Tuesday, July 28, 2020

Pengertian & Fungsi Workshop Equipment Dalam Otomotif

Pengertian & Fungsi Workshop Equipment Dalam Otomotif - Workshop equipment merupakan berbagai macam kelengkapan alat yang diaplikasikan pada bengkel otomotif. Workshop equipment bukan menjadi kelengkapan utama untuk melakukan bebagai jenis perawatan / perbaikan pada kendaraan. Tetapi workshop equipment berfungsi untuk mempermudah melakukan pekerjaan tersebut.

Peralatan workshop equipment pada bengkel skala kecil akan berbeda jika di bandingkan dengan bengkel skala besar. Bengkel skala kecil memiliki kelengkapan-kelengkapan pendorong lebih sedikit dibandingkan bengkel skala besar.

Contohnya bengkel skala kecil hanya memiliki dongkrak tetapi bengkel besar memiliki dongkrak dan car lift dan alat kerja begkel lainnya.

Berikut Macam - Macam Workshop Equipment Dan Fungsinya


1. Car Lift

Car lift

Car lift adalah salah satu jenis workshop equipment yang banyak digunakan pada bengkel skala besar. Car Lift dalam pekerjaan perbaikan kendaraan sangat diperlukan untuk memudahkan pekerjaan mekanik yang dilakukan dibawah kendaraan.

Dengan adanya car lift berbagai macam pekerjaan yang perlu dilakukan dibawah kendaraan dapat lebih leluasa, misalnya perbaikan pada kaki-kaki kendaraan. Car lift merupakan salah satu alat yang digunakan untuk lifting kendaraan.

2. Dongkrak

Dongkrak

Dongkrak adalah salah satu jenis workshop equipment yang banyak digunakan dibengkel. Dongkrak terdapat dibengkel kecil atau bengkel besar, dongkrak dalam pekerjaan di bidang otomotif sangat berguna.

Berbagai pekerjaan yang membutuhkan jacking atau pengangkatan kendaraan agar posisinya lebih tinggi dari tanah atau lantai. Contohnya melepas roda, perbaikan sistem rem, perbaikan kaki-kaki, dan peerjaan lainnya. Dongkrak ada beberapa jenis.

3. Jackstand

Jack stand

Jackstand adalah salah satu jenis workshop equipment yang banyak digunakan dibengkel. Jackstand merupakan penopang kendaraan setelah diangkat. Penopang ini dapat disetel sesuai ketinggian pengangkatan kendaraaan.

Jackstand terbuat dari bahan yang kuat seperti besi, baja, atau campuran yang mampu menahan beban kendaraan. Tetapi dalam penempatan jackstand harus sesuai dengan titik tumpu pada kendaraan agar tercipta keamanan dan keselamatan kerja.
?

4. Kompresor

Kompresor

Kompresor adalah workshop equipment yang banyak digunakan dibengkel. Kompressor merupakan mesin yang digunakan untuk memampatkan atau menekan udara dan gas. 

Karena proses pemampatan, udara memiliki tekanan yang dapat digunakan untuk berbagai pekerjaan perbaikan maupun perawatan kendaraan.

Contoh pekerjaan yang membutuhkan kompresor ini diantaranya, membersihkan filter, karburator, impact gun, dan lain sebagainya.

5. Mesin Las

Mesin las

Mesin las adalah jenis workshop equipment yang banyak digunakan dibengkel. Mesin Las merupakan alat yang digunakan untuk menyambungkan beberapa komponen.

Dalam bidang otomotif mesin las sangat diperlukan untuk berbagai pekerjaan seperti perbaikan panel bodi dan kaki-kaki kendaraan. Banyak jenis mesin las, ada las litrik, las mig, dan las asityline.

6. Hydaulic Press

Hydaulic Press

Hydraulic press adalah salah satu jenis workshop equipment yang banyak digunakan dibengkel terutama pada bengkel bubut. Hydraulic press berfungsi untuk memberikan tekanan pada sebagian atau keseluruhan komponen kendaraan. Hydraulic press termasuk power tools (alat bertenaga).

Metode penggerak hydraulic press umumnya menggunakan penggerak pneumatik atau hidrolik. Hydraulic press sangat membantu dalam berbagai pekerjaan yang ada di bengkel seperti pemasangan bearing, pemasangan seal power cylinder, dan lain sebagainya.

7. Wheel Balancer

Wheel Balancer

Wheel balancer adalah salah satu jenis workshop equipment yang terdapat dibengkel bengkel terutama pada bengkel spooring dan balancing. Wheel balancer berfungsi untuk mendeteksi ketidakseimbangan roda kendaraan.
Jenis workshop equipment ini sangat diperlukan dalam proses balancing. Roda diputar pada poros untuk melihat ketidakseimbangan.

Nilai ketidakseimbangan akan ditunjukan pada layar yang tersedia. Untuk proses perbaikannya yaitu dengan memberikan pemberat agar roda seimbang dan kendaraan menjadi lebih nyaman.

8. Tyre Changer

Tyre changer
Tyre changer adalah salah satu jenis workshop equipment yang banyak digunakan dibengkel, utamanya pada bengkel velg dan ban. Tyre Changer berfungsi untuk memudahkan proses pemasangan dan pembongkaran ban dari rim.

Dengan menggunakan tyre changer maka proses pelepasan dan pemasangan ban menjadi efisien. Hal ini dikarenakan tyre changer menggunakan tenaga tambahan dari sistem pneumatik atau udara bertekanan.

9. Bench Grinder

Bench Grinder

Bench grinder adalah salah satu jenis workshop equipment yang banyak digunakan dibengkel. Bench grinder memiliki fungsi untuk membentuk, meratakan, atau membersihkan suatu permukaan.

Bench grinder sangat membantuk dalam berbagai pekerjaan di bengkel seperti membersihkan busi, membentuk berbagai sparepart yang membutuhkan penyesuaian, dan lain sebagainya.

Tuesday, March 24, 2020

Fungsi Dial Indikator & Cara Menggunakannya

Fungsi Dial Indikator & Cara Menggunakannya - Dial indicator atau yang sering disebut juga Dial Gauge merupakan salah satu alat ukur mekanik yang biasa digunakan pada bengkel otomotif.

Fungsi Dial Indikator (Dial Gauge)


Dial gauge atau dial indikator berfungsi untuk :
  • 1. Memeriksa penyimpangan yang sangat kecil dari bidang datar
  • 2. Memeriksa Benda bulat
  • 3. Memeriksa Benda permukaan lengkung
  • 4. Memeriksa kerataan dari permukaan benda
  • 5. Memeriksa penyimpangan eksentris
  • 6. Memeriksa kesejajaran permukaan benda
  • 7. Menyetel kesentrisan benda pada pencekam mesin bubut
  • 8. Memeriksa penyimpangan bantalan pada poros engkol.

Bagian - Bagian Dial Indikator Dan Fungsinya

Konstruksi dan komponen pada dial indikator dapat dilihat seperti gambar di bawah ini :
Bagian - Bagian Dial indikator

1. Outer Ring
Bagian dial gauge yang berfungsi untuk kalibrasi (menempatkan skala jarum panjang pada angka nol). Outer ring dapat diputar ke kiri atau ke kanan untuk menentukan posisi angka nol yang tepat.

Artinya posisi angka nol tidak pasti selalu berada di atas, tetapi bisa ada pada posisi di bawah atau disamping, tergantung pada posisi mana yang kita kehendaki pada saat porses mengukur benda kerja.

2. Sekrup Pengunci (Fine Adjustment)
Komponen ini berbentuk seperti sekrup untuk mengunci outer ring saat proses kalibrasi dial indikator. Sehingga saat dial gauge sudah dikalibrasi angkanya tidak berubah.

3. Jarum Panjang (Jarum Penunjuk)
Jarum panjang ini akan langsung bergerak saat bidang sentuh tertekan oleh benda kerja, nilai pergerakan dari jarum tersebut tergantung dari beberapa nilai skala dial gauge yang digunakan.

Misalnya nilai skala dial gauge 0,01 mm, jika jarum panjang bergerak dari angka 0 - 10 berarti nilai pergerakan jarum panjang tersebut adalah 0,01 mm x 10 = 0,1 mm.

4. Jarum Pendek (Jarum Penghitung Putaran)
Jarum pendek akan bergerak satu ruas, jika jarum panjang bergerak dari angka nol sampai dengan angka nol lagi (satu putaran).

5. Batas Toleransi
Dua alat ini dapat digeser ke kiri atau ke kanan sampai dengan kehendak kita, untuk melihat batas pergerakan jarum panjang ke arah kiri dan kanan, pada saat proses pengukuran benda kerja.

6. Stem
Stem pada indikator yang berfungsi sebagai tempat spindle bergerak naik turun.

7. Spindel
Spindel terletak dibagian bawah dial indicator yang berfungsi sebagai input data ke dial indicator.

8. Bidang Sentuh
Alat ini akan bergerak naik dan turun saat bersentuhan dengan permukaan benda kerja.

9. Magnetic Switch
Magnetic switch digunakan sebagai base (landasan) magnet yang diletakan di atas meja pengukuran (papan besi). Agar saat melakukan pengukuran posisi alat tidak goyang atau rubah.

Jenis - Jenis Dial Indikator (Dial Gauge)

Dial gauge sendiri ada beberapa jenis sesuai dengan skala yang digunakan, yaitu :
  • 1. Dial gauge dengan nilai skala 0,01 mm, jenis ini dapat digunakan untuk mengukur dengan batas ukuran sampai dengan 10 mm.
  • 2. Dial gauge dengan nilai skala 0,01 mm, jenis ini mempunyai batas ukur sampai dengan 1 mm.
  • 3. Dial gauge dengan nilai skala 0,0005 mm, jenis ini mempunyai batas ukur sampai 0,025 mm.

Cara Menggunakan Dial Indikator (Dial Gauge)

Langkah 1 : Pemasangan dial gauge pada batang penyangga
  • Masukkan batang penyangga pada lubang tangkai dial indikator (bagian belakang alat). Kemudian kencangkan baut penguncinya / pengencangnya.

Langkah 2 : Kalibarasi dial gauge (dial indikator)
  • 1. Letakkan bidang sentuk dial indikator pada permukaan benda kerja yang akan diukur dengan posisi alat tegak lurus dan spindle sedikit tertekan. 
  • 2. Jika posisi dial sudah tegak lurus dan spindle juga sedikit tertekan, selanjutnya kendorkan outer ring untuk melakukan kalibrasi.
  • 3. Amatilah skala untuk jarum panjang (skala utama). 
  • 4. Jika pada skala utama tidak menunjukkan pada angka 0 (nol), maka putarlah outer ring searah jarum jam atau sebaliknya, tergantung dari kebutuhan (sampai jarum skala utama menunjukkan pada angka nol "0").

Langkah 3 : Melakukan pengukuran menggunakan dial indikator
  • 1. Nyalakan aliran magnet (memutar tombol magnetic switch) yang ada pada bagian bawah ke posisi on. Setelah itu bersihkan permukaan benda kerja yang akan diukur dari kotoran.
  • 2. Kemudian posisikan spinldel (bidang sentuh) tepat diaatas permukaan benda kerja sampai menyentuh atau terjadi gesekan antara bidang sentuh alat dengan benda kerja. (Lihat gambar dibawah)
Posisi Dial Indikator

  • 3. Kemudian benda kerja digeserkan ke kanan atau ke kiri, jika jarum pada dial indikator itu berputar searah jarum jam maka benda kerja tersebut permukaanya cembung atau menonjol ke atas.
  • 4. Sedangkan jika jarum pada dial indikator berputar berlawanan dengan arah jarum jam maka benda tersebut cekung.

Adapun metode pengukuran yang digunakan dial indikator adalah sebagai berikut :
  • Benda kerja yang dipindahkan, dial indikator tetap pada posisi diam.
  • Dial indicator yang dipindahkan, benda kerja tetap pada posisi diam.
  • Benda kerja diputar, dial indicator tetap pada posisi diam

    Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan dial indikator adalah keadaan permukaan benda yang akan diukur harus bersih, posisi bidang sentuh tegak lurus pada permukaan komponen yang diperiksa, dan metode pengukuran yang digunakan.

    3. Membaca Hasil Pengukuran Dial Indikator
    Pada dial indikator terdapat 2 skala, yaitu :

    a. Skala besar (terdiri dari 100 strip)
    Pada skala besar tiap stripnya bernilai 0,01 mm. Jadi ketika jarum panjang berputar 1 kali penuh maka menunjukkan pengukuran tersebut sejauh 1 mm.

    b. Skala kecil
    Skala kecil merupakan penghitung putaran dari jarum panjang pada skala yang besar.

    Contoh : Jika jarum panjang pada skala besar bergerak sejauh 6 strip dan jarum pendek bergerak pada skala 3 maka artinya hasil pengukurannya adalah 3,06 mm.

    Pengukuran diatas diperoleh dari :
    • Skala pada jarum panjang dibaca : 6 x 0,01 mm = 0,06 mm
    • Skala pada jarum pendek dibaca : 3 x 1 mm = 3 mm
    • Maka hasil pengukurannya adalah 0,06 mm + 3 mm = 3,06 mm.

    Cara Penyimpanan & Perawatan Dial Indikator

    • 1. Suhu ruangan penyimpanan alat adalah 20� C supaya tidak terjadi perubahan fisik akibat meningkatnya suhu.
    • 2. Kondisi ruangan penyimpanan alat tidak terlalu lembab supaya tidak berkorosi (kelembaban udara 50 - 60 %).
    • 3. Setelah dipakai dimasukkan kembali ke kotak penyimpananya.
    • 4. Dipakai sesuai dengan fungsinya.
    • 5. Dipakai menurut petunjuk operasional dan keselamatan kerja yang telah ditentukan.
    • 6. Dial indikator jangan sampai jatuh atau terkena benturan keras.
    • 7. Bersihkan debu atau kotoran dari poros peraba atau batang pengukur sebelum dan sesudah pemakaian.
    • 8. Jangan melumasi poros peraba dengan minyak agar debu tidak melekat
    • 9. Cara menaikkan dan menurunkan poros peraba haruslah hati-hati, jangan menimbulkan sentakan mekanisme didalamnya.
    • 10. Penyimpanan dial indicator secara baik harus bebas dari sinar matahari secara langsung, kelembapan tinggi, dan debu atau kotoran.

    Saturday, May 30, 2020

    Alat Pelindung Diri (APD) Dalam K3 Beserta Fungsinya

    Alat Pelindung Diri (APD) Dalam K3 Beserta Fungsinya - Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Alat pelindung diri diatur dalam
    PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI.

    Jadi APD ini merupakan standar yang memisahkan interaksi langsung dengan sumber bahaya. Perusahaan juga harus menyediakan berbagai peralatan keselamatan ini dengan standar yang telah ditetapkan secara nasional atau SNI. 

    Berikut Peralatan APD (Alat Pelindung Diri) Dalam K3 Dan Fungsinya


    1. Alat Pelindung Saluran Pernafasan
    Alat ini berfungsi untuk melindungi organ pernapasan dengan cara menyalurkan udara bersih atau menyaring paparan zat atau benda berbahaya, seperti mikroorganisme (virus, bakteri, dan jamur), debu, kabut, uap, asap, dan gas kimia tertentu, agar tidak terhirup dan masuk ke dalam tubuh.

    Alat pelindung pernapasan terdiri dari beberapa komponen, yaitu : Masker
    Respirator, Tabung atau cartridge khusus untuk menyalurkan oksigen dan Tangki selam dan regulator, untuk pekerja yang bekerja di dalam air.

    Jika pekerja mengalami gangguan pernapasan di tempat kerja, idealnya juga tersedia alat bantu pernapasan, seperti masker dan tabung oksigen.
    Alat Pelindung Saluran Pernafasan

    2. Alat Pelindung Kepala
    Alat pelindung kepala berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan, pukulan, atau cedera kepala akibat kejatuhan benda keras. Alat ini juga bisa melindungi kepala dari radiasi panas, api, percikan bahan kimia, ataupun suhu yang ekstrem.

    Jenis alat pelindung kepala terdiri dari helm pengaman (safety helmet), topi atau tudung kepala, dan pelindung rambut.
    Alat Pelindung Kepala

    3. Alat Pelindung Kepala Dan Pelindung Wajah
    Alat pelindung ini berfungsi untuk melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya, gas dan partikel yang melayang di udara atau air, percikan benda kecil, panas, atau uap.

    Alat pelindung diri yang menutup wajah dan mata juga penting digunakan untuk mengurangi risiko munculnya gangguan kesehatan atau cedera akibat paparan radiasi, pancaran cahaya, dan benturan atau pukulan benda keras atau tajam.

    Alat pelindung mata yang umumnya digunakan adalah kacamata khusus atau spectacles dan goggles. Sedangkan alat pelindung muka terdiri dari tameng muka (face shield) atau full face masker, yaitu masker yang menutupi seluruh bagian wajah.
    Alat Pelindung Mata dan Pelindung Wajah

    4. Alat Pelindung Telinga
    Terdapat dua jenis penutup telinga yaitu alat pelindung telinga kecil dan alata pelindung telinga besar. Alat pelindung telinga kecil atau bisa dikenal dengan ear plug digunakan di bagian lebih dalam telinga sehingga kebisingan bisa dihindari secara penuh.

    Sedangkan alat penutup telinga besar (ear muff) digunakan dibagian luar dan masih bisa mendengar suara eksternal. Tujuan dari menggunakan ini adalah lebih berkonsentrasi dan terhindar dari suara bising yang mengganggu.
    Alat Pelindung Telinga

    5. Sarung Tangan (Gloves)
    Beberapa pekerjaan yang berhubungan dengan larutan kimia, proses pemanasan, ataupun komponen benda tajam, umumnya mengharuskan pemakaian sarung tangan secara intensif mengingat tingginya risiko cedera.
    Sarung Tangan (Gloves)

    Beberapa jenis sarung tangan yang paling banyak digunakan adalah :

    a. Leather gloves (sarung tangan kulit)

    Berfungsi sama seperti sarung tangan katun. Tetapi, material kulit umumnya lebih nyaman untuk digunakan dan lebih kuat menahan benda yang berpotensi melukai tangan;

    b. Rubber gloves (sarung tangan karet)

    Berfungsi untuk melindungi kulit dari kontak langsung dengan minyak dan bahan perekat. Pekerjaan di laboratorium juga kerap menggunakan sarung tangan karet.

    Dan sarung tangan yang didesain khusus agar mampu melindungi tangan ketika harus bekerja di lokasi yang memiliki aliran listrik, baik tegangan rendah maupun tinggi.

    6. Sepatu Boots
    Tanpa sepatu yang sesuai, kaki akan rentan terluka oleh benda tajam di tanah ataupun kejatuhan benda berbahaya dari atas.

    Menggunakan sepatu boot berfungsi untuk melindungi kaki dari tusukan benda tajam, bahan kimia berbahaya, cairan yang terlalu dingin atau panas, dan lain-lain.
    Sepatu Boots

    7. Sepatu Pengaman (Safety Shoes)
    Serupa dengan boot, sepatu pengaman ini membantu kaki Anda terlindung dari bahaya cairan kimia, tusukan benda tajam, benturan benda berat, dan lain-lain.

    Sepatu jenis ini umumnya lebih tahan lama dibandingkan dengan macam sepatu yang lain, sehingga dapat tetap berfungsi optimal dalam periode waktu yang panjang.

    Ada sepatu yang memang didesain supaya tahan selip, tahan bahan panas, tahan listrik, dan tahan bahan kimia.
    Sepatu Pengaman (Safety Shoes)

    8. Sabuk Dan Tali Keselamatan
    Beberapa pekerjaan mengharuskan pekerjanya untuk bekerja pada posisi yang cukup berbahaya, seperti di ketinggian atau dalam ruangan yang sempit di bawah tanah.

    Sabuk dan tali keselamatan ini berfungsi untuk membatasi gerakan pekerja agar tidak terjatuh atau terlepas dari posisi yang aman.
    Sabuk Dan Tali Keselamatan

    9. Jas Hujan (Raincoat)
    Meski terkesan tak terlalu penting, jas hujan berfungsi untuk melindungi tubuh dari percikan air, baik ketika harus bekerja di bawah air hujan maupun ketika mencuci peralatan dengan air dalam jumlah besar.

    Beberapa jas hujan didesain khusus agar tak hanya tahan air namun juga tahan panas danapi, seperti yang pada umumnya dipakai oleh para anggota pemadam kebakaran.
    Jas Hujan (Raincoat)

    10. Rompi Safety
    Rompi APD yang baik adalah yang berbahan poliester dan mampu memantulkan cahaya karena telah didesain secara khusus dengan tambahan reflektor.

    Salah satu fungsi utama menggunakan alat ini adalah supaya pekerja dapat terlihat dengan jelas pada waktu malam hari atau ketika penerangan tak terlalu memadai.
    Rompi Safety

    11. Wearpack
    Wearpack merupakan pakaian khusus yang dipakai oleh perkerja yang memiliki risiko pekerjaan tinggi. Misalnya : Pekerja bengkel, tambang, dan pemadam kebakaran adalah orang-orang yang hampir selalu menggunakan  wearpack  demi keselamatan mereka.

    Menggunakan APD ini diharapkan tubuh terlindung dari percikan minyak, bensin, panas, api dll. Model pakaian ini umumnya menutupi leher hingga mata kaki sehingga dapat mengamankan seluruh tubuh.

    Bahan yang digunakan pun bervariasi. Ada yang menggunkan bahan drill dan katun untuk pekerjaan yang tak bersentuhan dengan api. Tetapi ada juga katun anti api yang mengurangi kemungkinan tubuh melakukan kontak fisik dengan api.

    Garis terang yang ada pada wearpack, umumya berwarna hijau kekuningan, bernamascotch light supaya terhindar baik dari risiko tertabrak kendaraan maupun kelalaian manusia lainnya.
    Wearpack

    12. Pelampung
    Terakhir adalah pelampung yang harus disediakan pada perusahaan yang berhubungan dengan air.

    Pelampung ini umumnya menjadi standar yang wajib dilakukan ketika bekerja di atas lain seperti pengeboran minyak atau pada pekerja yang sedang membangun jembatan.

    Hal ini untuk memastikan pekerja tidak tenggelam saat jatuh ke dalam air. Pelampung ini terdiri dari life jacket atau life vest.
    Pelampung

    Saturday, October 12, 2019

    Mengenal Tentang Sistem Rem Angin

    Mengenal Tentang Sistem Rem Angin - Rem udara atau biasa dikenal dengan nama rem angin adalah sistem rem yang pengoperasiannya menggunakan udara yang bertekanan dimana rem ini memanfaatkan energi udara bertekanan untuk menjalankan sistem pengereman. Awalnya sistem rem ini dikembangkan dan digunakan pada kereta api untuk menggantikan sistem rem mekanik secara individu yang artinya satu tuas hanya untuk mengerem satu roda.

    Dengan diciptakannya sistem rem udara, kita hanya perlu menekan satu tombol atau pedal untuk membuka katup-katup agar udara bertekanan mengalir pada sistem rem sehingga brake chamber mengaktifkan brake house sampai terjadi proses pengereman. Intinya dengan menggunakan energi sekecil mungkin dapat melakukan pengereman untuk daya besar dengan bantuan udara bertekanan.


    Pada sistem pengereman yang digunakan kendaraan untuk membawa muatan besar seperti bus dan  truk tentu berbeda dengan mobil konvensional seperti sedan, SUV,.ataupu MPV. Perangkat pengereman yang digunakan harus mampu disesuaikan dengan dimensi dan bobot kendaraan yang besar. Rem bus atau truk tentunya tidak mungkin hanya mengandalkan booster rem untuk membuat efesiensi ketika pengereman seperti yang digunakan pada mobil berukuran kecil dan sedang.

    Jika rem pada kendaraan kecil adalah rem tromol yang kinerjanya dibantu oleh sistem hidrolik yang digerakkan oleh tekanan angin. Karena itu jenis rem ini juga dikenal sebagai rem angin (air brake). Umumnya rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar.

    Efek pengereman (bracking effect) diperoleh karena adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek. Supaya saat pengereman tidak mengeluarkan tenaga yang besar, maka dibuatlah suatu sistem pengereman yang memakai tenaga tekanan udara. Sistem ini disebut sistem rem tekanan udara atau lebih dikenal rem udara. Sistem rem udara dilengkapi dengan sebuah kompresor untuk menghasilkan udara kompresi (udara bertekanan).

    Kompresor pada sistem rem angin digerakkan oleh mesin kendaraan. Tiap-tiap roda dilengkapi dengan perangkat rem mekanik, poros kunci - kunci rem dilengkapi dengan tuas yang berhubungan dengan batang torak dari silinder-silinder udara. Di dalam sistem rem udara tidak diperkenankan ada kebocoran, kebocoran udara dapat mengakibatkan berkurangnya daya pengereman.

    Keuntungan Pemakaian Rem Udara :

    1. Memanfaatkan udara sebagai media kerja meiliki keutungan lebih karena

    • Udara tersedia dimana saja dalam jumlah yang tak terhingga.
    • Saluran-saluran balik tidak diperlukan karena udara bekas dapat dibuang bebas ke atmosfer.
    • Udara bertekanan dapat dialirkan dengan mudah melalui saluran - saluran dengan jarak yang panjang, jadi pembuangan udara bertekanan dapat dipusatkan.
    • Dalam satu sumber tekanan, udara pada setiap cabang yang belum melalui penampang mempunyai tekanan udara yang sama. 
    • Melalui saluran-saluran cabang dan pipa-pipa selang, energi udara bertekanan dapat disalurkan kemana saja dalam sistem rem tersebut.

    2. Dapat disimpan dengan mudah

    Sumber udara bertekanan (kompresor) hanya menyalurkan udara bertekanan sewaktu udara bertekanan ini perlu digunakan. Jadi kompresor tidak perlu bekerja seperti halnya pada pompa peralatan hidrolik.

    3. Bersih dan kering

    Udara bertekanan yang digunakan adalah udara bersih. Kalau ada kebocoran pada saluran pipa, benda - benda kerja maupun bahan -  bahan disekelilingnya tidak akan menjadi kotor. Udara bertekanan yang digunakan juga merupakan udara kering, sehingga tidak menimbulkan korosi pada saluran-saluran yang terbuat dari logam.

    4. Udara tidak peka terhadap suhu

    • Udara bersih (tanpa uap air) dapat digunakan sepenuhnya pada suhu-suhu yang tinggi atau pada suhu rendah atau jauh di bawah titik beku. 
    • Udara bertekanan juga dapat digunakan pada tempat - tempat yang sangat panas, misalnya untuk digunakan pada tempa tekan, pintu - pintu dapur pijar, dapur pengerasan atau dapur lumer. 
    • Peralatan-peralatan atau saluran-saluran pipa dapat digunakan secara aman dalam lingkungan yang panas sekali, misalnya pada industri - industri baja atau bengkel-bengkel tuang (cor).

    5. Aman terhadap kebakaran dan ledakan

    Keamanan kerja serta produksi besar dari udara bertekanan tidak mengandung bahaya kebakaran maupun ledakan. Dalam ruang-ruang dengan resiko timbulnya kebakaran atau ledakan atau gas-gas yang dapat meledak dapat dibebaskan. Alat-alat pneumatik dapat digunakan tanpa dibutuhkan pengamanan yang mahal dan luas. Dalam ruang seperti itu kendali elektrik dalam banyak hal tidak diinginkan.

    6. Tidak diperlukan pendinginan fluida kerja

    Pembawa energi (udara bertekanan) tidak perlu diganti sehingga untuk ini tidak dibutuhkan biaya.
    Minyak setidak-tidaknya harus diganti setelah 100 sampai 125 jam kerja.

    7. Rasional (Menguntungkan)

    Pneumatik adalah 40 sampai 50 kali lebih murah daripada tenaga otot. Hal ini sangat penting pada mekanisasi dan otomatisasi produksi. Komponen-komponen untuk peralatan pneumatik tanpa pengecualian adalah lebih murah jika dibandingkan dengan  komponen - komponen peralatan hidrolik.

    8. Kesederhanaan (Mudah Pemeliharan)

    Karena konstruksi sederhana, peralatan-peralatan udara bertekanan hampir tidak peka gangguan.
    Gerakan-gerakan lurus dilaksanakan secara sederhana tanpa komponen mekanik, seperti tuas-tuas, eksentrik, pegas, poros sekrup dan roda gigi. Komponen-komponennya dengan mudah dapat dipasang dan setelah dibuka dapat digunakan kembali untuk penggunaan -  penggunaan lainnya.

    9. Dapat dibebani lebih

    Alat-alat udara bertekanan dan komponen-komponen berfungsi dapat ditahan sedemikian rupa hingga berhenti. Dengan cara ini komponen-komponen akan aman terhadap pembebanan lebih.
    Komponen-komponen ini juga dapat direm sampai keadaan berhenti tanpa kerugian.
    Pada pembebanan lebih, alat-alat udara bertekanan memang akan berhenti, tetapi tidak akan mengalami kerusakan. Alat-alat listrik terbakar pada pembebanan lebih.

      Thursday, April 16, 2020

      Fungsi Scan Tool Atau Scanner

      Fungsi Scan Tool Atau Scanner - Scan tool atau Scanner EFI merupakan alat diagnosa profesional yang digunakan oleh seorang mekanik / teknisi kendaraan yang berfungsi untuk menemukan kerusakan pada mobil dengan cara scanning data yang tersimpan di dalam memori ECU (Electronic Control Unit), scan ini dapat dilakukan dengan cepat & akurat.
      Scan Tool Atau Sacanner EFI

      Electronic Control Unit (ECU) yang ditempatkan pada kendaraan ada beragam jenis dan memiliki berbagai fungsi, seperti : Electronic Control Unit pada mesin (EFI), Sistem Rem (ABS & EBD), Body Mobil (BCM), Sistem Transmisi (ECT / TCU / EGS), Sistem AC, Sistem kemudi (Power Steering), dan lain - lain.

      Ketika kerusakan terjadi pada sistem elektronik yang ada pada kendaraan, scanner inilah yang digunakan untuk mendeteksi kerusakan yang terjadi, terutama yang berhubungan dengan input sensor.

      Tetapi, jika terdapat kerusakan manual pada mobil seperti bunyi beredecit pada kampas rem, oli tersumbat, atau setir yang belum digerakkan secara elektrik, maka biasanya dicari sendiri oleh mekanik. Hal tersebut dikarenakan tidak semua bengkel resmi memiliki alat scanner.

      Selain harganya yang mahal, scanner universal memerlukan update untuk membaca teknologi terkini pada mobil - mobil yang beredar di pasaran. Data software dapat ditransfer dengan sistem dari semua merek dan tipe mobil.

      Tetapi scanner yanh digunakan untuk sistem EFI juga sudah dapat di akses melalui smart phone dengan menggunakan aplikasi scanner dan menggunakan OBD bluetooth.

      Fungsi Scan Tool / Scanner


      1. Memberikan informasi seputar nilai variabel dari sensor atau aktuator, atau bisa disebut dengan istilah current data yang tentunya akan membantu seorang mekanik untuk mendiagnosa kerusakan pada mobil.

      2. Memberikan informasi berupa kode kerusakan atau DTC (Data Trouble Code) yang terbaca oleh ECU (Electronic Control Unit). 

      3. Mengetes aktuator (actuator testing). Jadi dapat menyalakan atau mematikan (ON/OFF) sistem AC, memajukan sudut pengapian, memperbesar atau memperkecil semprotan bahan bakar, ON/OFF kipas sistem pendingin radiator, dan lain-lain. 

      4. Sebagai alat ukur lain berupa volt meter, osiloskop dan juga ada generator simulasi sinyal.

      Beberapa Istilah Yang Terdapat Pada Scan Tool / Scanner

      1. DTC (Diagnostic Trouble Code) 
      DTC yaitu kesalahan sistem elektronik yang disebabkan oleh sensor-sensor, atau bagian lain yang mungkin bisa di deteksi oleh ECU.

      2. Clear DTC / Erase DTC
      Clear DTC digunakan untuk menghapus DTC (Data Trouble Code) yang tersimpan didalam memori ECU atau lebih mudahnya untuk mereset ECU.

      3. Data Stream
      Data stream digunakan untuk mengeluarkan data digital dari sistem yang dicek (misal engine, rem, transmisi dsb).

      4. Function Test / Test Unit / Actuation Test
      Yaitu menu scan tool yang berfungsi untuk melakukan tes tertentu, contohnya :
      • Mematikan Injector
      • Mematikan Ingniton Coil (Koil pengapian)
      • Menjalankan Fuel pump (pompa bensin)
      • Menjalankan Radiator Cooling Fan  (Kipas Radiator)
      • Menjalankan ISC (Idle Speed Control)
      • Dan lain - lain.

      Sifat operasional dari tes ini bersifat sementara, karena hanya untuk memeriksa bahwa sistem tersebut dapat bekerja dengan normal atau tidak. Ada beberapa mobil yang menyediakan fungsi ini untuk mengatur CO, mengatur waktu dan juga mengatur rpm.

      Prinsip Kerja Scan Tool / Scanner

      Pada pripsipnya cara kerja scan tool ini sederhana, scan tool / scanner mendapatkan kode - kode angka berupa bilangan binner (0/1) yang dikirim oleh ECU, kemudian scanner menterjemahkan kode - kode tersebut ke dalam bentuk bilangan / angka - angka, grafik dan sebagainya.

      ECU (Electronic Control Unit) mengirim suatu kode - kode ke scanner, scanner mengartikan kode-kode tersebut menjadi informasi yang bisa kita pahami. Dan begitu sebaliknya ketika kita menekan tombol pada scanner, scanner mengirimkan kode - kode ke ECU yang bisa dipahami olehnya, kemudian ECU mengirimkan kembali kode - kode ke scanner.
      Diganosa Kerusakan, scanner menerima dan membaca data yang dikirim ECU

      Kode - kode binner yang dikirim atau diterima dari scanner ke ECU & dari ECU kembali ke scanner dilakukan secara bergantian, ini disebut komunikasi secara serial. Semua komunikasi pada kendaraan untuk dikoneksikan keluar menggunakan komunikasi serial.

      Pada prinsipnya terdapat 2 jenis komunikasi serial, yaitu komunikasi data serial secara sinkron dan komunikasi data serial secara asinkron.

      Pada komunikasi data serial sinkron, clock dikirimkan bersama dengan data serial, sedangkan komunikasi data serial asinkron, clock tidak dikirimkan bersama data serial, tetapi dibangkitkan secara sendiri-sendiri baik pada sisi pengirim (transmitter) maupun pada sisi penerima (receiver).

      Komunikasi data serial secara sinkron merupakan bentuk komunikasi data serial yang memerlukan sinyal clock untuk sinkronisasi. Sinyal clock tersebut akan tersulut pada setiap bit pengiriman data.

      Sedangkan komunikasi asinkron tidak memerlukan sinyal clock sebagai sinkronisasi. Pengiriman data pada komunikast serial pada mikrokontroler tertentu dilakukan mulai dari bit yang paling rendah (LSB) hingga bit yang paling tinggi (MSB).

      Perawatan Scan Tool / Scanner

      • Meletakan scantool pada tempat kering, terhidar dari tempat basah atau menghindarkan alat dari terkena air.
      • Menghindarkan scanner dari medan magnet.
      • Ketika akan menghidupkan kendaraan, scanner dimatikan terlebih dahulu.
      • Perlu diperhatikan juga kebersihan alat tersebut, sebelum dan sesudah pemakaian