Sunday, July 12, 2020

Komponen Kepala Silinder Motor 4 Tak Dan Fungsinya

Komponen Kepala Silinder Motor 4 Tak Dan Fungsinya - Kepala silinder berfungsi untuk menutup lubang silinder yang berada pada blok silinder serta sebagai tempat dudukan busi. Dan kepala silinder ini bertumpu di atas / didepan blok silinder. Diantara titik tumpuan antara kepala silinder dan blok silinder harus disekat oleh gasket yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kebocoran kompresi.

Kepala silinder mendapat pembebanan tekanan dan temperatur tinggi no akibat dari hasil pembakaran bahan bakar di dalam silinder motor. Untuk menahan tekanan hasil pembakaran dan panas yang timbul, maka kepala silinder harus kuat, keras dan tahan panas.

Berikut Komponen Kepala Silinder (Cylinder Head) Motor 4 Tak Dan Fungsinya


Komponen Kepala Silinder Motor 4 Tak

1. Busi (Spark Plug)
Busi berfungsi untuk menghasilkan loncatan atau percikan bunga api yang diperlukan untuk proses pembakaran udara dan bahan bakar yang telah
tercampur.
Busi

2. Bos Klep (Valve Guide)
Valve guide / bos klep berfungsi sebagai jalur bergeraknya batang klep. Jika bos klep sudah aus / longgar di bagian knalpot akan timbul asap putih tipis dan perbaikannya harus diganti dan pemasangannya di tukang bubut.
Bos Klep (Valve Guide)

3. Noken AS (Camshaft)
Noken as (camshaft) / poros bubungan berfungsi sebagai pengatur dan penggerak katup /klep.
Noken AS (Camshaft)

4. Sprocket Cam
Sproket cam atau biasa juga disebut gigi sentrik / gir timing noken as berfungsi untuk memutar camshaft (cam) atau noken as yang terdapat di kepala silinder.
Sprocket Cam

5. Katup (Valve) / Klep
Katup / klep ini ada dua jenis, yaitu :
  • Katup Hisap (Intake Valve), katup / klep yang berfungsi untuk menutup dan membuka saluran masuk atau biasa disebut Intake Manifold.
  • Katup Buang (Exhaust Valve), katup / klep yang berfungsi untuk membuka dan menutup saluran buang atau yang biasa disebut Exhaust Manifold.
Katup (Valve) / Klep

6. Seal Klep
Seal klep berfungsi untuk menjaga agar oli tidak masuk ke dalam ruang bakar

7. Ruang Bakar (Combution Chamber)
Ruang bakar (combution chamber) merupakan tempat terjadinya proses pembakaran.
Ruang Bakar (Combution Chamber)

8. Valve Keepers
Valve keepers / pin pengunci klep / kuku macan komponen yang berfungsi untuk mengunci katup dan pegas katup.
Valve Keepers

9. Rocker Arm
Rocker arm juga biasa disebut templar berfungsi sebagai penghubung antara noken as dengan klep sebagai pengatur naik turunnya (buka-tutup) klep.
Rocker Arm

10. Pegas Katup (Spring Valve)
Pegas klep berfungsi untuk menutup (mengembalikan klep ke posisi semula)
dan menahan klep pada saat posisi membuka.
Pegas Katup (Spring Valve)

11. Intake Manifold
Intake manifold atau saluran masuk merupakan komponen yang berfungsi untuk menyalurkan campuran udara dan bahan bakar.
Intake Manifold

12. Exhaust Manifold
Exhaust manifold atau saluran buang merupakan komponen yang berfungsi untuk mengalirkan gas sisa hasil pembakaran menuju ke knalpot.
Exhaust Manifold

Friday, June 26, 2020

Jenis - Jenis Blok Silinder Mesin

Jenis - Jenis Blok Silinder Mesin - Pada umumnya bentuk dan kontruksi blok silinder dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor - faktor tersebut antara lain jumlah silinder, susunan silinder, diameter silinder, langkah torak, volume langkah, perbandingan kompresi, susunan katup, cara pendinginan silinder, bahan yang digunakan, bentuk tuangan, cara penungan dan penyelesaian benda tuang.

Jenis - Jenis Blok Silinder Mesin


Ditinjau dari kontruksinya, ada 4 jenis blok Silinder / Silinder Blok Mesin, yaitu :

1. Mono Cylinder
Mono Cylinder

Mono cylinder adalah blok silinder dengan model hanya terdapat satu tabung silinder atau silinder liner / boring. Jenis ini memiliki model paling sederhana dan kecil, umumnya mono cylinder diaplikasikan pada mesin sepeda motor guna memperkecil ukuran total mesin.

2. In- Line Cylinder
In- Line Cylinder

Cylinder block (blok silinder) dengan tipe in-line atau segaris banyak diaplikasikan pada hampir semua mobil penumpang, blok silinder tipe in-line memiliki kontruksi yang sederhana. Umumnya mobil menggunakan konfigurasi tipe in-line 4 cylinder.

Artinya terdapat 4 buah tabung silinder yang diletakan secara segaris.  Selain konfigurasi diatas, ada pula konfigurasi in-line 3 cylinder yang digunakan pada mobil lebih kecil dan in-line 6 cylinder yang digunakan untuk mesin truk/bus.

3. "V" Cylinder
"V" Cylinder

V cylinder merupakan kontruksi blok silinder dengan banyak silinder yang diletakan secara beriringan yang membentuk huruf V. Secara sederhana, tabung silinder akan diletakan secara beriringan tetapi tetap menggunakan satu poros engkol (crankshaft), sehingga bagian bawah masing-masing silinder akan saling berdekatan agar mengarah pada poros engkol yang sama.

Umumnya, mesin dengan V cylinder ini digunakan pada mobil sport dengan kapasitas mesin diatas 3.000 cc. mesin dengan kapasitas diatas 3.000 cc, biasanya didesain dengan 6 hingga 12 cylinder. Kontruksi blok silinder tipe V lebih lebar, sehingga untuk mesin dengan 6 cylinder maka penempatan silinder dibuat menjadi 3 � 3, artinya 3 segaris sebelah kiri dan 3 segaris sebelah kanan. 

Kontruksi tipe V cylinder juga tidak hanya terdapat pada mobil, pada sepeda motor juga ada beberapa dengan mesin berkapasitas diatas 500 cc yang menggunakan desain V2. Artinya terdapat dua cylinder yang diletakan membentuk V.

4. Boxer (Tidur)
Boxer (Tidur)

Blok silinder tipe boxer di desain untuk saling berlawanan. Misalnya untuk mesin 6 cylinder, maka masing - masing 3 silinder akan diletakan secara berlawanan dengan satu sumbu. Secara dimensi kelebihan kelebihan blok mesin tipe ini memiliki bentuk yang tidak terlalu tinggi, sehingga pas jika digunakan pada ruang mesin rendah.

Tetapi karena kontruksi blok mesin tipe boxer ini lebar maka membutuhkan ruang yang lebih lebar juga untuk penempatannya.

Fungsi Blok Silinder (Cylinder Block) Mesin

Fungsi Blok Silinder (Cylinder Block) Mesin - Blok silinder (cylinder block) atau juga biasa disebut blok mesin merupakan salah satu komponen utama pada mesin kendaraan.

Fungsi Blok Silinder Mesin


Fungsi silinder blok pada mesin
Blok Silinder (Cylinder Block)

1. Sebagai Dudukan Mekanisme Poros Engkol (Crankshaft)
Blok silinder / blok mesin dan ruang engkol merupakan bagian utama dari motor bakar. Bagian-bagian lain dari motor dipasangkan di dalam atau pada blok silinder, sehingga terbentuk susunan motor yang lengkap.

2. Sebagai Ruang Bakar
Blok silinder (cylinder block) atau blok mesin berfungsi sebagai ruang bakar atau sebagai tempat proses pembakaran dalam mesin.

3. Sebagai Dudukan Silinder Liner
Pada blok silinder ini terdapat silinder liner (cylinder liner) / boring yang berdinding halus, yang digunakan untuk gerak naik - turun piston. Selain itu fungsi silinder liner adalah untuk melindungi bagian dalam silinder blok dari gesekan ring piston.

4. Sebagai Saluran Pendingin (Coolant Passages)
Pada mesin mobil maupun motor yang menggunakan sistem pendingin radiator, di blok silinder terdapat mantel air (water jacket) yang digunakan sebagai tempat sirkulasi air pendingin (water coolant) mesin.

Tetapi pada mesin yang sistem pendinginannya tidak menggunakan radiator, pada silinder bloknya terdapat sirip - sirip pendingin. Gunanya untuk menyebarkan panas dari dalam keluar,sehingga suhu mesin tidak cepat panas.

5. Sebagai Saluran Oli Pelumas (Oil Gallery Plug)
Blok silinder / blok mesin ini juga digunakan sebagai tempat bersikulasinya oli pelumas pada sistem pelumasan mesin.

6. Sebagai Dudukan Kepala Silinder
Silinder bersama-sama dengan kepala silinder membentuk ruang bakar, yaitu tempat melaksanakan pembakaran bahan bakar.

Blok silinder dan ruang engkol dapat dituang menjadi satu bagian atau terpisah satu sama lain, kemudian disatukan dengan baut-baut. Variasi lain dalam konstruksi blok silinder ialah dengan pemasangan tabung silinder ke dalam blok silinder. Tabung ini dibuat dari besi tuang atau baja tuang.

7. Sebagai Dudukan Fly Wheel
Pada mesin mobil fly wheel diletakan pada bagian samping blok silinder. Salah satu fungsi  fly wheel adalah untuk menyimpan atau meredam perubahan kecepatan putaran pada mesin mobil agar putaran mesin menjadi stabil.

Selain itu blok silinder juga digunakan sebagai dudukan dari komponen - komponen mesin lainya seperti distributor, motor starter, saringan oli, kalter, dll.

Wednesday, June 24, 2020

Penyebab Isuzu Panther Mati Mendadak Dan Cara Mengatasinya

Penyebab Isuzu Panther Mati Mendadak Dan Cara Mengatasinya - Panther mati mendadak atau mesin sering mati tiba - tiba saat dijalan, saat mobil di kecepatan rendah, kecepatan sedang - kecepatan tinggi atau saat keadaan oper gigi presneling. Penyebab mesin mati mendadak dapat diakibatkan oleh banyak sebab, terutama pada mesin diesel Panther.

Pada kebanyakan kasus yang terjadi hal tersebut disebabkan karena suplai bahan bakar kedalam ruang bakar tidak lancar. Berikut saya akan berikan beberapa analisa awal saat mengahdapi mobil mogok, yang pertama anda harus tenang, sabar, & jangan panik. Kemudian, kenali komponen dasar kendaraan.

Analisa Penyebab Isuzu Panther Sering Mati Mendadak Di jalan



1. One-Way Valve Di Selang Pernafasan Tangki Tersumbat / Buntu

Gejalanya yang terjadi setiap mobil jalan beberapa saat, mesin tiba - tiba mati. Setelah mesin dimatikan sebentar, kemudian distarter, mesin dapat menyala lagi. Jalan beberapa saat lagi, mogok lagi.

Jika hal tersebut terjadi, ketika mesin tiba - tiba mati, buka tutup tangki. Saat dibuka terdengar suara woossshhh / sssssss. ketika dibuka, menandakan tangki vakum, sehingga menyebabkan solar berat saat dihisap oleh injection pump.

Solusi sementara, Jalankan mobil tanpa menggunakan tutup tangki. Jika masalah tersebut tidak muncul lagi, pcv valve di selang pernafasan buntu. Segera perbaiki / bersihkan.

2. Saringan / Filter Solar Kotor

Gejalanya yang terjadi setiap jalan beberapa saat, mesin mati dengan keadaan mbrebet terlebih dahulu, mesin dimatikan beberapa saat, kemudian distarter mesin dapat menyala lagi. Jalan beberpa saat, mati lagi. Ketika tangki dibuka tidak terdengar suara / bunyi wooosshhh.

Solusinya, segera ganti filter solar. Jika tidak memiliki filter cadangan, isi solar kedalam filter solar, lalu di kocok - kocok & buang. Umumnya kotoran yang mengendap sudah bayak. Lalukan langkah tersebut sampai solar yang keluar bening.

Setelah itu pasang lagi filter solar dan jalankan mobil. Jika masalah teratasi, masalah memang pada filter solar yang buntu, segera ganti begitu menemukan toko parts.

Jika kondisi filter solar sudah terlalu buruk, langkah emergency adalah, pastikan kondisi sedimenter bersih. Setelah itu selang keluar dari sedimenter masukkan langsung ke injection pump, jalankan hingga ketemu toko parts.

Filter solar yang sudah kotor atau kondisinya sudah buruk dapat menyebabkan aliran bahan bakar solar terganggu. Tetapi masalah tersebut dapat juga disebabkan oleh water sedimenter yang kotor & penuh air, atau juga dapat disebabkan bosch pump yang perlu di kalibrasi ulang.

Ada baiknya untuk segera membersihkan juga tangki bahan bakar dari endapan lumpur dan kotoran yang sudah terlalu banyak terdapat di dalam tangki bahan bakar.

3. Shut - OFF Valve Atau Solenoid Switch

Mesin tiba - tiba mati, mobil tanpa mbrebet / tersendat. Cara mengeceknya, Kunci kontak posisi ON. Cabut soket solenoid, pasang, dan pegang solenoidnya. Jika terasa ada klik klik klik, ketika soket di lepas / sambung / lepas / sambung, kemungkinan Valve masih bagus. Jika sudah mati, klik klik tersebut tidak akan terasa.

Solusinya, lepas solenoide valve dari injection pump, lepas inti tengahnya, pasang lagi. Dengan melepas inti tengah solenoid, efeknya adalah mesin dapat hidup, tetapi tidak dapat dimatikan.

Monday, June 22, 2020

Apa Yang Dimaksud Open Loop Dan Close Loop Di Sistem EFI ?

Apa Yang Dimaksud Open Loop Dan Close Loop Di Sistem EFI ? - Pada mesin injeksi, seluruh sistem kelistrikan dan pengapian dikendalikan oleh ECU (Electronic Control Unit) atau ECM (Engine Control Module). Berdasarkan kategorinya, sistem di mesin injeksi terbagi menjadi dua macam, yaitu "Open Loop" dan "Close Loop".

Open Loop Dan Close Loop Pada Sistem EFI


Open loop dan close loop merupakan sebuah program atau mode yang terdapat pada sistem EFI (Electronic Fuel Injection)

1. Open Loop atau Close Loop adalah program yang dijalankan oleh ECU berdasarkan kondisi mesin dingin (saat start) atau mesin panas (saat mencapai temperatur kerja). 

Jadi Open Loop atau Close Loop merupakan kerja ECU, bukan kerja Sensor atau Actuator. Dengan kata lain, untuk menterjemahkan Open Loop dan Close Loop harus dilihat dari sudut pandang ECU, bukan dari sudut pandang Sensor/Actuator.

2. Pada saat start / mesin dingin diperlukan campuran udara - bahan bakar (AFR) kaya, dan tuntutan campuran kaya ini dipenuhi oleh ECU dengan menambah lebar pulsa/durasi injeksi, sehingga bahan bakar yang masuk ke ruang bakar menjadi lebih banyak (kaya).

3. Tuntutan campuran kaya ini bisa dipenuhi oleh ECU karena ECU membuka diri (open) terhadap input - input yang diberikan oleh banyak sensor kecuali Sensor Oksigen, seperti diantaranya input dari Sensor IAT, ECT, MAF/MAP, TP, dan CKP. Dengan kata lain, saat start/mesin dingin ECU menutup diri (close) terhadap input Oksigen Sensor.

4. Mode Open Loop ini akan berlangsung selama mesin belum mencapai temperatur kerja (� 86�C), baru setelah mesin mencapai temperatur kerja program/mode berpindah dari Open Loop menjadi Close Loop.

Artinya ECU mulai membuka diri (open) terhadap input Sensor Oksigen. Dengan kata lain, pada mode Close Loop ECU menutup diri (close) terhadap input - input sensor lain, selain Sensor Oksigen.

5. Dalam kenyataannya, sesuai keperluan atau kondisi mesin, walaupun mode Close Loop telah berjalan, ECU tidak benar-benar menutup diri (close) terhadap input-input sensor lain, dia akan tetap memperhatikan dan menerima input-input sensor lain.

Tetapi memang yang paling dominan diterima / diperhatikan adalah input dari Sensor Oksigen. Oleh karena itu, pada kondisi mesin telah mencapai temperatur kerja, ECU akan tetap melakukan koreksi AFR berdasarkan input Sensor Oksigen, yang dikalkulasikan juga dengan input-input sensor lainnya.

Kesimpulannya Adalah

1. Mode Open Loop terjadi/berlangsung pada saat start/mesin dingin, dan mode Close Loop terjadi/berlangsung pada saat mesin sudah mencapai temperatur kerja (Kalau dibuat rumus asal bisa ditulis begini : OL = EC (Engine Cool) dan CL = EH (Engine Hot).

2. Pada mode Open Loop ECU hanya memperhatikan input-input dari Sensor IAT, ECT, MAF/MAP, TP dan CKP, dan benar - benar mengesampingkan (tidak memperhitungkan) input Sensor Oksigen.

3. Pada mode Close Loop ECU memperhatikan input Sensor Oksigen disertai dengan memperhatikan input-input dari Sensor IAT, ECT, MAF/MAP, TP, dan CKP.

Akibat Penyetelan Klep Atau Katup Tidak Tepat

Akibat Penyetelan Klep Atau Katup Tidak Tepat - Pemberian celah katup atau klep berfungsi agar klep atau katup dapat menutup dengan baik dalam setiap temperatur. Saat mesin hidup, komponen - komponen pada mesin akan bergerak dan saling terjadi gesekan antara komponen mesin, termasuk juga pada komponen mekanisme katup atau klep ini. Klep pada mesin jumlahnya tidak sama, jumlah klep / katup tergantung dari mekanisme katup dari mesin tersebut, sebagai contoh ada yang 1 silinder terdapat 2 katup, ada yang 3 katup dan ada yang 4 katup.

Mengapa Celah Klep Atau Katup Harus Dilakukan Penyetelan ?


Saat mesin hidup komponen mekanisme katup yang jumlahnya banyak bergerak bergesekan dan mendapat gaya ke berbagai arah serta beban panas, maka semakin lama komponen semakin aus pada sistem penekan katup dan pada daun katup dan dudukannya serta pengikat kendor.

Sehingga celah katup akan mengalami perubahan lebar (jaraknya). Akibat keausan ini maka celah katup akan menjadi besar, sehingga akan menurunkan kinerja dari mesin. Karena keausan-keausan tersebut tidak merata, celah katup berubah dan perlu distel, � setiap 20.000 km


Akibat Penyetelan Klep Atau Katup Tidak Tepat

Celah Klep / Katup Terlalu Besar

Celah Klep / Katup Terlalu Besar

Jika penyetelan celah klep / katup terlalu besar atau longgar maka akan terdengar suara berisik akibat tumbukan rocker arm dan katup (terjadi pukulan-pukulan pada katup akibat celah yang longgar). Jika hal tersebut terjadi terus menerus dapat menyebabkan katup / klep patah.


Celah Klep / Katup Terlalu Kecil
Celah Klep / Katup Terlalu Kecil

Jika penyetelan celah katup terlalu kecil atau sempit maka mengakibatkan  bukaan katup akan menjadi lebih lama dari waktu yang semestinya. Akibat bukaan katup yang lebih lama maka dapat membuat kerugian gas baru (gas baru akan terbuang ke saluran exhaust karena bukaan katup exhaust lebih lama) sehingga mengakibatkan pada putaran idle menjadi tidak stabil (mesin bergetar).



Tidak Ada Celah Klep / Katup Tidak Ada
Tidak Ada Celah Klep / Katup Tidak Ada

Jika celah klep atau katup tidak ada maka mengakibatkan katup tidak dapat menutup dengan baik, menyebabkan kerugian gas baru, pembakaran dapat merambat ke bagian karburator dan katup - katup menjadi panas sehingga memungkinan terbakar.

Monday, June 15, 2020

Jenis - Jenis Karburator Sepeda Motor

Jenis - Jenis Karburator Sepeda Motor - Berdasarkan venturi dan konstruksinya, karburator pada sepeda motor dapat dibedakan menjadi tiga.

Berikut 3 Jenis Karburator Sepeda Motor


1. Karburator Venturi Berubah - Ubah (Slide Carburettor Or Variable Venturi)

Karburator Venturi Berubah - Ubah (Slide Carburettor Or Variable Venturi)

Karburator dengan venturi berubah-ubah menempatkan throttle valve/throttle torak (skep) berada didalam venturi dan langsung dioperasikan oleh kawat gas. Oleh karena itu, diameter venturi bisa dibedakan (bervariasi) susuai besarnya aliran campuran bahan bakar udara dalam karburator.

2. Karburator Venturi Tetap (Fixed Venturi)

Karburator Venturi Tetap (Fixed Venturi)

Karburator tipe ini merupakan karburator yang diameter venturinya tidak bisa dirubah-rubah lagi. Besarnya aliran udaranya tergantung pada perubahan throttle butterfly (katup throttle/katup gas). Pada tipe ini biasanya terdapat pilot jet untuk kecepatan idle/stasioner, sistem kecepatan utama sekunder untuk memenuhi proses pencampuran udara bahan bakar yang tepat pada setiap kecepatan.

Karburator tipe ini dalam menyalurkan bahan bakar hanya melalui main jet (spuyer utama) yang dikontrol oleh jarum (needle), karena bentuk jarum dirancang tirus. Hal ini akan mengurangi jet (spuyer) dan saluran tambahan lainnya seperti yang terdapat pada karburator venturi tetap.

3. Karburator Kecepatan Konstan (Constant Velocity Carburettor)

Karburator Kecepatan Konstan (Constant Velocity Carburettor)

Karburator tipe ini merupakan gabungan dari kedua karburator di atas, yaitu variable venturi yang dilengkapi katup gas (throttle valve butterfly). Karburator constant velocity carburettor (CV caburettor) sering juga disebut karburator vakum. Torak valve berada dalam venturi yang berfungsi agar diameter venturi berubah-ubah dengan bergeraknya torak tersebut ke atas dan ke bawah.

Pergerakan torak valve ini tidak oleh kawat gas seperti pada karburator variable venturi, tetapi oleh tekanan negatif (kevakuman) dalam venturi tersebut. Berdasarkan gambar dibawah, udara yang mempunyai tekanan sama dengan udara luar mengisi daerah di bawah diapragma.

Sunday, June 14, 2020

Cara Menyetel Klep Motor Dengan Mudah & Benar

Cara Menyetel Klep Motor Dengan Mudah & Benar - Sistem klep / katup hanya digunakan pada sepeda motor 4 tak. Sementara untuk sepeda motor 2 tak tidak menggunakan sistem klep. Pada motor 2 tak menggunakan Reed Valve, mekanisme kerjanya berbeda dengan klep / katup yang ada pada mesin 4 tak.

Klep / katup pada motor 4 tak terdapat 2 macam yaitu, katup isap (intake valve) & katup buang (exhaust valve), agar lebih mudah diingat maka katup masuk disebut "Klep IN" & katup buang "Klep EX".

Penyetelan celah klep ini bertujuan agar campuran bahan bakar dan udara yang masuk ke dalam ruang bakar melalui klep IN dapat pas & sesuai.

Selain itu agar gas sisa hasil pembakaran dapat keluar melalui klep EX lancar sampai ke knalpot. Maka dari itu penyetelan dilakukan padan Klep IN & Klep EX

Cara Menyetel Klep / Katup Sepeda Motor


Alat Yang Di Gunakan Untuk Menyetel Klep Motor
  • Feeler gauge
  • Kunci ring 8 mm atau Kunci 10 mm untuk mesin motor GL series
  • Obeng min (-)
  • Kunci T 18 mm (sesuaikan ukurannya dengan baut pada AS magnet rotor)
  • Kunci L stel klep motor.

Berikut Cara Menyetel Klep Motor

1. Lepas tutup lubang poros engkol (di bak mesin sebelah kiri) dan tutup lubang pemeriksaan tanda saat pengapian (di bak mesin sebelah kiri - atas) menggunakan obeng min (-).

    2. Putar baut pully poros engkol / baut rotor magnet menggunakan kunci T 18 berlawanan arah jarum jam. Posisikan tanda "T" yang ada pada rotor magnet sampai dapat terlihat di lubang tanda saat pengapian (lihat gambar dibawah ini)

      3. Buka tutup lubang penyetelan celah klep, cek apakah pelatuk (rocker arm) dapat digoyangkan.

      4. Jika rocker arm belum dapat digoyangkan. Putar lagi poros engkol 360� (satu kali putaran) hingga tanda "T" di rotor magnet kembali terlihat dari lubang pemeriksaan saat pengapian. 

      5. Cek kembali rocker arm, jika sudah dapat digoyangkan maka mulai lakukan penyetelan klep.

      6. Sebagai contoh spesifikasi ukuran celah klep IN & klep EX honda grand / supra series adalah 0.05 mm. Sebelum penyetelan dilakukan, ukur celah klep menggunakan feeler gauge ukuran 0,05 mm.

      7. Jika celah klep terlalu sempit / terlalu lebar, kendorkan mur pengunci pada baut penyetel klep menggunakan kunci ring 8 mm.

        8. Kendorkan baut penyetel / pengatur klep menggunakan kunci L stel klep motor.

          9. Atur baut penyetelan celah klep dengan memutar kunci L kearah mengencangkan / mengendorkan, temukan kondisi saat feeler gauge ukuran 0,05 mm tersebut dimasukan menjadi sedikit sesak atau kesat.

          10. Jika sudah menemukan kondisi yang sesuai, lepas feeler gauge. Kencangkan kembali mur pengunci klep menggunakan kunci ring 8 mm sambil menahan baut pengatur / penyetel klep menggunakan kunci L stel klep (agar baut penyetel klep tidak ikut berputar).

          11. Ukur kembali celah klep menggunakan feeler gauge, apabila saat celah klep diukur menggunakan feeler gauge terlalu longgar / terlalu kesat ulang kembali proses penyetelan.

          12. Jika ukuran celah klep sudah tepat. Pasang kembali tutup lubang penyetelan klep.

          13. Setelah kedua klep selesai disetel tutup kembali tutup lubang pemeriksaan tanda pengapian dan tutup lubang poros engkol.

          Wednesday, June 10, 2020

          Sensor Oksigen : Fungsi, Prinsip Kerja Dan Penyebab Kerusakannya

          Sensor Oksigen : Fungsi, Prinsip Kerja Dan Penyebab Kerusakannya - Sensor oksigen atau O� sensor berfungsi untuk mendeteksi jumlah oksigen yang terdapat pada gas buang mobil injeksi atau EFI (Electronic Fuel Injection), sensor ini akan mengirim sinyal ke ECU (Engine Control Unit) guna mengatur campuran bahan bakar dan udara ke tingkat optimal.

          Umumnya penerapan sensor oksigen untuk mengukur konsentrasi gas buang oksigen pada mobil dengan mesin pembakaran dalam (internal combution engine). Oksigen sensor tertanam di bagian knalpot mobil.

          Fungsi oksigen sensor (O� sensor)


          • 1. Untuk memeriksa atau mendeteksi emisi gas buang kendaraan dengan cara mengukur kandungan oksigen di dalam gas buang. 
          • 2. Untuk menentukan apakah mobil bekerja dengan campuran bahan bakar terlalu kurus atau terlalu gemuk.
          • 3. Dengan adanya O2 sensor maka konsumsi bahan bakar bisa jadi lebih irit serta ramah lingkungan. 

          Pada kendaraan dengan sistem injeksi elektronik atau EFI, sensor oksigen ini terdapat dua buah yang terpasang di knalpot, tetapi ada juga mobil yang hanya terdapat satu buah sensor oksigen, misalnya pada Toyota Avanza, Daihatsu Xenia atau Daihatsu Terios.
          Letak Sensor Oksigen

          Letak oksigen sensor yang terpasang sebelum catalytic converter disebut oksigen sensor No.1. Sedangkan oksigen sensor yang terpasang setelah TWC (Three-Way Catalytic Converter) disebut oksigen sensor No.2.

          Three-Way Catalytic Converter berfungsi untuk mendapatkan kecepatan pemurnian yang tinggi dari komponen carbon monoxide (CO), hydrocarbon (HC) dan nitrogen oxide (NOx) dari gas buang hasil pembakaran mesin.

          Agar penggunaan three-way catalytic converter lebih efisien, rasio udara dan bahan bakar (air fuel ratio) harus dikontrol secara presisi sehingga rasionya mendekati rasio udara dan bahan bakar stoichiometric.

          Sensor oksigen pada mobil terdiri dari dua bagian penting yaitu bagian heater (pemanas) dan bagian sensor itu sendiri. Pada oksigen sensor terdapat empat kabel yaitu, dua kabel digunakan untuk heater dan dua kabel lainnya digunakan untuk sensor.
          Kontruksi Sensor Oksigen

          Heater (pemanas) pada oksigen sensor berfungsi sebagai pemanas pada oksigen sensor. Saat panas yang diberikan heater mengenai secara langsung pada alumina dan zirconia (pada bagian sensor), hal ini akan mempercepat aktivasi sensor.

          Heater atau bagian pemanas pada oksigen sensor dikontrol oleh ECU. Pada saat volume udara intake rendah (temperatur gas buang rendah), arus listrik mengalir ke heater untuk memanaskan sensor untuk memfasilitasi akurasi deteksi konsentrasi oksigen.

          Prinsip Kerja Sensor Oksigen (O� Sensor)


          Sensor oksigen memiliki karakteristik voltase keluarannya dapat berubah secara tiba - tiba di sekitar stoichiometric (rasio udara dan bahan bakar). Hal ini digunakan untuk mendeteksi konsentrasi oksigen dalam gas buang dan memberikan umpan balik ke ECU untuk mengontrol rasio udara & bahan bakar.
          Skema Sensor Oksigen

          Oksigen sensor membandingkan jumlah kandungan O� dari sisa pembakaran dengan O� dari luar, artinya kandungan oksigen pada gas buang (0,3 � 3 %) dibandingkan dengan kandungan oksigen pada udara atmosfir (20,8 %).

          Kemudian hasil perbandingan O� ini di konversikan oleh ZrO� (Zirconia electrolyte) komponen pada O� Sensor menjadi arus listrik. Jika kandungan oksigen dalam gas buang sekitar 3 % (campuran kurus), O� sensor menghasilkan tegangan 0,1 volt.

          Jika kandungan oksigen dalam gas buang sekitar 0,3 % (campuran kaya), O� sensor menghasilkan tegangan 0,9 volt. Tegangan listrik inilah yang nantinya disebut sinyal output yang akan di kirimkan ke ECU sebagai informasi hasil pembakaran yang terjadi pada ruang bakar yang dideteksi melalui gas buang.

          Oksigen sensor seperti switch (penghubung) yang bekerja secara konstan akan memberikan sinyal setiap ada perubahan campuran bahan bakar. ECU akan menjaga campuran bahan bakar mendekati campuran ideal dengan melakukan kebalikan dari apa yang dilaporkan oleh oksigen sensor.

          Jika oksigen sensor memberikan sinyal bahwa campuran bahan bakar terlalu gemuk, maka ECU akan memperpendek waktu kerja injektor untuk mengurangi jumlah bahan bakar yang disemprotkan, agar campuran menjadi lebih kurus.

          Saat oksigen sensor mendeteksi bahwa campuran bahan bakar terlalu kurus ECU akan memperpanjang waktu kerja injektor untuk menambah jumlah bahan bakar yang disemprotkan, pengaturan terus menerus seperti ini akan menjaga mesin bekerja dengan campuran bahan bakar mendekati campuran ideal.

          Penyebab Sensor Oksigen Rusak


          Jika usia pemakain sensor oksigen sudah terlalu lama, maka respon pada sensor ini dapat berkurang atau sensor dapat berhenti bekerja sama sekali.

          Kerusakan yang terjadi pada sensor oksigen biasanya disebabkan oleh kotoran yang mengendap di bagian elektroda inti sensor oksigen. Kotoran atau sisa gas bakar yang terus menempel di sensor kelamaan dapat membuat bacaan sensor oksigen menjadi kacau. Ini bisa diakibatkan oleh sisa pembakaran yang tidak sempurna atau bahkan kualitas bahan bakar yang kurang bagus.

          Jika pembacaan tegangan yang dikirimkan ke ECU tidak sesuai, ECU akan mendeteksi telah terjadi kerusakan, dan Check Engine pada dashboard mobil akan menyala.

          Beberapa akibat yang tibul jika sensor oksigen rusak
          • 1. Efesiensi bahan bakar menurun
          • 2. Mesin kurang bertenaga
          • 3. Asap hitam keluar dari knalpot
          • 4. Tes emisi gagal
          • 5. Idle mesin kasar
          • 6. Ragu atau stalling

          Wednesday, May 27, 2020

          Fungsi Throttle Body Di Mesin EFI Dan Komponen Pentingya

          Fungsi Throttle Body Di Mesin EFI Dan Komponen Pentingya - Throttle body merupakan bagian dari sistem induksi udara pada kendaraan yang sudah menggunakan sistem EFI (Electronic Fuel Injection) atau injeksi elektronik.

          Fungsi Throttle Body


          Throttle body terletak diantara saringan udara (air filter) dan air chamber. Throttle body berfungsi sebagai saluran utama yang dilewati setelah udara tersaring oleh filter, sebelum akhirnya masuk ke air chamber dan intake manifold.

          Komponen Penting Di Throttle Body

          Pada throttle body terdapat beberapa komponen / bagian penting, yaitu :
          Komponen Throttle Body

          1. Throttle Valve
          Throttle valve atau katup gas yang terdapat pada throttle body berfungsi untuk mengontrol jumlah udara yang masuk ke intake manifold dengan cara membuka dan menutup saluran utama yang dilalui udara saat pedal gas diinjak. Gerakan dari throttle valve ini disesuaikan dengan gerakan dari pedal gas.

          Terdapat dua cara yang digunakan untuk menghubungkan pedal gas dengan throttle valve, yaitu :
          • Menggunakan kabel gas (manual)
          • Menggunakan motor listrik atau lebih dikenal dengan istilah throttle by wire (elektrik). 
          Pada mobil modern sering menggunakan sistem throttle by wire untuk menggerakkan throttle valve.

          2. TPS (Throttle Position Sensor)
          Throttle Position Sensor (TPS) adalah salah satu sensor yang terdapat pada sistem EFI yang berfungsi untuk mendeteksi posisi bukaan dari katup throttle, Throttle Position Sensor (TPS) ini terletak di throttle body dan terhubung dengan throttle valve.

          Data pembacaan besarnya bukaan katup oleh TPS ini nantinya akan dikirimkan ke ECU (Electronic Control Unit) sebagai data inputan ECU untuk mengontrol kerja mesin.

          3. ISC  (Idle Speed Control)
          Idle Speed Control (ISC) berfungsi untuk mengalirkan udara melalui saluran by pass ketika mesin dalam keadaan idle atau stasioner karena pada keadaan ini udara tidak dapat melewati saluran utama pada throttle body dikarenakan throttle valve dalam keadaan menutup rapat.

          ISC valve dikontrol oleh ECU, selain sebagai saluran masuknya udara ketika mesin idle, ISC juga berfungsi untuk mengontrol banyaknya udara yang masuk ketika mesin idle untuk mengatur perbandingan campuran udara dan bahan bakar (air fuel ratio) serta untuk menaikkan dan menurunkan putaran mesin ketika mesin dalam keadaan idle.

          Ketika mesin mendapatkan beban tambahan misalnya sistem AC (Air Conditioner) dihidupkan maka sistem idle up akan bekerja untuk menaikkan putaran mesin. Selain itu, ISC juga dapat berfungsi sebagai sistem cuk elektrik.

          4. Air Flow Meter
          Air flow meter hanya terdapat pada kendaraan EFI tipe  L - Jetronik. Air flow meter berfungsi untuk mengukur berapa banyak jumlah udara yang masuk kedalam intake manifold. Banyaknya udara yang masuk ke dalam intake manifold tergantung dari bukaan katup gas (throttle valve).

          Hasil pembacaan jumlah udara yang masuk oleh air flow meter ini selanjutnya akan dikirimkan ke dalam ECU sebagai data inputan untuk ECU mengontrol kerja mesin.

          Akibat Throttle Body Rusak

          Jika terdapat kerusakan pada komponen throttle body maka dapat mepengaruhi kinerja mesin karena pasokan udara ke dalam ruang bakar menjadi tidak tepat, pasokan udara ke dalam ruang bakar bisa menjadi kurang atau terlalu banyak. 

          Jika jumlah udara kurang maka akan menyebabkan campuran gemuk (terlalu banyak bensin campuran udara kurang), sedangkan jika udara terlalu banyak akan menyebabkan campuran terlalu kurus (terlau banyak udara campuran bensin kurang).

          Terlalu sedikit udara yang masuk ke dalam intake manifold dapat disebabkan karena pada komponen throttle body kotor sehingga dapat menyumbat aliran udara yang masuk.

          Dan jika udara yang masuk terlalu banyak dapat disebabkan terjadinya kebocoran karena pemasangan throttle body yang kurang tepat sehingga terjadi kebocoran udara atau pada bagian throttle valve terdapat kotoran sehingga throttle body tidak dapat menutup rapat ketika posisi idle.

          Karena itu, throttle body memerlukan perawatan secara berkala dengan cara membersihkan bagian - bagian dalam throttle body dari kemungkinan adanya kotoran sehingga dengan melakukan perawatan berkala ini dapat membuat kinerja mesin tetap optimal.

          Thursday, May 14, 2020

          Jenis - Jenis ISC (Idle Speed Control)

          Jenis - Jenis ISC (Idle Speed Control) - Katup ISC atau ISC Valve dipakai pada setiap mobil dengan sistem EFI (injeksi elektronik). Fungsi dari ISC (Idle Speed Control) & Cara Kerjanya sudah dijelaskan disini.

          Berikut 4 Jenis ISC (Idle Speed Control) Pada Sistem EFI (Electronic Fuel Injection)


          1. Tipe VSV Control

          Tipe VSV Control

          Katup ISC jenis ini merupakan ISC tipe vacum switching valve (VSV) dengan pengontrolan saluran by pass memiliki sinyal tegangan input dari ECU yang digunakan untuk mendeteksi pembukaan katup ISC.

          Sinyal tegangan yang diberikan ECU berdasarkan dari nilai kevakuman intake manifold. Penting untuk diketahui bahwa katup ISC tipe VSV ini tidak dapat difungsikan sebagai chooke elektrik.

          2. Tipe Duty Cycle

          Duty Cycle

          ISC tipe duty cycle menggunakan solenoid untuk mengubah tegangan listrik dari ECU ke arah gerakan maju mundur. Solenoid ini terletak pada sebuah poros yang terhubung dengan valve, valve ini bekerja layaknya sekrup saluran idle pada karburator. Dimana gerakan kebelakang akan memperbesar saluran idle sehingga jumlah udara yang masuk ke intake menjadi semakin besar. Pada posisi normal, katup ini akan menutup saluran idle.

          Ketika mesin hidup pada posisi idle, tegangan dari ECU akan membuat kemagnetan pada solenoid yang akan menarik poros dan membuka saluran idle. Besarnya pembukaan katup, dipengaruhi kekuatan solenoid yang melawan pegas. Sementara besarnya kekuatan solenoid dipengaruhi tegangan yang masuk ke solenoid.

          3. Tipe Stepper Motor

          Stepper Motor

          ISC jenis ini tidak memakai gerakan maju mundur secara langsung, pada prinsipnya sama yaitu dengan pergerakan kebelakang untuk membuka saluran idle. Tetapi, pembukaan katup dilakukan oleh putaran motor. Sebuah motor diletakan pada poros katup. Poros ini memiliki ulir sehingga ketika motor berputar, katup akan bergerak membuka saluran idle.

          Sinyal ECU pada jenis ini berbeda dengan jenis sebelumnya, dalam hal ini ada empat buah kabel yang dipakai untuk kontrol close dan open. Untuk nilai teganganya juga tetap, tidak seperti tipe duty cycle yang bervariasi.

          Untuk mengatur besar kecilnya saluran idle dipakai timer voltage, dengan mengatur berapa lama motor stepper berputar. Jika putaran motor berlangsung lama maka saluran idle akan terbuka lebar, begitu pula sebaliknya.

          4. Tipe Rotary Selenoid Control

          Tipe Rotary Selenoid Control

          ISC jenis ini cukup sederhana, Katup ISC tipe rotary selenoid control memiliki prinsip kerjanya hampir sama dengan ISC valve tipe stepper motor. Perbedaannya hanya pada komponen yang digunakan untuk mengatur besar kecilnya saluran by-pass saja. Pada ISC valve tipe rotary selenoid control komponen penggeraknya menggunakan rotary dan selenoid.

          Selenoid berfungsi untuk membangkitkan kemagnetan sehingga rotary dapat bergerak atau berputar. Pada saat rotary bergerak akan terjadi fungsi kerja untuk mengatur pembukaan saluran by-pass. Dalam prosesnya, pembukaan saluran ini dibantu oleh plat bimetal yang difungsikan untuk penyeimbang dan sebagai pegas pengembali.

          ISC tipe rotary selenoid control bentuknya lebih sederhana. Tetapi demikian, kinerjanya lebih baik dalam pengontrolan udara yang masuk melewati saluran by-pass ketika throttle body dalam keadaan tertutup.

          Tuesday, April 14, 2020

          Mode Operasi Pada ECU (Electronic Control Unit)

          Mode Operasi Pada ECU (Elektronic Control Unit) - Ecu merupaka sistem pengontrol yang terdapat pada mobil EFI berisi rangkaian elektronika dan software.

            Berikut Mode - Mode Operasi Pada ECU (Elektronic Control Unit) :

            1. Mode Start
            a. Ketika kunci kontak pertama kali ke posisi ON :

            ECU mensuplai tegangan 12 volt ke relai pompa bensin selama 2 detik dengan cara memassakan arus pengendali relay. Akibatnya pompa bensin dapat membangun tekanan dalam sistem bahan bakar.

            Jika mesin tidak perputar, tidak akan ada pembangkitan tegangan referensi oleh ECU. Rangkaian pengendali relai pompa bensin tidak dimassakan untuk mematikan / off- kan pompa.

            b. Sebelum mesin berputar saat kunci kontak ON, ECU menerima sinyal untuk pembacaan-pembacaan data seperti :
            • Temperatur air pendingin
            • Temperatur udara masuk
            • Tekanan atmosfer (MAP/BARO) atau massa udara dari MAF Sensor dan posisi katup gas untuk menentukan perbandingan campuran udara bensin yang pertama.  

            c. Selama mesin berputar waktu start :

            ECU mengirim pulsa ke injektor berdasarkan pulsa referensi rpm. Jika temperatur air pendingin rendah, lebar pulsa injektor diperpanjang dan terjadilah pengayaan perbandingan campuran udara-bensin.

            Jika temparatur air pendingin naik, lebar pulsa menjadi lebih pendek dan perbandingan campuran udara-bensin menjadi lebih kurus. Pada waktu start perbandingan udara-bensin ditentukan oleh ECU berkisar dari 1.5:1 pada 36 derajat C (-38F) sampai 14.7:1 pada 94 derajat C (202F)

            Catatan :
            • Mode start normal injektor menyemprotkan bensin mengikuti prosedur di atas selama katup gas menutup penuh.
            • Jika trotel dibuka, biarpun kecil, perbandingan campuran udara-bensin akan berubah.

            2. Mode Pembersih Saat Banjir Bensin 
            Jika mesin banjir bensin, pengemudi dapat menekan pedal gas sebesar 80% atau lebih besar untuk mengaktifkan Mode Pembersih Saat Banjir, agar lebih mudah meyakinkan bahwa katup gas telah dibuka 80% untuk mengaktifkan mode ini maka dapat dilakukan dengan menekan pedal gas secara penuh ke lantai (katup gas akan terbuka penuh).

            Pada waktu katup gas terbuka penuh dan putaran mesin dibawah 600 rpm (saat start) maka ECU memberikan pulsa injektor dengan perbandingan campuran udara-bensin 20:1. Bahkan memungkinkan pula beberapa saat injektor akan menghentikan penyemprotan secara total/ECU mematikan pulsa-pulsa injektor.   

            3. Run Mode (Mode Jalan) 
            Mode Jalan mempunyai 2 kondisi : Loop Terbuka (open loop) dan Loop Tertutup (closed loop). 

            4. Open Loop (Loop Terbuka) 
            Ketika mesin dihidupkan/distart pertama kali, sistem adalah dalam loop terbuka, ECU tidak menggunakan sinyal oksigen sensor, sebagai pengganti ECU menghitung rasio campuran udara- bensin dari sensor-sensor TP, ECT, MAP/MAF, IAT dan CKP. 

            Sistem akan berjalan dalam loop terbuka sampai kondisi-kondisi berikut ditemui :

            Tegangan keluar oksigen sensor bervariasi, suhu mesin sudah mencapai temperatur kerja dan oksigen sensor telah mengirimkan sinyal secara akurat ke ECU. Sensor air pendingin mesin telah mengirimkan sinyalnya ke ECU dan suhu kerja mesin telah tercapai.

            Lamanya waktu setelah start sudah tercapai, besaran waktu ini telah disimpan dalam data software memeori ECU sedemikian rupa dan disesuaikan dengan keadaan operasional mesin saat itu.

            5. Closed Loop (Loop Tertutup) 
            Ketika sinyal O2 Sensor, sensor temperatur air pendingin (ECT) dan kondisi-kondisi operasional mesin sudah bekerja sesuai dengan data pada software closed loop, maka ECU berubah ke loop tertutup. Loop tertutup berarti ECU memeriksa dan memperbaiki rasio campuran udara-bensin berdasarkan perubahan sinyal tegangan dari O2 Sensor (Oksigen sensor). 

            Bila sinyal O2 Sensor di bawah 450 mV, ECU akan menaikkan lebar pulsa injektor untuk memperkaya pernadingan campuran udara-bensin, ketika tegangan sinyal O2 Sensor naik di atas 450 mV, ECU mengurangi lebar pulsa injektor membuat perbandingan campuran lebih kurus. 

            Pada loop tertutup sensor yang lain tetap bekerja sebagaimana mestinya untuk memberikan input pada ECU.   Dengan kekonstanan pengindraan oksigen yang terkandung dalam gas buang, ECU dapat mempertahankan perbandingan campuran udara-bensin mendekati rasio ideal 14.7:1 (stokiometrik), agar katalitik konverter dapat bekerja secara effisien.   

            6. Semi-Loop Tertutup 
            Guna meningkatkan penghematan bensin, dalam beberapa tipe ECU, sub-mode loop tertutup diprogramkan. Sub-mode ini disebut semi-loop tertutup, terjadi selama pengendaraan di jalan raya kecepatan tinggi dan beban mesin ringan. ECU mengatur bensin lebih kurus dari 14.7:1.

            Converter Protection Mode (Mode Perlindungan Katalitik Konverter) ECU memonitor secara konstan operasional mesin melalui input-input seperti oksigen sensor, dan kondisi-kondisi perkiraaan yang dapat menyebabkan katalitik konverter mencapai temperatur yang berkelebihan. Jika ECU menemukan bahwa kondisi panas lanjut konverter terjadi, sistem kembali ke loop terbuka, dan memperkaya campuran bensin yang dapat mendinginkan konverter.  

            7. Acceleration Enrichment Mode (Mode Akselerasi Percepatan) 
            Ketika katup gas dibuka dengan cepat atau akselerasi, pembukaan katup gas ini akan menyebabkan penambahan secara simultan tekanan dalam manifold absolute pressure (MAP) atau massa udara (MAF) dan juga terjadi perubahan yang cepat pada sudut katup gas. 

            Penyemprotan bensin harus ditingkatkan untuk mengimbangi udara yang berlebih juga untuk respon perubahan tiba-tiba sinyal TP dan MAP/MAF, lalu ECU mengatur pulsa injektor yang lebih panjang agar campuran tidak menjadi kurus.   

            8. Decceleration Enleanment Mode (Mode Pengurangan Kecepatan) 
            Ketika mesin menurunkan kecepatan, campuran udara-bensin yang lebih kurus dibutuhkan guna mengurangi emisi hidrokarbon (HC) dan karbon monoksida (CO). ECU menerika data pengurangan tekanan atau massa udara dari MAP/MAF Sensor dan pengurangan posisi sudut katup gas (TP sensor) untuk menghitung dan pengurangan /penurunan dalam lebar pulsa injektor. 

            Pengurangan kecepatan mungkin sebagian atau secara penuh atau pengemudi mungkin tiba-tiba mengembalikan katup gas pada posisi akselerasi atau posisi idel ECU akan dapat menyesuaikan dengan tepat waktu dari segala operasional tersebut. 

            Apabila pengurangan kecepatan sampai katup gas pada posisi tertutup, ECU menyensor/mengindera bahwa pengemudi bermaksud ke mesin kembali ke putaran idel, penyemprotan bensin mungkin diputus sama sekali (pengurangan kecepatan dengan pemutusan injeksi) jika mendekati putaran idel kembali penyemprotan bensin dilakukan lagi agar putaran idel dapat dipertahankan   

            9. Fuel Cut-Off Mode (Mode Pemutusan Bensin) 
            Salah satu tujuan pemutusan bensin adalah untuk menghentikan penyemprotan bensin dari mesin selama kondisi-kondisi pengurangan kecepatan, misalnya ketika pengemudi melepas pedal gas dan kecepatan kendaraan masih relatif tinggi, maka ECU akan memutuskan penyemprotan bensin, misalnya saat menutun, atau jalan datar tapi pengemudi tiba-tiba tidak menekan pedal gas.

            ECU mungkin juga diprogram untuk memutuskan aliran bensin untuk alasan keamanan ketika mesin belum mencapai putaran maksimum (speed limiter), nilai putaran maksimum ini berbeda pada setiap mesin kendaraan. 

            Pemutusan bensin juga terjadi ketika pengapian dimatikan �OFF�, tanpa pulsa-pulsa referensi pengapian dari CKP Sensor, ECU tidak mengaktifkan injektor dan tidak ada bensin yang disemprotkan untuk mencegah dieseling atau run-on.   

            10. Selective Fuel Cut-Off (Pemutusan Bensin Selektif) 
            Adakalanya pemutusan bensin selektif digunakan dalam beberapa penerapan untuk pengaturan torsi mesin dan perlindungan mesin dari kerusakan. Dalam penerapan ini ECU dapat mematikan injektor apabila terjadi kondisi-kondisi seperti di bawah ini; Torque management enabled (pengaturan torsi); digunakan untuk mengurangi torsi selama transmisi berganti kecepatan. 

            Traction Control Enabled (kontrol traksi) : terjadi untuk mengurangi torsi saat pengereman. High Coolant Condition (kondisi sistem pendingin kurang sempurna) - melindungi mesin over heating, jika tidak ada bensin diinjeksikan ke silinder-silinder tertentu, sedikit panas dibangkitkan akan dapat mengurangi temperatur air pendingin. 

            11. Backup Mode 
            Dalam mode ini ECU bekerja melalui kalibrasi data internal yang memungkinkan ECU untuk menjalankan mesin dengan hanya melalui input-input rpm, posisi katup gas dan temperatur air pendingin untuk merubah penghitungan penyemprotan bensin. Peristiwa ini hanya terjadi saat ECU tidak dapat menerima secara normal masukan data dari sensor yang lain, meskipun demikian mesin masih dapat hidup meskipun engine check lamp ( MIL) menyala.   

            12. Mode Koreksi Tegangan Baterai 
            ECU yang cerdas juga dapat bekerja dan menyesuaikan diri dengan tegangan baterai hal ini diesebut dengan Mode Koreksi Tegangan Baterai, ECU akan mengoreksi kerja untuk mengimbangi variasi-variasi tegangan baterai ke pompa bensin dan injektor, ECU mengubah lebar pulsa pembukaan injektor guna mengkoreksi tegangan yang bervariasi pada baterai. 

            Ketika tegangan baterai turun, pompa bensin melambat dan volume bensin turun. untuk mengimbanginya, ECU menambah lebar pulsa injektor. Mode koreksi tegangan baterai ini selalu bekerja dengan akurat pada setiap kondisi operasional mesin. ECU juga melakukan mode ini saat tegangan baterai rendah waktu putaran idel atau mesin distart, ECU juga mengatur arus primer dengan penambahan waktu sudut dwell, agar kemampuan percikan bunga api pada busi tetap stabil meskipun tegangan baterai berubah.

            Friday, April 10, 2020

            Pemeriksaan Injektor EFI Menggunakan Test Lamp

            Pemeriksaan Injektor EFI Menggunakan Test Lamp - Injektor merupakan komponen mesin yang berfungsi untuk mengabutkan bahan bakar langsung ke ruang bakar. Ketika injektor tidak berfungsi, maka mesin mobil atau motor brebet atau pincang.

            Test lamp atau test pen DC merupakan alat yang dapat digunakan untuk pemeriksaan kelistrikan mobil, test lamp (test pen DC) ini berbeda dengan test pen AC seperti yang biasa digunakan untuk pemeriksaan listrik PLN. Test lamp ini bisa dibuat sendiri atau tinggal beli,harga cukup murah antara 10 ribu hingga 15 ribu rupiah.

            Pemilihan Test Lamp (Test Pen DC) Yang Tepat Untuk Mesin Injeksi :

            Untuk kendaraan yang jenis Injection, menggunakan komputer mesin (ECU) untuk mengatur seluruh sistem kerja mesin. Banyak jalur-jalur kelistrikan yang berhubungan antara sensor-sensor dan aktuator di mesin dengan ECU.

            Arus yang terdapat pada jalur pelistrikan itu belum tentu bertegangan 12 volt, bisa saja berupa suatu nilai besaran resistansi, besaran voltase yang sangat rendah dalam satuan mV dan sebagainya.

            Kelistrikan mobil bermesin injeksi (injection) bisa dikatakan sensitif. Maksimum beban arus yang cukup aman untuk pengetesan dengan test pen adalah sebesar 20 mA saja.

            Maka dalam hal ini test pen otomotif yang dikatakan aman untuk utak-atik mesin Injeksi adalah test pen LED, karena hanya membebani arus sebesar kurang dari 15mA.

            Akibat dari menggunakan test pen bohlam ke suatu jalur pelistrikan yang sensitif adalah terbakarnya komponen elektronik baik itu berupa sensor atau komponen yang ada di dalam ECU, yang menyebabkan ECU rusak/terbakar.

            Tidak hanya ECU, tetapi untuk kendaraan yang dilengkapi dengan modul-modul seperti Module ABS, Body Computer, Light Module, Transmission Module (matic), dsb. Juga sensitif terhadap test pen bohlam.

            Memasang Test Lamp (Test Pen DC) Untuk Mengetahui Kerja Injektor :

            • 1. Hubungkan ujung test lamp ke terminal positif (+) battery.
            • 2. Hubungkan ujung lainnya ke terminal injektor yang langsung ke ecu atau ecm. ECM yang ada pada injector. Perhatikan gambar dibawah :
            Menghubukan Test Lamp Ke Terminal Injektor

            • 3. Starter mesin sambil perhatikan apakah lampu test lamp dapat berkedip atau tidak.
            Perhatikan Nyala Lampu Test Lamp

            • 4. Tes ini untuk pemeriksaan apakah ECM dapat mengontrol injector atau ada masalah pada wiring.
            • 6. Jika lampu test lamp menyala ketika di starter, artinya tidak ada masalah dengan kerja kelistrikan injektor.
            • 7. Tetapi jika lampu test lamp mati ketika mesin di starter, artinya terdapat problem (masalah) dengan kerja kelistrikan injektor.
            Catatan : Pemeriksaan ini hanya untuk mengetahui kerja injektor, bukan mengetahui kondisi injektor.

            Saturday, April 4, 2020

            Komponen - Komponen Sistem Pendingin Radiator Dan Fungsinya

            Komponen - Komponen Sistem Pendingin Radiator Dan Fungsinya - Salah satu sistem terdapat pada kendaraan adalah sistem pendingin mesin. Sesuai namanya, sistem ini bertujuan untuk mendinginkan suhu mesin mobil ketika mesin mecapai suhu kerja tinggi untuk menjaga kestabilan suhu mesin.

            Umumnya, sistem pendingin yang digunakan pada mobil adalah sistem pendingin dengan air. Salah satu komponen penting dari sistem pendingin mesin adalah radiator.

            Komponen - Komponen Sistem Pendingin Radiator Dan Fungsinya


            Radiator

            1. Upper Tank (Tangki Bagian Atas)
            Upper tank merupakan tempat penampung water coolant (air pendingin) yang berada di saluran masuk. Komponen ini dapat menampung air panas yang berasal dari mesin, tempat penampung ini berada di bagian atas dengan bentuk memanjang. Tangki ini dilengkapi juga dengan lubang :
            • Pengisian
            • Pipa pembuangan
            • Saluran masuk air pendingin dari mesin
            • Lubang pengisian harus selalu ditutup dengan tutup radiator.

            2. Sirip Radiator
            Sirip radiator berfungsi untuk mempercepat pelepasan panas menuju udara. Sirip radiator berbentuk seperti plat yang berada di tengah - tengah inti radiator, karena jika radiator hanya menggunakan inti radiator untuk melepaskan panas akan membutuhkan waktu yang lama. Maka diletakkan sirip di bagian tengah inti radiator untuk lebih mempercepat mendinginkan air radiator (water coolant).

            3. Radiator Core (Inti Radiator)
            Inti radiator berfungsi untuk membuang panas dari air ke udara agar temperatur air menjadi lebih rendah dari sebelumnya. Inti radiator terdiri dari pipa - pipa air untuk mengalirkan air dari tangki atas ke tangki bawah dan sirip pendingin untuk membuang panas air yang berada pada pipa - pipa air. Ada dua tipe inti radiator (radiator core), yaitu : Tipe plate (flat fin type) & Tipe lekukan (currogated type). Perbedaan antara kedua tipe tersebut ditinjau dari model sirip pendinginnya.

            4. Lower Tank (Tangki Bagian Bawah)
            Tangki bawah berfungsi untuk menampung air yang telah didinginkan oleh inti radiator dan selanjutnya disalurkan ke mesin melalui pompa air. Pada tangki bawah ini juga dipasangkan saluran air yang akan berhubungan dengan pompa air dan saluran pembuangan untuk membuang air radiator saat membersihkan radiator.

            5. Drain Plug Atau Baut Penguras Air Radiator
            Drain plug atau baut penguras, berfungsi untuk menguras air pendingin (air coolant) dari dalam radiator. Lokasi dari drain plug  terletak di bagian bawah radiator yang berada tepatnya pada lower tank.

            6. Baut Pembuangan Angin Radiator
            Sebuah sistem pendingin radiator membutuhkan pembuangan udara untuk mengilangkan kantong udara terjebak di dalam sistem pendingin radiator tersebut. Hal ini untuk mencegah pembekuan dari sirkulasi yang menyebabkan mobil terlalu panas .

            7. Radiator Cup (Tutup Radiator)
            Tutup radiator tidak hanya berfungsi untuk menutup radiator seperti saat kita menutup botol berisi air kalau sudah di tutup selesai permasalahan karena air tidak tumpah atau meluber keluar.

            Beberapa fungsi tutup radiator, yaitu :
            • Penutup radiator agar tidak terjadi kebocoran
            • Membuat sistem menjadi bertekanan sehingga dapat mencegah terjadinya penguapan air dalam sistem (fungsi relief valve) dan mempercepat pencapaian suhu kerja mesin. 
            • Untuk mengurangi tekanan apabila tekanan di dalam sistem berlebihan sehingga dapat mencegah kerusakan dari bagian sistem.
            • Mengalirkan air dari radiator ke penampung atau reservoir dan memasukkan kembali pada saat tekanan dalam radiator turun (fungsi katub vacum).
            Radiator Cup (Tutup Radiator)

            8. Reservoir Tank
            Reservoir tank berfungsi untuk menampung air radiator untuk mencegah air raditor berkurang, sehingga ketika kondisi sistem pendinginan mesin dalam kondisi vakum dan kekurangan air, maka reservoir tank bisa menyediakan air untuk digunakan kembali.

            Reservoir tank umumnya dipasang dekat dengan radiator. Berbentuk seperti tabung penampungan air yang terbuat dari bahan plastik tebal. Reservoir tank terhubung dengan radiator, tepatnya di bagian dekat tutup radiator yang dihubungkan dengan sebuah selang.

            9. Kipas Radiator (Radiator Fan)
            Fan atau kipas radiator berfungsi untuk mengoptimalkan sistem pendinginan radiator. Pada dasarnya radiator terbuat dari bahan aluminium yang dapat telah dibuktikan bahan terbaik dalam penyerapan serta pelepasan panas.

            Tetapi pada suhu spesifik yakni suhu di atas 80� C, Rasiator sangat membutuhkan pendingin tambahann melalui angin yang di hasilkan daei putaran kipas ini, sehingga temperature mesin dapat tetap ideal.
            Kipas Radiator &  Pelindung Kipas

            10. Tutup Kipas
            Tutup kipas radiator ini terletak di bagian belakang kipas radiator dan dibautkan ke bagian radiator, fungsinya untuk melindungi kipas radiator.

            11. Termostat
            Setiap mobil memiliki suhu ideal kerja mesin yang berbeda, tetapi rata-rata temperature ideal kerja mesin berada pada range 80 �C - 90 �C, pada suhu ini pencampuran BBM dan udara berlangsung mendekati sempurna. 
            Bagaimana system pendingin mesin menjaga suhu ideal ini?
            Tugas ini ada pada thermostat. thermostat adalah sebuah katup yang berada diantara mesin dan selang radiator. Ketika suhu mesin mobil dibawah angka ideal, thermostat akan menahan aliran air dari mesin menuju radiator. Saat itu, aliran air akan berputar di dalam blok mesin saja.

            Pada saat suhu air mencapai 90�c katup thermostat akan otomatis terbuka lebar, karena pada saat ini mesin sudah menjadi panas. Air yang panas tadi mengalir masuk ke radiator untuk didinginkan.

            Selanjutnya air dari radiator yang telah dingin disalurkan oleh water pump menuju blok mesin. Katup dari thermostat akan terus membuka selama mesin panas, dan menutup kembali saat suhu mesin berubah menjadi dingin. 
            Thermostat & Water Pump

            12. Pompa Air (Water Pump)
            Water pump atau pompa air pada radiator berfungsi untuk memompa cairan pendinginan atau water coolant ke sirip - sirip radiator dan water jacket. Syarat utama agar tidak terjadi overheat pada mesin mobil adalah dengan tersirkulasinya cairan pendinginan ke seluruh celah saluran pendingin.

            11. Saluran Bypass (Slang / Pipa Radiator)
            Salah satu komponen mesin yang penting namun jarang diperhatikan adalah  saluran bypass. Terdiri dari  pipa dan selang bypass, bahkan dalam pengecekan di bengkel resmipun, pipa dan selang ini bukan bagian dari item pekerjaan.

            Fungsi selang radiator adalah untuk menyalurkan air dari mesin ke radiator dan kembali ke mesin. Meski fungsinya hanya menyalurkan air, komponen ini tidak bisa disepelekan.

            Selang radiator harus fleksibel tetapi tetap harus kuat menahan suhu air dengan suhu tinggi. Umumnya selang radiator terbuat dari karet khusus yang didesain untuk bertahan pada suhu tinggi namun fleksibel.

            Terhitung ada sekitar  4 jenis selang pada sistem pendingin yaitu :
            • Selang Radiator Atas : Selang radiator atas(upper hose) berfungsi mengalirkan air panas dari mesin ke radiator.
            • Selang Radiator Bawah : Selang radiator bawah(lower hose) berfungsi untuk menyalurkan air yang sudah didinginkan kembali ke mesin. 
            • Selang Penjepit : Selang penjepit digunakan untuk melindungi kerapatan selang untuk macam - macam hubungan (pada ujung selang). Beberapa jenis dari selang penjepit pada kendaraan antara lain jubilee, tipe skrup, dan tipe kancing atau spring.
            • Selang By pass (Ketika dipasang) : Selang bypass (ketika dipasang) berfungsi menghubungkan bagian lebih rendah pada ruang thermostat ke sisi jalan masuk pompa air dan mensirkulasikan engine dan kepala silinder, ketika thermostat tertutup untuk mencegah penguapan air di sekitar ruang bakar yang dapat mengakibatkan keretakan engine.