Monday, April 26, 2021

Letak Sensor Toyota Avanza Atau Daihatsu Xenia

 TipsSolusi.com - Letak Sensor Toyota Avanza Atau Daihatsu Xenia - Kali ini akan dibahas tentang letak sensor dan aktuator yang terdapat pada mobil :

  • Toyota Avanza
  • Toyota Rush
  • Daihatsu Xenia
  • Daihatsu Terios.
Kontruksi mesin tipe D-EFI

Alasannya karena keempat mobil tersebut menggunakan basic mesin dan sistem injeksi tipe D-EFI yang sama,  yang menjadikan pembedanya cc.
Posisi Sesor Dan Aktuator

Letak Sensor Toyota Avanza, Toyota Rush, Daihatsu Xenia Dan Daihatsu Terios Berserta Fungsinya

Sistem EFI tidak dapat terlepas dari komponen elektronika. Salah satu komponen elektronika dalam sistem EFI adalah sensor.
Secara umum, sensor berfungsi untuk mendeteksi suatu kondisi atau keadaan.

MAP berfungsi untuk mendeteksi tingkat kevacuman pada intake manifold setelah throtle body yang diakibatkan isapan dari mesin. Sensor ini sering disebut juga sebagai sensor vakum, karena fungsinya memang untuk membaca tekanan atau kevakuman. Pada mesin tipe D-EFI sensor ini terletak di sebelah kiri di rumah filter udara.

MAP (Manifold Absolute Pressure)

2. TPS (Throttle Position Sensor)
Throttle Position Sensor berfungsi untuk memantau posisi throttle apakah terbuka sebagian, terbuka penuh atau tertutup, dan untuk mengetahui berapa persen (%) katup gas (throttle valve) dibuka atau seberapa lebar katup gas terbuka saat pedal gas diinjak. Semakin besar bukaan throttle yang terbaca, maka ECU akan memberikan bahan bakar lebih banyak jika dibandingkan ketika bukaan throtlle kecil. TPS atau throttle position sensor terletak di throttle body atau katup gas.

TPS (Throttle Position Sensor)

Engine Coolant Temperature Sensor berfungsi untuk mengontrol temperatur dari cairan pendingin atau air radiator pada saat kerja mesin. Sehingga temperatur air radiator akan dibaca oleh sensor Engine Coolant Temperature sebagai referensi suhu mesin. 

Ketika suhu mesin dingin maka bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder akan ditambah dan sebaliknya. Lalu ketika saat mesin sudah mencapai suhu kerjannya ECU memerintahkan kipas radiator untuk berputar. Sensor ini terletak di bagian belakang kepala silinder / cylinder head, dekat rumah thermostat.
ECT (Engine Coolant Temperature)


4. CMP (Camshaft Position Sensor)
Camshaft Position Sensor (CMP Sensor) berfungsi untuk memberikan data masukan ke ECU tentang posisi langkah mesin, untuk menentukan langkah isap dimana saat langkah ini terjadi pembukaan injektor / penginjeksian. CMP Sensor terdiri atas komponen elektronik yang terdapat di dalam sensor case dan tidak dapat distel maupun diperbaiki.

Sensor ini mendeteksi posisi piston pada langkah kompresi melalui putaran signal rotor yang diputar langsung oleh camshaft untuk mengetahui posisi pembukaan dan penutupan intake dan exhaust valve. Pada mesin mobil tipe D - EFI letak CMP sensor berada di dekat camshaft lebih tepatnya di bagian belakang silinder head bagian atas.
CMP (Camshaft Position Sensor)

5. CKP (Crankshaft Position Sensor)
Crank Shaft Posision Sensor (CKP Sensor) berfungsi untuk mendeteksi posisi crankshaft (poros engkol). Sensor ini mengirimkan sinyal ke ECU (Electronic Control Unit), ECU akan mengatur waktu terjadinya penyemprotan bahan bakar, menentukan lama penyemprotan, menghentikan pasokan bahan bakar pada waktu deselerasi & menentukan waktu pengapian. Sensor ini berada di bagian depan dari mesin bagian bawah tepatnya didekat pulley crankshaft atau poros engkol (depan bawah mesin)
CKP (Crankshaft Position)

6. IAT (Intake Air Temperature)
Intake Air Temperature Sensor berfungsi sebagai pengukur suhu udara yang masuk. Dari sinyal yang diberikan IAT sesor, ECU akan menentukan jumlah bahan bakar yang akan diinjeksikan berdasarkan suhu mesin yang terbaca.

Contoh : saat cuaca dingin maka jumlah bahan bakar akan ditambah agar mesin mudah untuk dihidupkanmendeteksi suhu udara yang masuk ke intake manifold. Sensor ini terletak pada filter udara yaitu setelah saringan udara. Sensor ini berada di air filter bagian depan kiri, sesuai dengan namanya.
IAT (Intake Air Temperature)


7. Knock Sensor
Knock Sensor berfungsi untuk mendeteksi terjadinya ketukan atau knocking pada mesin. Knocking terjadi karena pembakaran yang tidak sempurna pada mesin. Sensor ini bertugas mendeteksi knocking (getaran yang dihasilkan oleh piston yg diakibatkan timing pengapian terlalu maju), saat terjadi knocking maka timing pengapian akan dimundurkan.

Sebaliknya saat tidak terjadi knocking maka timing pengapian akan dimajukan sampai nyaris terjadi knocking, karena pada posisi itulah akan didapatkan timing pengapian yang pas sehingga mesin dapat menghasilkan performa yang maksimal

Knock sensor terbuat dari piezo electric element yang menghasilkan tegangan ketika piezo electric element-nya berubah bentuk, hal ini terjadi pada saat block silinder vibrasi yang disebabkan karena terjadinya knocking. Sensor ini terletak di block cyilinder bagian kiri.

Knock Sensor

O2 sensor / Oxygen Sensor adalah sensor gas buang, sensor oksigen berfungsi untuk mengukur kadar oksigen pada gas buang, kadar oksigen ini akan menunjukan tingkat emisi yang dihasilkan mesin. Dari kadar oksigen pada gas buang inilah nantinya dapat diketahui sempurnya tidaknya pembakaran yang terjadi di dalam silinder. 

Misalnya jika kadar oksigen pada gas buang lebih besar dari 3% maka dapat diketahui bahwa campuran bahan bakar yang masuk ke dalam silinder terlalu kurus (terlalu irit). Sehingga oksigen tidak habis dibakar dengan bahan bakar, dan jika oksigen kurang dari 0,3% maka campuran bahan baar terlalu gemuk / boros. Sensor ini terletak pada exhaust manifold
Oxygen Sensor (O2 Sensor)

Letak Aktuator Toyota Avanza, Toyota Rush, Daihatsu Xenia Dan Daihatsu Terios Beserta Fungsinya

Aktuator berfungsi untuk mengeksekusi perintah dari ECU

1. EVAP (Vacuum Switching Valve) atau VSV
VSV bukan termasuk sensor tetapi aktuator, fungsi katup VSV (EVAP) adalah untuk membuka saluran uap bensin dari tanki melalui charcoal canister, uap bensin dari tanki tersebut akan ikut terbakar didalam mesin. Katup VSV biasanya bekerja setelah kondisi mesin sudah panas.

Yang mana diantara tangki dan intake manifold atau saluran masuk akan dihubungkan dengan sebuah selang yang dijembatani oleh katup VSV ini. Uap bahan bakar yang dikeluarkan dari tangki akan ikut dibakar di dalam ruang bakar mesin. Katup VSV ini bekerja saat mesin sudah mencapai suhu kerja normal
EVAP (Vacuum Switching Valve)

Komponen ini bukan bagian dari sensor, ISC valve merupakan Aktuator, ISC berfungsi untuk mengatur kecepatan idle mesin dengan mengatur suplai udara di idle port pada throtle saat idle / stasioner, langsam atau putaran mesin tanpa beban. Dengan cara bypass katup gas atau throtle valve dalam kondisi tertutup.
ISC (Idle Speed Control Valve)

3. OCV (Oil Control Valve)
OCV bukan termasuk jenis sensor, melainkan aktuator. OCV berfungsi untuk mengatur oli mesin yang masuk ke VVT-i
OCV (Oil Control Valve)

Injektor merupakan actuator yang berfungsi untuk menyemprotkan atau mengabutkan bensin ke dalam mesin atau ke dalam ruang bakar. Umumnya injektor ini terletak di cylinder cop atau kepala silinder dari mesin.
Injektor


5. Pompa Bensin (Fuel Pump Gasoline)
Pompa bahan bakar berfungsi untuk meningkatkan tekanan dari bahan bakar sebelum diinjeksikan oleh injektor ke dalam ruang bakar. Pompa bahan bakar ini umumnya pada mobil Avanza, Xenia, terios dan Rush terletak didalam tangki bahan bakar.
Pompa Bensin (Fuel Pump Gasoline)

6. Kontrol Cut AC System (Air Conditioner)
Kontrol Cut AC System (Air Conditioner) memiliki fungai sebagai berikut :
  • Bila engine mencapai temperatur 107� C maka AC akan di cut atau dimatikkan
  • Ketika pedal gas atau katup throttle gas dibuka lebih dari ketentuan dari kecepatan kendaraan maka akan membuat AC akan otomatis di cut atau dimatikkan

7. Kontrol Electric Cooling Fan
Kontrol Electric Cooling Fan memiliki fungsi sebagai berikut :
  • Bila temperatur engine mencapai 98� C maka electric fan akan bekerja untuk mendinginkan air pendingin
  • Bila AC dihidupkan maka electric fan akan bekerja
  • Bila sensor temperatur air pendingin rusak maka fan akan bekerja

8. EGR (Exhaust Gas Recirculation)
EGR atau Exhaust Gas Recirculation  merupaka sebuah teknologi di mana teknologi EGR ini bertujuan untuk mengurangi Kadar Nox pada gas buang yang dihasilkan pada proses pembakaran engine / mesin. Pada hal ini adalah mesin pembakaran dalam atau internal combustion engine.

EGR bekerja dengan cara mensirkulasikan kembali sisa hasil pembakaran untuk kemudian dicampur kembali dengan udara bersih di intake manifold. Teknologi EGR sudah diterapkan pada mesin bensin maupun pada mesin diesel. Dengan menggunakan teknologi EGR maka emisi gas buang (polusi gas buang) dapat diperkecil

Sunday, April 25, 2021

Mekanisme Penggerak Katup VTEC, i-VTEC Dan VVT-i

 TipsSolusi.com - Mekanisme Penggerak Katup VTEC, i-VTEC Dan VVT-i - Pada dasarnya sistem pembakaran yang ada pada mobil merupakan hal yang kompleks. Untuk menghasilkan tenaga yang maksimal pada RPM rendah dibutuhkan setting yang berbeda untuk menghasilkan tenaga yang maksimal pada RPM tinggi. Hal ini dikarenakan sifat-sifat dari campuran udara dan bahan bakar pada waktu pembakaran. Seberapa besar katup harus dibuka, berapa lama katup harus dibuka dan kapan katup harus dibuka semuanya.


Setting-an RPM rendah akan mengakibatkan kinerja mesin saat berada di RPM tinggi terganggu dan tenaga yang dihasilkan menjadi berkurang. Begitu juga sebaliknya jika setting-an RPM tinggi maka akan mengakibatkan kinerja mesin kurang baik saat mesin berada di RPM rendah dan mesin mengelitik.

Honda dalam pengembangan teknologi mesin otomotif di kawasan Asia bahkan global, terbilang unggul. Teknologi CVCC (compound-vortex controlled combustion), yakni teknologi irit bensin yang diterapkan pada Honda Civic di awal 1970-an, membuat Honda Motor Co melambung.

Pelajaran dari CVCC membawa pabrik mobil tersebut melahirkan variable valve timing and lift electronic control (VTEC) yang pertama kali digunakan tahun 1990 pada Acura NSX, sport car pertama buatan Honda.

1. VTEC
VTEC kepanjangannya adalah Variable Valve Timing and Lift Electornic Control, ditemukan oleh insinyur Honda Ikuo Kajitani yang pertama kali digunakan pada sepeda motor Honda model CBR400 tahun 1983, teknologi pada mesin tersebut dimana katup masuk terbuka semuanya pada putaran mesin 8500 rpm. 

Karakter tersebut hampir mirip dengan teknologi VTEC pada mobil yang cenderung bekerja pada putaran mesin menengah ke atas. VTEC bertujuan untuk meningkatkan efesiensi masuknya campuran bahan bakar dan udara ke ruang bakar pada mesin 4 langkah sehingga kemampuan mesin meningkat disetiap bagian putaran mesin, mengurangi kebisingan, menghemat bahan bakar dan mengurangi polusi.
Mesin honda dengan teknologi VTEC VTEC, 
kapasitas mesin 1,5 liter VTEC 4 silinder 16 katup, 
daya maksimum 110 PS pada putaran 5.800 rpm
 dan 14,6 kgm pada torsi 4.800 rpm.

Teknologi ini mampu menghasilkan performa tinggi yang dibutuhkan sport car, namun tetap hemat bahan bakar. Teknologi VTEC ini lalu menjadi terobosan teknologi ramah lingkungan Honda Motor Co. VTEC kemudian diterapkan pada roadster Honda S2000 dan model-model lain.

VTEC merupakan sistem pengkatupan yang sangat fleksibel dimana katup akan terbuka dengan tepat, dengan besar yang tepat, dan untuk jangka waktu yang tepat pada putaran mesin apapun. VTEC adalah sistem pengkatupan yang dikembangkan oleh Honda untuk meningkatkan efisiensi pembakaran internal 4-stroke.

Yang dimaksudkan dengan pembakaran internal 4-stroke adalah pembakaran internal yang dihasilkan oleh gerakan piston dari 0 sampai 180 derajat. Sistem pengkatupan ini pertama kali diciptakan oleh seorang insinyur Honda yang bernama Ikuo Kajitan dan kemudian dikembangkan oleh produsen-produsen mobil lainnya seperti Toyota misalnya dengan apa yang kita kenal sekarang VVT-i.

2. DOHC VTEC
Sistem mesin VTEC pertama kali diterapkan dengan menggunakan sistem DOHC (Double Over Head Camshaft). Sistem DOHC mengunakan dua buah "cam lobe" pada setiap katup dimana yang satu dioptimalkan untuk stabilitas pada putaran mesin rendah dan efisiensi bahan bakar sedangkan yang satu lagi dioptimalkan untuk menghasilkan tenaga yang maksimal pada putaran mesin tinggi.

Mesin DOHC VTEC

Peralihan diantara dua buah cam lobe tersebut ditentukan oleh tekanan yang dihasilkan oleh oli mesin, temperatur mesin, kecepatan kendaraan, dan kecepatan mesin. Ketika  putaran  mesin  bertambah  cepat, tekanan oli akan menekan sebuah pin yang akan mengunci cam putaran mesin tinggi sehingga cam kedua tersebutlah yang akan bekerja.

3. SOHC VTEC
Dikarenakan popularitas dan nilai pasar yang berkembang pesat terhadap sistem VTEC, Honda selanjutnya mengaplikasikan sistem VTEC pada mesin SOHC (Single Over Head Camshaft). Sistem SOHC ini hanya memiliki satu "cam shaft ". Camshaft ini dipergunakan baik dalam katup masuk (intake valves) maupun katup buang (exhaust valves). 

Kelemahannya  adalah  bahwa  pada  sistem  seperti  ini, keuntungan  dari mekanisme VTEC hanya akan didapat pada intake valves. Hal ini disebabkan karena pada mesin SOHC, busi-busi (spark plugs) harus ditempatkan pada sudut yang bebas, sedangkan pada mesin SOHC, busi terletak diantara dua exhaust valves, sehingga mekanisme VTEC pada proses exhaust tidakmungkin dilakukan.

4. SOHC VTEC-E
VTEC-E merupakan pengembangan dari mekanisme VTEC sebelumnya. Agak berbeda, bukan efisiensi pada putaran mesin tinggi  yang ingin dihasilkan melainkan meningkatkan efisiensi pada putaran mesin rendah. Pada putaran mesin rendah, satu dari dua buah katup penerimaan terbuka sedikit sekali sehingga atomisasi dari bahan bakar dan udara di dalam silinder meningkat. Hal tersebut menghasilkan suatu campuran bahan bakar yang lebih sempurna. Ketika putaran mesin meningkat, kedua katup diperlukan untuk menyuplai campuran bahan bakar yang cukup.

5. 3-Stage VTEC
Sistem ini mengaplikasikan SOHC VTEC dan SOHC VTEC-E. Pada kecepatan rendah, hanya satu katup  penerimaan digunakan.  Pada kecepatan sedang, dua katup digunakan. Sedangkan pada kecepatan tinggi, mesin langsung  beralih  menggunakan mekanisme mesin VTEC standar.

6. i-VTEC
Honda menyempurnakan VTEC dengan menggabungkan VTC (variable timing control), jadilah apa yang disebut i-VTEC (intelligent-variable valve timing & lift electronic control). Keunggulan teknologi ini, meningkatkan daya pada kecepatan rendah, menengah dan  tinggi.  Sekaligus  meningkatkan  efisiensi  bahan  bakar  dan mengurangi emisi gas buang. 
Bagaimana cara kerja i-VTEC?
Pasokan bensin ke ruang bakar dilakukan lewat  katup  masuk  yang dikontrol camshaft. Ketika camshaft berputar  pada  porosnya, tonjolan/nok ini ikut berputar dan memukul rocker arm yang mendorong batang katup sehingga katup terbuka. 

Ketika tonjolan sudah lewat, katup tertutup lagi. Honda membuat dua tonjolan cam pada tiap silinder. Tonjolan pertama disebut cam primer dan yang lebih kecil disebut cam sekunder. Pada  putaran rendah atau idle / langsam, kedua katup bergerak sendiri-sendiri. Karena cam sekunder lebih kecil maka bukaan katupnya juga kecil.

Maka pasokan bahan bakarnya pun sedikit, sesuai kebutuhan saat itu. Keunikan teknologi ini terlihat pada putaran mesin 2200-2500 rpm. Sebuah piston pada rocker arm primer mengunci rocker arm sekunder.  Gerakan piston ini didorong oleh tekanan oli. Hasilnya, kedua katup bergerak bersama yang dikontrol cam primer.

Sementara VTC juga bekerja pada cam masuk. Tugasnya menggeser fasa cam maju/mundur maksimal 50 derajad. Akibatnya, bukaan katup masuk, overlap dengan katup buang. Hasilnya, sebagian gas buang yang seharusnya terdorong keluar seluruhnya, terhisap masuk kembali dan dibakar. Inilah yang membuat mesin lebih efisien dan ramah lingkungan. 
Bagaimana VTC bekerja?
Pergeseran cam dilakukan oleh VTC Actuator yang bekerja sesuai dengan aliran oli yang dikontrol VTC OCV (oil control valve). Oli ini bergerak dari pompa oli. Jika mesin sudah dijalankan, tekanan oli yang dihasilkan pompa oli akan meningkat hingga mencapai level tertentu yang membuat pin lock membuka dan actuator bekerja. Pergeseran maju mundur dikontrol VTC OCV.

Otak dari kerja VTC adalah ECM / PCM atau  lebih  dikenal sebagai ECU (electronic control unit). Unit ini mengkalkulasi data dari sensor-sensor untuk menentukan apakah OCV harus mengeluarkan perintah mundur atau maju pada actuator. Bila terjadi trouble, misalnya oli tidak bekerja sempurna, CVT tidak akan bekerja, tapi VTEC tetap berfungsi. Teknologi mesin i-VTEC bisa disaksikan pada Honda New CRV dan Honda New Accord.
Mesin dengan menggunakan teknologi i-VTEC 

i-VTEC memperkenalkan fase camshaftyang dapat terus berubah-ubah pada " intake cam" dari mesin DOHC VTEC. Teknologi ini pertama kali diterapkan pada Honda K-series yang menggunakan mesin 4 silinder pada tahun 2001. Pembukaan katup dan durasinya masih terbatas pada profil putaran mesin rendah atau profil putaran mesin tinggi saja.

Perubahan fase camshaft dijalankan oleh gigi-gigi penggerak yang fleksibel yang digerakkan oleh oli dan dikontrol oleh komputer. Fase ditentukan oleh kombinasi dari beban  mesin  dan  RPM.  Efek  dari  hal  tersebut  adalah optimalisasi  dari  torsi  yang dihasilkan, terutama pada RPM rendah hingga sedang. i-VTEC itu sendiri dibuat menjadi 2 kategori. 

i-VTEC yang pertama adalah i- VTEC yang didesain untuk mobil performa tinggi seperti RSX Type S atau TSX. Untuk mobil yang diproduksi untuk digunakan sehari-harinya, mesin i-VTEC performa tinggi dapat ditemukan pada CR-V atau Accord. i-VTEC performa tinggi ini memiliki dasar pengembangan dari DOHC VTEC. 

i-VTEC kategori kedua adalah yang mengutamakan efisiensi. Perbedaan dari kedua jenis i-VTEC itu sendiri dapat ditentukan dari tenaga yang dihasilkannya. i-VTEC yang diciptakan untuk mobil performa akan menghasilkan lebih dari 200 Horse Power sebelum mendapat modifikasi apapun sedangkan yang lainnya tidak akan menghasilkan lebih dari 160 HP. 

Pada tahun 2004, Honda memperkenalkan i-VTEC V6. Pada mesin V6 ini tidak ada  pengaturan  fase cam, melainkan adanya teknologi menonaktifkan silinder. Pada  kecepatan rendah (dibawah 120km/jam) katup-katup pada satu silinder akan menutup.

7. Advanced VTEC
Pada 25 September 2006 Honda mengumumkan peluncuran mesin Advance VTEC  yang  akan  mulai  diproduksi  mulai  dari  3  tahun  ke  depan.  Mesin  baru  ini menggabungkan  teknologi pembukaan katup yang terus berubah-ubah secara terus-menerus dan pengaturan timing dari perubahan fase yang terus-menerus. Sistem baru ini akan menghasilkan kontrol yang optimal pada pembukaan katup penerimaan dan fase 10 untuk berbagai  kondisi  mengemudi  serta  meningkatkan torsi  yang  dihasilkan  pada kecepatan mesin apa saja.

Dibandingkan dengan mesin 2.4 Li-VTEC ( CR-V dan Accord,  pengembangan ini diklaim aka  meningkatkan efisiensi bahan bakar hingga 13%. honda juga mengk laim bahwa emisi yang dihasilkan oleh mesin ini telah memenuhi standar yang lebih tinggi, emisi yang dihasilkan lebih rendah 75% dari ketentuan batas emisi yang diijinkan pada tahun 2005.

8. Teknologi VVT-i Toyota
Bila pada Honda dikenal dengan teknologi VTEC-nya maka untuk Toyota dikenal dengan teknologi VVT-i. Dengan dilatarbelakangi oleh semakin tingginya tingkat permintaan para pengguna kendaraan agar memiliki mobil dengan mesin yang kuat dan bertenaga namun tetap irit bahan bakar dan ramah lingkungan telah menjadi memicu timbulnya teknologi baru yang dikenal dengan nama Variable Valve Timing-Intelligent atau lebih dikenal dengan sebutan VVT-i. Toyota mulai mempopulerkan mesin Variable Valve Timing with Intelligence (VVT-i) sejak tahun 2004. Teknologi ini merupakan pengembangan mesin variable valve timing (VVT), yang sudah digunakan sejak 1991. Perkembangan dari mekanisme katup tipe DOHC dapat dilihat pada teknologi ini. 

VVT-i Toyota

VVT-i merupakan teknologi yang mangatur sistem kerja katup pemasukan bahan bakar secara elektronik, baik dalam hal waktu maupun ukuran buka tutup katup sesuai dengan besar putaran mesin sehingga menghasilkan tenaga yang optimal, hemat bahan bakar dan ramah lingkungan dan mesin.

VVT-i merupakan salah satu aplikasi teknologi informasi pada industri otomotif khususnya dalam hal penyempurnaan performa mesin.VVT-i  adalah  teknologi pengaturan katup pembakaran yang didasarkan pada putaran mesin dan posisi pedal gas. Ketika pengemudi memerlukan tenaga lebih besar, maka mekanisme katup akan diatur sedemikian rupa sehingga torsi mesin dapat meningkat.

Sebaliknya, ketika hanya dibutuhkan sedikit tenaga mesin, maka mekanisme katup akan diatur sedemikian rupa sehingga bahan bakar yang dipergunakan lebih sedikit dan tentunya gas buang yang dihasilkan lebih bersih. Perbedaan mendasar yang dimiliki oleh sistem VVT-i adalah perputaran intake cam tidak perlu sama persis dengan perputaran mesin.

Pada mobil tanpa sistem VVT-i, intake cam hanya mempunyai satu pola bukaan katup sehingga membuat mesin tidak dapat memaksimalkan tenaga mesin pada saat tenaga besar dibutuhkan dan tidak dapat meminimalkan bahan bakar yang dipergunakan ketika tenaga yang dibutuhkan tidak besar.

Berdasarkan penjelasan singkat diatas, dapat disimpulkan bahwa teknologi VVT- i  sangat  membantu  pengemudi  memperoleh  kinerja  optimum  dari  mesin  sekaligus menjaganya tetap irit bahan bakar dan lebih ramah lingkungan. Berikut ini adalah rangkuman dari kinerja sistem VVT-i :

Pembakaran yang stabil dapat diperoleh bahkan pada putaran mesin yang rendah. Dengan  putaran  mesin  yang  rendah  saat  stasioner (idle) maka efisiensi bahan bakarnya menjadi lebih baik.
Kerugian tenaga mesin dapat dikurangi sehingga efisiensi bahan bakarnya meningkat. Selain itu, hasil gas buangnya pun lebih ramah lingkungan.
Kemampuan  mesin  dapat  dioptimalkan  sehingga  tenaga  yang  dihasilkan  dapat maksimal.

9. Dual VVT-i
Penerapan sistem VVT-i pada kendaraan menyebabkan waktu bukaan katup (valve timing) bisa disesuaikan kebutuhan mesin. Sistem VVT-i awalnya diaplikasikan pada katup masuk (intake) saja. Seiring perkembangan, katup buang (exhaust) pun juga ikut dikontrol sehingga lahirlah sistem dual VVT-i.
Dual VVT-i

Katup intake dan exhaust yang diatur membuat pengontrolan udara masuk, maupun gas buang pada segala kondisi kerja mesin jauh lebih baik. Misalnya pada saat start, sistem dual VVT-i akan mengatur katup agar mesin segera mendapatkan suhu ideal. Keuntungannya sistem dual VVT-I yaitu tenaga mesin meningkat di setiap putaran dan gas buang mesin menjadi ramah lingkungan.

10. Valvematic

Valvematic merupakan pengembangan dari teknologi VVT-i, berupa sistem continues valve lift control yang bekerja sama dengan sistem valve timing control milik VVT-I. Continues valve lift control merupakan komponen pada valvematic yang terus mengatur lebar jarak terbukanya katup sesuai kondisi mesin menyebabkan lebar jarak terbukanya katup dapat berubah - ubah sehingga konsumsi bahan bakar menjadi lebih efisien yang pada umumnya sistem pemgatur timing katup intake, lebar jarak terbukanya katup tidak bisa diubah. 

Valvematic

Sistem ini merupakan kerja sama perpaduan antara VVT-i yang berupa waktu buka tutup katup intake yang dapat divariasikan dan lebar jarak terbukanya katup yang dapat divariasikan oleh continous valve lift control sehingga pengaturan pembukaan katup masuk dan buang akan lebih presisi. 

Pembukaan atau lebar jarak buka katup maksimum valvematic ini lebih besar dibandingkan katup biasa. Dengan cara kerja tersebut pengaturan suplai bahan bakar sesuai kebutuhan mesin oleh valvematic akan lebih presisi karena lebar jarak terbukanya katup intake juga dapat divariaskan. Sebagai contoh saat pedal gas diinjak secara mendadak pun, penyesuaian antara suplai bahan bakar dan lebar jarak terbukanya katup tetap optimal.

Saturday, April 24, 2021

Mesin Tanpa Camshaft / Noken AS (Freevalve)

TipsSolusi.com - Mesin Tanpa Camshaft / Noken AS (Freevalve) - Camshaft adalah salah satu bagian dari mesin yang berfungsi untuk mengatur buka tutup katup. Camshaft terletak pada bagian atas silinder pembakaran atau blok silinder. Pada silinder pembakaran terdapat piston, crankshaft, dan lain lain. Antara camshaft dan piston terdapat valve poppet, terdapat 2 jenis katup dalam mesin

  1. Intake valve berfungsi untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara ke ruang bakar
  2. Exhaust valve berfungsi untuk mengatur keluarnya gas sisa pembakaran atau disebut juga sebagai emisi.
Camshaft sendiri memiliki peran yang sangat penting dalam mesin karena tanpa timing buka tutup katup yang tepat dari camshaft maka mesin dapat hancur. Selain itu camshaft dengan timing yang tidak tepat juga dapat mengakibatkan terjadinya knocking dan agar tidak menyebabkan knocking ini maka Camshaft hanya memiliki satu lobe per valve dengan  durasi dari valve itu sendiri adalah tetap sehingga camshaft dan valve dapat mencapai timing yang pas dan tepat.

Era modern ini, masih banyak mesin - mesin yang menggunakan camshaft meskipun untuk mengukur timing yang pas dan tepat sangatlah sulit. Beberapa manufaktur juga menggunakan sistem ini namun dengan lebih dari 1 cam lobe (tonjolan pada poros cam). Seiring dengan berkembangnya zaman, terciptalah sebuah teknologi baru yang mampu menggerakkan valve (katup) tanpa camshaft. Teknologi ini disebut dengan Freevalve atau Camless Engine.
Camless engine / Freevalve

Camless engine pertama kali diciptakan oleh Christian von Koenigsegg, seorang pendiri perusahaan automotive Koegnigsegg.  Dalam perusahaan ini terdapat sebuah perusahaan kecil yang dinamakan Freevalve. Perusahaan ini bekerja dengan menjual mesin camless pertama di dunia. Camless engine berbeda dengan engine lainnya karena pada camless engine, camshaft dan throttle body dihilangkan.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi volumetrik, menurunkan emisi Nox, dan mengatasi energi yang hilang (throttle pumping loss) yang terjadi pada bagian katup gas (carburator)  yang berfungsi mengatur campuran bahan bakar. 
Lalu apa yang terjadi jika mesin tidak menggunakan camshaft lagi? 
Dengan tidak adanya camshaft maka camless engine juga tidak menggunakan timing belt  atau timing chain yang menghubungkan camshaft dengan crankshaft, artinya mesin ini akan jauh lebih ringan dan mengurangi terjadinya kesalahan timing. 

Selain itu dengan tidak adanya camshaft, maka beban pada mesin output juga akan berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini sangat menguntungkan bagi mesin - mesin kelautan besar karena mampu menghasilkan lebih dari 100 megawatts yang merupakan jumlah power saving yang besar.

Camless engine menggunakan engine control unit untuk mengatur fuel injection dan exhaust timing. Dengan adanya engine control unit maka mesin mampu berganti secara konstan dan mampu menyesuaikan tanpa harus menghentikan jalannya mesin. 

Selain itu mesin mampu untuk menjalankan RPM yang rendah yang sangat berguna saat bermanuver sehingga jauh lebih aman. Saat mesin sedang bermanuver, fuel injection dan valve timing yang dikendalikan oleh komputer mampu membuat kontrol RPM cepat sehingga mampu melakukan suatu pengereman secara cepat dana man disaat darurat.

Camless Engine

Keuntungan lainnya dari teknologi camless engine ini adalah mengurangi banyaknya pergerakan pada mesin-mesin lainnya. Camshaft rollers dan push rods digantikan dengan sistem electro-hydraulic actuator yang sudah terdapat fuel pumps. Teknologi camless engine ini, juga diatur oleh komputer, sehingga mengurangi resiko kerusakan pada mesin-mesin lainnya ketika terjadi suatu malfungsi. 

Tak hanya menjual saja perusahaan Freevalve juga yang mengembangkan dan mengimplementasikan camless engine ini pada SAAB car engine. Dan pada tahun 2016 perusahaan mobil China Qoros juga menggunakan teknologi Free Valve. Dengan adanya teknologi ini, mobil dapat menghemat bahan bakar sekaligus mengurangi emisi yang dikeluarkan oleh mobil. 

Selain itu camless engine sendiri mampu menghasilkan power dan torsi yang lebih baik dari pada engine pada umumnya. Tak hanya itu saja, camless engine memiliki efisiensi yang sangat baik. Konsep kendaraan berbasis  free valve ini sudah di pamerkan di Beijing Motor Show pada April 2016. Dengan mesin bensin 1.6 liter 4 silinder, torsi meningkat sebesar 47% sedangkan daya naik hingga 45%. 

Lebih lanjut lagi, dengan kombinasi dengan beberapa konsep teknologi seperti deaktivasi silinder dan pneumatic hybrid (gabungan tenaga kompresi udara dengan motor bakar) dapat menurunkan konsumsi bahan bakar.

Pada mobil Qoros tersebut, reduksi konsumsi bahan bakar mencapai 15%. Tantangan terbesarnya adalah menyesuaikan kontrol aktuasi dari katup terhadap variabel acuan untuk mendapatkan performa yang maksimal, ini diperlukan simulasi dan eksperimen yang cukup banyak. Sehingga dapat kita lihat bahwa era smart system dari otomotif semakin menguat dengan hadirnya teknologi ini.

Hasilnya cukup mencengangkan. Mesin empat siinder dengan kapasitas kecil itu, mampu menghasilkan tenaga 230 dk dan torsi sebesar 320 Nm. Hasil sebesar ini hampir setera dengan output dari mesin Toyota 1JZ-GTE, 6 silinder 2.500 cc, itupun sudah dibantu dengan turbocharger.
Bagaimana jika dibandingkan dengan mesin berkapasitas sama dengan turbocharger?
Mesin camless ini menghasilkan daya 47% lebih besar, dengan torsi 45 % lebih besar. Namun demikian pemakaian bahan bakarnya justru lebih irit 15%. Kinerja buka-tutup katup diatur oleh aktuator pneumatik-hidrolik-elektronik, sehingga memiliki valve timing variabel yang tak terhingga. Sistem ini juga memungkinkan untuk 'mematikan' salah satu silinder, ketika bekerja dalam ECO Mode. 

Berkurangnya bobot mesin, juga menjadi faktor penentu mobil menjadi lebih hemat bahan bakar. Karena tak ada perangkat camsahft dan penunjangnya, seperti gigi timing, belt serta bearing dan baut-baut. Beban kerja mesin juga berkurang, karena makin sedikit komponen di dalam mesin yang perlu digerakkan.

Friday, April 23, 2021

Inilah Fungsi ECU (Electronic Control Unit) & Prinsip Kerjanya

 TipsSolusi.com - Fungsi ECU (Electronic Control Unit) & Prinsip Kerjanya - Electronic Control Unit (ECU) adalah sebuah perangkat elektronik yang berfungsi untuk mengatur operasi dari internal combustion engine (mesin pembakaran dalam). Kelebihan menggunakan ECU ini adalah agar waktu pengapian dan penyemprotan bahan bakar lebih presisi.


Ada beberapa cara untuk memperoleh pembakaran yang sempurna diantaranya adalah mengontrol jumlah bahan bakar ke dalam mesin dan waktu penginjeksian. Sehingga jumlah bahan bakar dapat diatur sesuai dengan kebutuhan mesin serta mongontrol proses pembakaran dengan timing advance pengapian yang tepat sehingga seluruh campuran bahan bakar dengan udara terbakar sempurna.
ECU (Electronic Control Unit)

Beberapa ECU yang biasa digunakan diantaranya adalah ECM (Engine Control Module), PCM (Powertrain Control Module), BCM (Brake Control Module), & GEM (General Electric Module) dll.

Fungsi ECU (Engine Control Unit) / ECM (Engine Control Module) Pada Mesin


ECU pada mesin atau disebut juga dengan nama ECM (Engine Control Module) memiliki fugsi, sebagai berikut :
  • 1. Menentukan waktu penyemprotkan (penginjeksian) bahan bakar, dengan durasi waktu yang cepat atau lama.
  • 2. Mengontrol waktu pengapian agar waktu pengapian dapat terjadi tepat waktu.
  • 3. Menjaga mesin agar tidak terjadi detonasi dengan cara memajukan / memundurkan saat pengapian jika sensor knocking mendeteksi adanya gejala detonasi.
  • 4. Mengontrol cold start injector untuk beroperasi pada beberapa tipe kendaraan ketika kondisi mesin dingin, sehingga campuran udara dan bahan bakar menjadi gemuk dan mesin akan lebih mudah untuk menyala pada kondisi dingin.
  • 5. Mengontrol aliran udara selama mesin pada putaran idle (stasioner), yaitu melewati katup ISC (Idle Speed Control).
  • 6. Mengatur kerja kipas pendinginan. Pada saat mesin sudah mencapai temperatur sekitar 80o C, kipas pendingin akan bekerja sehingga tidak akan terjadi overheating.

Komputer Pengontrolan ECU Dibagi Menjadi 2 Jenis

1. Jenis rangkaian analog (analog circuit type)
Pengontrolan waktu injeksi berdasarkan waktu yang diperlukan kapasitor untuk pengisian (charge) dan pengeluaran (discharge).

2. Jenis pengontrolan microcomputer (microcomputer controlled type)
Komputer ini digunakan untuk menyimpan data base mapping dalam memori untuk menentukan waktu penginjeksian (injection timing) dan durasi bahan bakar yang diinjeksikan serta mongontrol proses pembakaran dengan timing advance.

ECU bekerja secara digital logic dengan sebuah mikrokontroller yang berfungsi mengolah data dengan proses membandingkan dan mengkalkulasi data untuk disesuaikan oleh kebutuhan mesin. Pengolahan data dari bebagai sensor -sensor diantaranya :
  • Throttle Position Sensor (TPS)
  • Intake Air Temperature sensor (IATS)
  • Manifold Air Pressure (MAP)
  • Crank Position Sensor
  • Oxygen Sensor 
  • KnockSensor
  • Coolant Temperatur Sensor.

Informasi dari sensor-sensor tersebut akan diproses oleh mikrokontroller untuk memerintah actuator yaitu injector, coil, fuel pump, dan fan. Akan tetapi muncul masalah baru, dimana ECU asli kendaraan pada umumnya tidak dapat dirubah base mapping yang tersimpan pada memori ECU tersebut atau biasa disebut Fix Mapping.

Prinsip Kerja ECU (Electronic Control Unit)

Skema Prinsip Kerja ECU

1. Sensor
Sensor merupakan input atau masukan untuk ECU (Electronic Control Unit) pada sistem EFI, sensor berfungsi sebagai pemberi sinyal. Sinyal sensor terdapat dua jenis, yaitu : sinyal discrete dan  sinyal analog. Discrete signal berupa skala biner dimana hanya ada ON atau OFF (1 atau 0, benar atau salah), contoh nya pada push button. Sedangkan sinyal analog menggunakan prinsip rentang suatu nilai antara nol hingga skala penuh.

Misalnya pada sensor MAP (Manifold Air Pressure) dan TPS (Throttle Position sensor).  Signal analog bisa berupa tegangan atau arus listrik yang akan diproporsionalkan oleh nilai integer  mikrokontroler  ECU, contohnya : pembacaan pada Throttle 0 % - 100 % akan dikeluarkan sensor TPS dengan nilai tegangan 0 V � 5 V dimana nilai ini akan dikonversikan menjadi nilai integer 0 � 32767.

2. ECU (Engine Control Unit)
ECU memiliki tiga bagian utama, yaitu: mikrokontroler, sistem memori dan sistem power supply. Semua aktivitas memproses data yang diambil dari sensor akan terjadi pada mikrokontroler ECU secara aritmatik dan logic, yaitu: operasi logika, sequential, timer, counter dan ADC serta mengendalikan kerja sistem secara keseluruhan.

Mikrokontroler ECU akan menghitung sinyal yang masuk dari pulser atau CKP (Crankshaft Position Sensor) secara  timer dan counter  sehingga dapat menentukan kapan waktu pengapian yang tepat dan jumlah bahan bakar yang  harus diinjeksi kan ke dalam mesin sesuai dengan RPM mesin.

4. Aktuator
Hasil data yang diproses oleh ECU akan dikeluarkan berupa sinyal digital untuk menjalankan aktuator. Lamanya waktu Injektor untuk menginjeksikan bahan bakar akan sesuai dengan perhitungan di dalam mikrokontroler ECU. Begitu juga dengan waktu pengapian.

5. COM
COM berfungsi sebagai media  komunikasi ECU dengan alat interface lain, misalnya : laptop, komputer atau handphone. Dari media COM inilah kita bisa melakukan perubahan nilai dari parameter-parameter waktu pengapian dan injeksi.

Inilah Fungsi ECU (Electronic Control Unit) & Prinsip Kerjanya

 TipsSolusi.com - Fungsi ECU (Electronic Control Unit) & Prinsip Kerjanya - Electronic Control Unit (ECU) adalah sebuah perangkat elektronik yang berfungsi untuk mengatur operasi dari internal combustion engine (mesin pembakaran dalam). Kelebihan menggunakan ECU ini adalah agar waktu pengapian dan penyemprotan bahan bakar lebih presisi.


Ada beberapa cara untuk memperoleh pembakaran yang sempurna diantaranya adalah mengontrol jumlah bahan bakar ke dalam mesin dan waktu penginjeksian. Sehingga jumlah bahan bakar dapat diatur sesuai dengan kebutuhan mesin serta mongontrol proses pembakaran dengan timing advance pengapian yang tepat sehingga seluruh campuran bahan bakar dengan udara terbakar sempurna.
ECU (Electronic Control Unit)

Beberapa ECU yang biasa digunakan diantaranya adalah ECM (Engine Control Module), PCM (Powertrain Control Module), BCM (Brake Control Module), & GEM (General Electric Module) dll.

Fungsi ECU (Engine Control Unit) / ECM (Engine Control Module) Pada Mesin


ECU pada mesin atau disebut juga dengan nama ECM (Engine Control Module) memiliki fugsi, sebagai berikut :
  • 1. Menentukan waktu penyemprotkan (penginjeksian) bahan bakar, dengan durasi waktu yang cepat atau lama.
  • 2. Mengontrol waktu pengapian agar waktu pengapian dapat terjadi tepat waktu.
  • 3. Menjaga mesin agar tidak terjadi detonasi dengan cara memajukan / memundurkan saat pengapian jika sensor knocking mendeteksi adanya gejala detonasi.
  • 4. Mengontrol cold start injector untuk beroperasi pada beberapa tipe kendaraan ketika kondisi mesin dingin, sehingga campuran udara dan bahan bakar menjadi gemuk dan mesin akan lebih mudah untuk menyala pada kondisi dingin.
  • 5. Mengontrol aliran udara selama mesin pada putaran idle (stasioner), yaitu melewati katup ISC (Idle Speed Control).
  • 6. Mengatur kerja kipas pendinginan. Pada saat mesin sudah mencapai temperatur sekitar 80o C, kipas pendingin akan bekerja sehingga tidak akan terjadi overheating.

Komputer Pengontrolan ECU Dibagi Menjadi 2 Jenis

1. Jenis rangkaian analog (analog circuit type)
Pengontrolan waktu injeksi berdasarkan waktu yang diperlukan kapasitor untuk pengisian (charge) dan pengeluaran (discharge).

2. Jenis pengontrolan microcomputer (microcomputer controlled type)
Komputer ini digunakan untuk menyimpan data base mapping dalam memori untuk menentukan waktu penginjeksian (injection timing) dan durasi bahan bakar yang diinjeksikan serta mongontrol proses pembakaran dengan timing advance.

ECU bekerja secara digital logic dengan sebuah mikrokontroller yang berfungsi mengolah data dengan proses membandingkan dan mengkalkulasi data untuk disesuaikan oleh kebutuhan mesin. Pengolahan data dari bebagai sensor -sensor diantaranya :
  • Throttle Position Sensor (TPS)
  • Intake Air Temperature sensor (IATS)
  • Manifold Air Pressure (MAP)
  • Crank Position Sensor
  • Oxygen Sensor 
  • KnockSensor
  • Coolant Temperatur Sensor.

Informasi dari sensor-sensor tersebut akan diproses oleh mikrokontroller untuk memerintah actuator yaitu injector, coil, fuel pump, dan fan. Akan tetapi muncul masalah baru, dimana ECU asli kendaraan pada umumnya tidak dapat dirubah base mapping yang tersimpan pada memori ECU tersebut atau biasa disebut Fix Mapping.

Prinsip Kerja ECU (Electronic Control Unit)

Skema Prinsip Kerja ECU

1. Sensor
Sensor merupakan input atau masukan untuk ECU (Electronic Control Unit) pada sistem EFI, sensor berfungsi sebagai pemberi sinyal. Sinyal sensor terdapat dua jenis, yaitu : sinyal discrete dan  sinyal analog. Discrete signal berupa skala biner dimana hanya ada ON atau OFF (1 atau 0, benar atau salah), contoh nya pada push button. Sedangkan sinyal analog menggunakan prinsip rentang suatu nilai antara nol hingga skala penuh.

Misalnya pada sensor MAP (Manifold Air Pressure) dan TPS (Throttle Position sensor).  Signal analog bisa berupa tegangan atau arus listrik yang akan diproporsionalkan oleh nilai integer  mikrokontroler  ECU, contohnya : pembacaan pada Throttle 0 % - 100 % akan dikeluarkan sensor TPS dengan nilai tegangan 0 V � 5 V dimana nilai ini akan dikonversikan menjadi nilai integer 0 � 32767.

2. ECU (Engine Control Unit)
ECU memiliki tiga bagian utama, yaitu: mikrokontroler, sistem memori dan sistem power supply. Semua aktivitas memproses data yang diambil dari sensor akan terjadi pada mikrokontroler ECU secara aritmatik dan logic, yaitu: operasi logika, sequential, timer, counter dan ADC serta mengendalikan kerja sistem secara keseluruhan.

Mikrokontroler ECU akan menghitung sinyal yang masuk dari pulser atau CKP (Crankshaft Position Sensor) secara  timer dan counter  sehingga dapat menentukan kapan waktu pengapian yang tepat dan jumlah bahan bakar yang  harus diinjeksi kan ke dalam mesin sesuai dengan RPM mesin.

4. Aktuator
Hasil data yang diproses oleh ECU akan dikeluarkan berupa sinyal digital untuk menjalankan aktuator. Lamanya waktu Injektor untuk menginjeksikan bahan bakar akan sesuai dengan perhitungan di dalam mikrokontroler ECU. Begitu juga dengan waktu pengapian.

5. COM
COM berfungsi sebagai media  komunikasi ECU dengan alat interface lain, misalnya : laptop, komputer atau handphone. Dari media COM inilah kita bisa melakukan perubahan nilai dari parameter-parameter waktu pengapian dan injeksi.

Thursday, April 22, 2021

Tips Cara Pemeriksaan Komponen Motor Starter

 TipsSolusi.com - Pemeriksaan Komponen Motor Starter - Untuk menghidupkan mesin pada kendaraan dibutuhkan komponen sebagai penggerak awal yang berfungsi untuk memutar poros engkol. Komponen tersebut terdapat pada sistem starter.


Pada umumnya sistem starter berdasarkan cara pengoprasiannya dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu :
  • Kick starter
  • Electric starter.

Akan tetapi padak mobil hanya menggunakan 1 sistem starter yaitu starter tipe elektrik. 

Pada motor starter elektrik terdapat beberapa komponen yang terdiri dari :
  • Yoke & pole
  • Kumparan medan (field coil)
  • Armature
  • Pinion gear
  • Magnetic switch
  • Brush
  • Tuas pendorong
  • Armature brake
  • Kopling geser

Agar motor starter dapat bekerja dengan baik maka pemeriksaan kondisi motor starter perlu untuk dilakukan.

Pemeriksaan Komponen - Komponen Motor Starter


1. Pemeriksaan gulungan anker dengan Avometer / Multitester

  • Periksa gulungan anker terhadap hubungan singkat dengan massa. Jika ada hubungan singkat dengan massa anker diganti / diperbaiki.
Periksa gulungan anker

  • Periksa hubungan segmen - segmen komutator terhadap kemungkinan putus pada gulungan
Periksa hubungan segmen - segmen komutator

2. Pemeriksaan gulungan anker Dengan Growler :

  • Periksa gulungan anker terhadap hubungan singkat dengan massa menggunakan growler. 
  • Letakkan anker pada tester dan tempelkan sebilah plat atau daun gergaji di atas anker bila plat bergetar keras, ada hubungan singkat
Periksa gulungan anker dengan glower

3. Pemeriksaan komutator, sikat, pemegang sikat & kopling jalan bebas :

  • Periksa komutator terhadap kotor dan terbakar bila kotor bersihkan dengan kertas gosok no. 400.
  • Periksa kelonjongan komutator menggunakan dial indikator.
Periksa kelonjongan komutator

  • Periksa diameter komutator dengan mikrometer / jangka sorong. Lalu bandingkan hasil pengukuran kelonjongan dan diameter dengan ketentuan pada buku petunjuk.
Periksa diameter komutator

  • Periksa segmen - segmen komutator terhadap kebersihan alur - alur segmen. Jika alur - alur segmen kedalamannya kurang dari minimum perbaiki dengan gergaji atau frais komutator
 Periksa kedalaman alur-alur segmen komutator

  • Periksa permukaan bidang kontak sikat - sikat & bersihkan. Ukur panjang sikat - sikat, bandingkan dengan ukuran minimal pada buku petunjuk, kalau terlalu pendek ganti dengan yang baru
Ukur panjang sikat - sikat

  • Periksa tekanan pegas sikat dengan timbangan tarik bandingkan dengan ketentuan pada buku petunjuk hasil pengukuran dibaca saat pegas sikat lepas dari sikat
Periksa tekanan pegas sikat

  • Periksa pemegang sikat positif terhadap hubungan singkat dengan sikat negatif
Periksa hubungan pemegang sikat

  • Periksa roda gigi pinion dan poros ulir memanjang terhadap aus dan cacat.
  • Periksa kopling jalan bebas diputar searah jarum jam pinion berputar bebas : diputar berlawanan arah jarum jam pinion terkunci
Perikas Kopling Starter

4. Mengetes kumparan medan dengan alat tes 110 volt AC - Ohmmeter - Pipser

  • Periksa kumparan medan terhadap kemungkinan putus gulungan
Periksa kumparan medan dari kemungkinan putus

  • Periksa kumparan medan terhadap hubungan singkat dengan massa
Periksa kumparan medan dari kemungkinan terjadi hubungan singkat