perhatian banyak orang, dan sering dibuat untuk lokasi foto, adalah rumah kaca. Awalnya kami mengira rumah kaca ini berisi tanaman. Namun di dalam rumah kaca ini terdapat standing AC dan tidak ada tanaman apapun. Mungkin ruangan ini dulunya dapat digunakan untuk acara kecil.
Rumah kaca dan Asian Games 
Tanaman di depan rumah kaca, terlihat asri kan?
Kami berjalan dan mencari si maskot yang berbaris rapi. Anak-anak pun ribut ingin berfoto dengan si maskot, termasuk oma dan opa. Memang Bhin-Bhin, Atung, dan Kaka selalu membuat orang menjadi semangat berfoto dengan mereka.
Oma dan Opa pun ikut berfoto.
Di sekitar tempat ini juga terdapat taman bermain untuk anak-anak. Walau bukan tempat yang wah tetapi cukup menarik bagi anak-anak untuk bermain. Sayangnya saat itu hari sudah panas. Rasanya cukup menarik untuk melakukan kunjungan ke sini lebih pagi lagi hanya untuk bermain di sini. 
Semangka-semangka, jadilah kereta kuda tong sampah.
Playground yang tersedia.
Kami bergegas menuju mobil kembali. Namun ada satu taman yang menarik hati kami. Namanya Taman Kodok. Melihat dari bentuknya, kemungkinan besar kodok-kodok ini mengeluarkan air ke tengah-tengah kolam pendek yang dapat digunakan untuk bermain oleh anak-anak. Berhubung tidak ada air yang keluar, anak-anak pun main jungkat-jangkit di kursi yang disediakan di dekat situ. Cukup menghibur hati mereka sebelum pulang.:)
Taman kodok raksasa
Kursi jungkat-jangkit.
Sekilas Informasi
Taman Menteng
Jl. HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat.

Friday, September 7, 2018

Euforia di Festival Asian Games 2018

Dari awal bulan Agustus kemarin, kami diajak oleh teman-teman kami untuk menonton pertandingan di Asian Games di Gelora Bung Karno. Melihat harga tiket yang lumayan, dan tentu saja makin lumayan jika dikali jumlah orang dalam paket hemat kami, maka kami pun menolak ajakan untuk menonton pertandingan tersebut. Kami tetap memantau pertandingan melalui TV, termasuk aksi selebrasi Jojo yang membuat anak-anak bingung. Namun dalam hati kami kepingin sekali untuk mengunjungi Gelora Bung Karno untuk melihat seberapa seru keadaan di GBK tersebut. 

Kerinduan anak-anak pun dijawab dengan adanya postingan mengenai Festival Asian Games 2018. Nampaknya euforia mereka akan Asian Games, apalagi setelah melihat opening ceremony yang luar biasa keren, begitu besar. Kami pun menjadwalkan untuk pergi ke sana pagi, supaya tidak ramai. Tetapi karena kakak beberapa hari mimisan, kami mengganti jadwal kunjungan sore hari. Akhirnya hari Jumat kemarin kami pun pergi ke sana bersama oma opa.

Dimulai dari perjalanan yang macet luar biasa, padahal ganjil-genap sudah diberlakukan. Kami pun memilih untuk parkir di Bapindo dan berjalan melewati jembatan penyeberangan ke GBK untuk menghemat waktu. Dan saat turun dari jembatan pun antrian untuk masuk pintu 6 sudah mengular. Harga tiket yang sangat terjangkau, hanya sepuluh ribu saja, membuat orang menjadi lebih berminat untuk datang dan menikmati festival di dalam GBK. Kami pun memilih untuk masuk melalui pintu 5, agar tidak terkena antrian. Dan memang di pintu 5 antriannya lebih manusiawi. Setelah kami membeli tiket di pintu 4, kami pun masuk ke dalam area GBK. 
Berfoto dengan Atung di Graha Mandiri
Zona pertama yang kami temui adalah Zona Bhin-Bhin. Tampak persiapan untuk konser di zona si burung cenderawasih yang imut ini. Selain konser, di zona ini juga ada banyak tenda-tenda dan food truck yang menjual banyak makanan. Melihat jumlah orang yang begitu banyak, kami hanya berfoto sebentar saja dan segera beranjak ke zona yang lain.
Zona yang kami datangi pertama kali. Ramai dengan persiapan konser.
Bajaj Bhin-Bhin yang ditutup.
Pose pertama mereka di zona Bhin-Bhin
Zona terdekat dengan Zona Bhin-Bhin adalah Zona Pavilion. Banyak orang yang sedang duduk di jalanan dan menonton pertandingan volley. Seru juga rasanya menonton ramai-ramai di situ, walau yang bertanding bukanlah tim volley Indonesia. Di zona ini  juga ada Super Store, yaitu toko yang menjual pernak-pernik yang berhubungan dengan Asian Games dan maskotnya. Sayangnya kata mbak-mbak yang ada di depan kami banyak barang yang habis. 
Boneka maskot yang ada di Zona Pavilion.
Maskot lagi....
Oma dan opa berpose dengan anak-anak.
Kami pun berjalan lurus menuju zona maskot lainnya, yaitu Zona Kaka dan Zona Atung. Berdasarkan peta yang ada, kedua zona ini terletak berdekatan. Melihat oma yang sudah kuyup, kami pun memutuskan untuk naik shuttle bus. Tetapi antrian yang panjang membuat kami membatalkan niat kami. Dan ternyata saat kami jalan, jaraknya sangat dekat. Sama seperti Zona Bhin-Bhin, di zona ini juga banyak makanan dan panggung untuk konser. Ada bajaj yang dihias menjadi Kaka. Sayangnya antrian di sini panjang sekali. Kami menyeberang ke Zona Atung.
Zona Kaka 
Nge-dab dulu ah....
Dibandingkan Zona Kaka, bajaj Atung tidak begitu banyak antriannya. Di bagian depan ada panitia yang membagi-bagikan kipas bergambar Atung dan Kaka. Adik sempat mencoba untuk meminta kipas bergambar Bhin-Bhin, sayangnya tidak ada. Di zona ini sedang diselenggarakan festival soto Indonesia. Dari wanginya saja sudah membuat perut bergemuruh. Sayangnya tempat makan di sini semua penuh. 
Bajaj Atung =)
Puji Tuhan ada mbak yang baik hati yang mau membantu kami berfoto.
Zona Atung, si rusa yang imut.
Lautan orang dimana-mana.
Jam yang semakin malam membuat kami berjalan kembali ke pintu 5. Melihat tenda-tenda yang dipenuhi orang dan udara yang semakin panas, kami memutuskan untuk makan malam di FX. Ada rasa terharu dalam hati kami melihat Asian Games yang berjalan dengan sukses. Bahkan festival yang diadakan pun terbilang sukses. Senang rasanya menjadi saksi dalam sejarah Asian Games di Jakarta ini :)
Pose dulu ah sebelum menyeberang
Note: Saat kami berjalan kembali ke Bapindo, lautan manusia masih terlihat di sekitar GBK. Luar biasa sekali euforia Asian Games ini. Siapa kita? Indonesia....
Masih belum rela berpisah dari Kaka dan Bhin-Bhin