Jalan Malioboro Yogyakarta (Jogja)
Kapan terakhir kali kamu ke Jogja?
Ya, Yogyakarta memang menjadi sebuah kota yang mampu membuat wisatawan merindukannya dan selalu ingin berlama-lama menikmati suasana kota Gudeg ini.
Hal tersebut dikarenakan Kota ini masih menawarkan kearifan budaya lokal ditengah zaman yang serba modern.
Berada di Kota Yogyakarta, kamu akan mendapatkan pengalaman menarik menjelajahi budaya Jawa yang masih dipertahankan sampai sekarang.
Sindonews.com |
Banyak tempat wisata menarik yang dimiliki Kota Jogja ini, salah satunya yang sangat populer dikalangan wisatawan tentu saja Jalan Malioboro.
Rasanya tak akan lengkap jika berkunjung ke Jogja namun tidak menyempatkan diri untuk mampir ke Jalan Malioboro ini.
Sebuah jalan sepanjang 2,5 KM yang membentang dari Tugu Yogyakarta sampai ke Kantor Pos Yogyakarta yang tak pernah sepi wisatawan setiap harinya.
Jalan Malioboro berada dekat dengan Keraton dan disebut sebagai salah satu titik garis imajiner yang menghubungkan antara Pantai Parangtritis, Keraton Yogyakarta, dan Gunung Merapi.
Siapa yang menyangka jika dahulu jalanan ini hanyalah jalanan sepi dengan banyak pohon asem di tepinya.
Jalan Malioboro dahulu hanya dilewati oleh warga yang ingin ke Keraton, Benteng Vredeburg, ataupun ke pasar Beringhardjo.
Asal nama Malioboro pun memiliki dua versi.
Pertama, nama ini diambil dari bahasa Sansekerta, yang berarti "karangan bunga". Hal ini dikarenakan dahulu sepanjang jalan ini dipenuhi oleh karangan bunga setiap kali Keraton menggelar acara atau hajatan.
Sedangkan untuk versi kedua mengatakan bahwa nama Jalan Malioboro diambil dari seorang bangsawan Inggris, "Malborough", yang tinggal di Yogyakarta kala itu.
Tripsavvy.com |
Terlepas dari nama nama Malioboro berawal, jalan paling populer di Yogyakarta ini selalu berhasil menarik perhatian wisatawan yang datang ke Kota ini.
Jalan Malioboro menjadi semacam pusat oleh-oleh khas Yogyakarta.
Sepanjang jalan, kamu bisa menemukan beragam souvenir khas mulai dari kaos, blangkon, batik, sandal, kerajinan tangan, sampai bakpia patok dan yangko yang merupakan jajanan khas Yogyakarta.
Berbicara masalah kuliner, di Jalan Malioboro ini terdapat deretan pedagang kaki lima yang menawarkan sajian sederhana namun nikmat.
Jangan lupa mencicipi nasi gudeg yang sudah menjadi kuliner yang wajib coba di Jogja.
Untuk minuman, kamu bisa mencoba nikmatnya es dawet yang menawarkan rasa legit gula merah dipadu dengan kental dan gurihnya santan kelapa.
Sambil kamu menikmati makanan, sekelompok pengamen akan datang silih berganti dengan menyanyikan lagu-lagu yang akan membuat kamu semakin jatuh cinta pada Yogyakarta.
Eljohnnews.com |
Disepanjang jalan terdapat tukang becak dan delman yang setia menunggu pelanggannya.
Inilah saatnya kamu berkeliling sekitar Jalan Malioboro dengan moda transportasi khas Yogyakarta.
Jika kamu pandai dalam bidang tawar menawar, kamu bisa mendapatkan paket keliling tempat wisata sekitar dengan biaya yang terjangkau.
Selain itu, delman juga bisa kamu jadikan pilihan jika ingin merasakan pengalaman unik berkeliling Yogyakarta.
Selama berada di Jalan Malioboro, kamu hampir selalu bisa mendengarkan alunan gamelan jawa yang diputar dari kaset maupun dimainkan secara langsung oleh seniman jalanan Yogyakarta.
Tak hanya di siang hari, tempat wisata ini pun tetap hidup dan ramai di malam hari. Budaya lesehan dan angkringan sudah melekat dan tak bisa terlepaskan dari Kota yang cantik ini.
Tripadvisor.com |
Sampai sekarang, Jalan Malioboro masih menjadi Jalan paling populer di kota Yogyakarta.
Selain itu, Jalan Malioboro juga masih menjadi bagian penting dari Keraton Yogyakarta.
Jalan ini selalu menjadi lokasi kirab setiap kali keraton mengadakan sebuah acara dan perayaan tertentu.
0 komentar: