Friday, August 7, 2020

Kenali Berbagai Jenis Velg Mobil

Kenali Berbagai Jenis Velg Mobil - Velg merupakan komponen yang vital bagi keselamatan dalam pengemudian, sehingga harus cukup kuat menahan beban vertikal dan beban samping, gaya pengendaraan dan pengereman, serta berbagai gaya yang menumpunya. 

Velg juga harus seringan mungkin dan harus balance sehingga dapat berputar dengan mulus pada kecepatan tinggi, dengan rim yang dirancang dengan tepat agar dapat menahan ban dengan kuat. Velg pada mobil juga salah satu bagian yang paling sering disoroti dalam eksterior sebuah mobil.

Berikut Ini Jenis - Jenis Velg Mobil


1. Spoke Wheel

Spoke Wheel

Pelek jenis ini sudah dikenal dan populer sejak dulu. Velg Spoke Wheel (SW) merupakan velg dengan tipe rims jari-jari. Dilihat dari bentuknya velg ini memang unik, karena terdiri dari rangkaian rangka baja yang disusun dengan sudut tertentu.

Tipe ini memililki keunggulan kuat dan nyaman saat dikendarai. Karena terbuat dari rangka baja maka saat melewati jalanan yang tidak rata pelek ini bisa menimbulkan efek yang empuk meski tidak besar.

2. Press Kaleng / Velg Baja (Steel)

Press Kaleng / Velg Baja (Steel)

Velg jenis ini lebih dikenal dengan nama velg kaleng karena bentuknya mirip kaleng. Padahal velg jenis ini terbuat dari bahan baja dengan perpaduan material besi dan karbon. Velg kaleng ini akan lebih sering anda jumpai pada mobil - mobil niaga seperti pick-up atau truk.

Velg jenis ini memiliki fleksibilitas desain yang minim dengan bentuk rata dan hanya meninggalkan lubang - lubang kecil di permukaan rim sebagai ventilasi.

Teknik pembentukan jenis rim ini yakni dengan sistem press, dimana sebuah besi atau baja lempengan di press menggunakan cetakan berbentuk seperti pelek dan dalam sekejap jadilah sebuah rim.

Karena proses pembentukannya tergolong mudah, hal ini membuat harga jual velg kaleng menjadi lebih murah dibandingkan dengan velg jenis lain. Sehingga untuk menekan harga jual mobil, jenis velg ini banyak digunakan pada mobil - mobil niaga dan mobil - mobil murah.

Soal kekuatan, tergantung dari bahan yang dipress. Untuk mobil sekelas truk atau bus maka menggunakan besi dengan ketebalan yang lebih besar sementara untuk mobil-mobil sekelas LCGC biasanya terbuat dari paduan baja dan aluminium.

3. Alloy Wheel / Velg Almunium

Alloy Wheel / Velg Almunium

Velg jenis alloy wheel proses pembuatannya menggunakan teknik casting. Velg alloy wheel terbuat terdiri dari paduan alumunium, magnesium dan nickel yang memungkinkan ketahanan velg menjadi lebih kuat dengan bobot velg yang ringan.

Kelebihan lain dari alloy wheel terletak pada fisiknya yang mengkilap. Karena velg jenis ini memiliki bobot ringan, velg ini biasa digunakan pada mobil kelas MPV atau sedan.

4. Iron Cast Wheel / Velg Magnesium

Iron Cast Wheel / Velg Magnesium

Jika pada sepeda motor mungkin anda pernah membaca / mendengar kata "CW". Dua huruf tersebut merupakan kepanjangan dari "Cast Wheel" yang artinya "Velg Cetak". Proses pembuatan velg iron cast wheel ini menggunakan teknik casting dengan bahan magnesium yang dituangkan atau dicetak.

Pada teknik casting, material velg dipanaskan sampai meleleh setelah itu dituangkan ke dalam cetakan velg. Setelahnya dilakukan finishing yaitu membersihkan permukaan yang kasar kemudian mengaplikasikan cat.

Teknik ini merupakan teknik yang sangat umum digunakan dalam membuat velg. Keuntungan dari teknik casting ini adalah tidak membutuhkan proses yang lama dan harga yang lebih murah. Tetapi velg yang dihasilkan memiliki berat yang lebih dibandingkan menggunakan teknik lainnya.

Pada mobil, velg jenis ini lebih kuat dan lebih ringan jika dibandingkan dengan alumunium. Velg magnesium juga lebih mampu meredam guncangan dan panas dari rem, sehingga banyak digunakan pada kendaraan berlabel  SUV. 

Velg model ini juga sering disebut sebagai pelek racing karena memang kebanyakan kendaraan racing menggunakan velg cast wheel.

Selain kekuatannya, pelek Casting juga lebih stylish. Karena model cetakan dibuat dengan gaya serta desain yang cukup dinamis, itulah mengapa jenis pelek ini sudah menjadi standar pelek kendaraan di Indonesia.

Kelemahan dari velg jenis casting wheel ini yaitu ketika terjadi bengkok maka dapat mengurangi kenyamanan saat berkendara. Karena velg jenis in tidak dapat di setel dan harus dipress untuk meluruskan nya kembali.

5. Velg Carbon

Velg Carbon

Jenis velg carbon merupakan velg kelas tertinggi berdasarkan material pembuatan nya. Carbon fiber sudah lama dikenal sebagai material yang ringan dan kuat biasa digunakan menjadi material chassis dan body dari mobil - mobil supercar. Proses pembentukan carbon fiber memang tidak semudah dan secepat logam seperti alumunium dan besi dan ditambah harganya yang mahal.

Sekarang ini material carbon fiber bukan hanya diaplikasikan pada chassis dan body mobil saja tetapi pada velg juga. Koenigsegg merupakan produsen yang pertama kali membuat velg carbon ini untuk mobil supercarnya.

Yang kemudian disusul oleh Ford dengan Mustang Shelby GT350R. Dan seakan tidak ingin ketinggalan, Porsche juga menjual 911 Turbo S Exclusive Series dengan opsi velg carbon dengan harga ratusan juta rupiah.

Thursday, July 30, 2020

Kenali Penyebab Suara Berisik Pada CVT Motor Matic

Kenali Penyebab Suara Berisik Pada CVT Motor Matic - Masalah yang umum ditemui oleh pemilik motor matic adalah saat terdengar bunyi kasar pada bagian CVT motor matic nya. Padahal motor secara rutin sudah servis di bengkel resmi setiap 3.000 km atau setiap 1 atau 2 bulan sekali.

Dan bukan hanya itu saja, penggantian oli gardan juga dilakukan setiap jarak tempuh 8 ribu km dan servis CVT setiap 2 atau 3 bulan sekali. Tetapi tetap saja suara kasar dari bagian CVT muncul.

Berikut Penyebab Suara Berisik CVT Motor Matic



1. V-Belt
Masalah pertama dapat disebabkan oleh komponen V-belt yang sudah aus, jika V-belt sudah aus maka menimbulkan suara berisik yang biasanya terdengar di rumah CVT, suaranya terdengar sama seperti suara rantai kendur.

Indikasi lainnya, V-belt sudah molor akibat aus dan mengakibatkan tutup CVT atau crankcase menjadi sering bergesekkan dengan V-belt.

Masalah pada V-belt ini dirasakan saat motor dipakai akselerasi awal terasa selip dan saat gas diputar tetapi tenaga yang dihasilkan tidak sesuai putaran.

2. Mangkok Kopling (Clutch Housing)
Jika terdapat bunyi berdecit pada bagian CVT saat motor di gas, penyebabnya terdapat pada clutch housing atau mangkok kopling. Hal tersebut karena kotor, sehingga menyebabkan kampas bergesekan dengan mangkok kopling sehingga habis dan mengeluarkan suara.

3. Roller
Jika terdengar suara "kretek... kretek..." saat motor di gas. Sumber suara tersebut dapat dipastikan dari roller yang sudah peyang. Tetapi biasanya, jika sudah sampai mengeluarkan bunyi seperti itu.

Setelah dibongkar roller sudah berubah bentuk yang semula berbentuk bulat menjadi hancur. Roller yang sudah peyang membuat performa motor menurun seperti saat gas motor seperti tesedat "ndut, ndut'an".

4. Slider
Suara berisik dibagian rumah CVT bukan hanya disebabkan oleh roller yang sudah peyang / hancur tetapi slider atau tutup rumah roller yang sudah aus juga dapat menimbulkan suara berisik.

Keausan dapat disebabkan oleh gesekan yang terjadi pada komponen tersebut, karena kerja komponen ini buka-tutup atau bergeser keluar-masuk seiring dengan putaran mesin.

Jika rongga sudah semakin besar maka dapat menimbulkan suara "klotok... klotok.." yang akan semakin keras terdengar berasal dari komponen ini. Jika kondisi seperti ini dibiarkan terus - menerus maka dapat menyebabkan getaran serta gerakan slider menjadi tidak stabil.

5. Kopling Sentrifugal (Clutch Carrier)
Bunyi berdecit pada CVT motor matic juga dapat disebabkan oleh komponen kopling sentrifugal atau kampas kopling ganda yang sudah aus atau tipis. Hal tersebut dapat ditadai saat motor di gas tidak mau jalan atau terasa seperti tertahan.

6. Pulley Sekunder (Secondary Sliding Sheave)
Penyebab bunyi / suara kasar di bagian CVT, juga dapat disebabkan oleh face set moveable driven yang sudah oblak. Komponen ini juga sering disebut dengan nama secondary sliding sheave.

Ketika komponen yang berfungsi mendorong pegas (per) CVT agar V-belt turun ini aus atau oblak, maka kerja sliding sheave menjadi tidak mulus dan perputaran berbenturan dengan pasangannya.

Biasanya disebut dengan istilah ceweknya aus dan oblak terkena part cowok. Selain menimbulkan bunyi, gejala lain yang diakibatkan oleh keausan komponen ini yaitu, saat motor mulai di gas terasa hentakan kecil.

7. Gir Box
Bearing atau laher yang terdapat pada gir box yang aus akan mengakibatkan celah antar mata gigi renggang atau tidak presisi lagi dan menimbulkan suara kasar. Laher gir box yang oblak dapat membuat gigi rasio menjadi renggang. Akibatnya saat roda deselarasi menimbulkan suara dengung keras di bagian belakang rumah CVT.

Bearing / laher gir box menjadi oblak dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti, karena usia pakai, jarang ganti atau cek oli atau membiarkan terjadi kebocoran pada ruang gir box sehingga pelumasan komponen menjadi kurang maksimal.

Air yang masuk ke dalam gir box juga menyebabkan suara berisik bagian CVT karena sil oli pada tutup oli gir box. Bisa juga terjadi kerusakan pada sil rumah gir box yang menyebabkan berkurangnya oli pada gir box. Oli yang sudah tercampur dengan air akan berubah warna menjadi putih susu atau kecokelatan.

Thursday, July 23, 2020

Ketahui Kelebihan Dan Kekurangan Mobil Sistem Penggerak Roda Depan (FWD)

Ketahui Kelebihan Dan Kekurangan Mobil Sistem Penggerak Roda Depan (FWD) - Mobil dengan sistem penggerak roda depan disebut tipe FF (Front-engine Front-wheel drive) atau juga sering dikenal dengan nama FWD (Front Wheel Drive)

Salah satu mobil kategori low MPV di Indonesia yang paling banyak peminatnya adalah Mobil Honda Mobilio. Mobil Honda Mobilio mengunakan sistem penggerak roda depan (FWD). Berbeda dengan Toyota Avanza yang mengunakan sistem penggerak roda belakang (RWD).

Simak Kelebihan Dan Kekurangan Mobil Sistem Penggerak Roda Depan / Front Wheel Drive (FWD)



Kelebihan Mobil FWD (Front Wheel Drive)

1. Biaya Produksi Pembuatan Mobil Sistem Penggerak Roda Depan Lebih Murah 
Jika dibandingkan dengan biaya produksi pembuatan mobil penggerak roda belakang (dengan kategori mobil yang sama). Hal tersebut dikarenakan spare part pada sistem penggerak roda depan ini lebih sedikit. Selain itu, pemasangan drivetrain pada mobil yang menggunakan penggerak roda depan, lebih mudah.

Drivetrain adalah rangkaian komponen yang berfungsi untuk memindahkan tenaga dari mesin sampai ke roda, sehingga mobil dapat bergerak. Dengan biaya produksi yang lebih sedikit, mobil dengan sistem penggerak roda mobil depan harga jual barunya juga lebih murah.

2. Komponen Mobil Sistem Penggerak Roda Depan Lebih Sedikit
Mobil sistem penggerak roda depan memiliki bobot yang lebih ringan. Dengan mobil yang lebih ringan akan secara signifikan maka dapat mempengarui efisiensi konsumsi bahan bakar.

3. Mobil Sistem Penggerak Roda Depan Memilik Pangsa Pasar Yang Bagus
Mobil penggerak roda depan (FF / FWD) lebih banyak diaplikasikan di mobil city car dan low MPV keluarga. Tipe mobil yang menggunakan sistem penggerak ini contohnya adalah Honda Jazz, Toyota Yaris, Mazda6, MINI Cooper dan masih banyak mobil lainnya.

4. Mobil Sistem Penggerak Roda Depan Memiliki Traksi Lebih Bagus Di Jalanan Licin
Karena roda depan yang menarik roda belakang bukan roda belakang yang mendorong roda depan. Selain itu berat mesin mobil yang berada di depan, membantu traksi roda depan saat hujan.

Kekurangan Mobil FWD (Front Wheel Drive)

1. Pengendalian / Handling Mobil Kurang Baik
Sistem penggerak roda mobil depan secara otomatis membuat bobot dibebankan di bagian depan. Hal ini membuat handling (pengendalian) mobil saat kecepatan tinggi dan mobil berisi penuh penumpang, akan lebih susah dikendalikan jika dibandingkan dengan mobil dengan sistem penggerak roda belakang (FR / RWD).

2. Mobil Sistem Penggerak Roda Depan Sulit Dikendalikan Saat Kecepatan Tinggi
Jika saat berakselerasi dengan cepat, maka mobil akan cenderung untuk bergerak kekiri atau kekanan, hal ini merupakan kelemahan mobil sistem penggerak roda depan.

Karena itu, sangat jarang mobil balap menggunakan sistem penggerak roda depan. Meskipun ada beberapa mobil balap yang menggunakan sistem penggerak roda mobil di depan, biasanya akan disematkan komponen kontrol traksi.

3. Mobil Sistem Penggerak Roda Depan Lebih Rawan Mengalami Kerusakan, Terutama Pada Bagian Kaki - Kaki
Kerusakan sering terjadi pada area penggerak roda bagian depan, jika terjadi benturan di jalanan yang rusak. Karena kemudi dan tenaga pendorong ada di roda yang sama. Sedangkan penggerak roda belakang lebih tahan terhadap benturan di jalanan yang rusak.

Tuesday, July 21, 2020

Stabilizer Bar Pada Sistem Suspensi Mobil : Fungsi, Cara Kerja Dan Jenis - Jenisnya

Stabilizer Bar Pada Sistem Suspensi Mobil : Fungsi, Cara Kerja Dan Jenis - Jenisnya - Pada kendaraan terdapat banyak sekali komponen-komponen di dalamnya, salah satunya pada cassis kendaraan terdapat sistem suspensi. Baik pada kendaraan sepeda motor dan kendaraan mobil pasti dilengkapi dengan sistem suspensi.

Sistem suspensi pada mobil tersusun dari beberapa komponen, stabilizer bar merupakan salah satu dari komponen suspensi pada mobil, tetatpi tidak semua mobil menggunakan stabilizer bar.

Umumnya stabilizer bar terpasang pada kedua lower arm yang berada pada sebelah kiri dan kanan melalui bantalan karet dan linkage. Pada bagian tengah stabilizer bar ini diikatkan ke frame melalui bushing. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini :
Stabilizer Bar Mobil


Fungsi Stabilizer Bar Pada Sistem Suspensi Mobil


1. Mengurangi Kemiringan Mobil Yang Disebabkan Oleh Gaya Sentrifugal Pada Saat Kendaraan Berbelok

Fungsi stabilizer bar yang pertama adalah untuk mengurangi body roll / limbung bodi kendaraan saat berbelok. Saat kendaraan bergerak cepat di tikungan (berbelok), maka akan muncul gejala body roll (rolling).

Body roll adalah sebuah gejala pada body mobil yang terjadi akibat adanya gaya sentrifugal yang muncul saat mobil menikung cepat.

Gaya sentrifugal yang terjadi ini embuat bodi mobil miring seakan terlempar keluar jalan. Kondisi ini akan membuat roda sisi dalam lintasan terangkat naik, sedangkan pada roda sisi luar lintasan akan semakin tertekan.

Body roll ini sangat berbahaya karena dapat membuat mobil menjadi terguling. Oleh sebab itu digunakanlah Stabilizer bar untuk mengurangi gejala body rol yang berlebihan pada kendaraan saat berbelok

2. Menjaga Mobil Agar Tetap Stabil Terutama Saat Kendaraan Berbelok

Fungsi stabilizer bar berikutnya adalah untuk menjaga kestabilan saat berkendara. Stabilizer bar tidak hanya digunakan untuk mengurangi body roll saat kendaraan berbelok, tetapi juga berfungsi untuk menjaga kestabilan saat berkendara dijalan bergelombang dengan kecepatan tinggi.

Saat mobil melaju cepat dijalan bergelombang, maka akan terjadi perubahan traksi pada permukaan ban dimasing-masing roda sesuai yang terjadi sesuai dengan kondisi jalan yang dilalui.

Ketika salah satu sisi ban melewati lubang pada kecepatan tinggi, ban akan mengambang diatas lubang. Kondisi ini akan mempengaruhi kecepatan putar serta tenaga yang dihasilkan oleh masing-masing roda pendorong.

Akibatnya, akan terjadi perbedaan putaran antara roda sisi kanan dan kiri sehingga akan mempengaruhi kestabilan pada kendaraan.

Untuk mencegah perubahan yang terjadi saat putaran ban saat ban kembali menyentuh permukaan jalan digunakanlah stabilizer bar, yang akan mempercepat proses kembalinya ban ke permukaan jalan dari lontaran sebelumnya.

Stabilizer bar yang dipasang diantara kedua sisi roda tersebut, maka akan meningkatkan kestabilan mobil saat berkendara dijalan bergelombang dengan kecepatan tinggi.

3. Meningkatkan Gaya Cengkram (Traksi) Ban Terhadap Permukaan Jalan Saat Mobil Berbelok / Bermanuver

Fungsi stabilizer bar yang terakhir adalah untuk meningkatkan daya cengkram traksi ban terhadap permukaan jalan bermanuver. Kondisi tersebut disebut oversteer atau understeer.

Oversteer adalah kondisi dimana ban belakang kehilangan daya cengkram nya sedangkan understeer adalah kondisi ban depan yang kehilangan traksi.

Gejala oversteer biasanya dialami oleh mobil penggerak roda belakang (RWD) sedangkan understeer dialami oleh mobil berpenggerak roda depan (FWD). Stabilizer bar yang dipasang pada bagian suspensi ini memiliki kecenderungan untuk menekan lower arm kearah bawah.

Lower arm yang menekan ke arah bawah ini secara otomotis juga akan menekan roda agar menapak lebih kuat ke permukaan jalan. Kondisi ini akan meningkatkan daya cengkram ban terhadap permukaan jalan.

Cara Kerja Stabilizer Bar Pada Sistem Suspensi Mobil

Ketika roda kanan dan kiri bergerak ke arah atas dan ke arah bawah secara bersamaan dengan jarak dan arah yang sama pula maka seharusnya stabilizer bar tidak akan mengalami puntiran.

Sedangkan ketika kendaraan membelok baik ke arah kiri maupun ke arah kanan maka pegas roda bagian luar (outer spring) akan tertekan dan pegas roda pada bagian dalam (inner spring) akan mengembang sehingga stabilizer bar akan terpuntir karena salah satu ujung dari stabilizer bar tertekan ke atas dan ujung satunya tertekan ke bawah.

Stabilizer bar ini akan menahan terhadap puntiran yang terjadi sehingga dapat mengurangi terjadinya body roll dan dapat menjaga kemiringan body pada posisi yang aman.

Lalu apa akibatnya jika stabilizer bar ini rusak? 

Jika stabilizer bar pada kendaraan rusak maka akan mengakibatkan kendaraan terasa bergoyang apalagi digunakan untuk membelok. Stabilizer bar ini dapat rusak jika kendaraan mengalami benturan yang keras contohnya saat kendaraan mengalami kecelakaan maka stabilizer bar dapat rusak.

Selain itu, stabilizer bar ini dihubungkan ke lower arm atau frame dengan menggunakan bantalan karet, komponen karet ini dapat rusak karena umur pakai, maka jika karet ini rusak gejalanya akan terdengar bunyi dibagian bawah saat kendaraan berjalan. Komponen stabilizer ini memiliki berbagai jenis dan macamnya.

Jenis - Jenis Stabilizer Bar Pada Sistem Suspensi Mobil

1. Strut Bar

Pemasangan strut bar atau front bar pada mobil berfungsi untuk menambah rigiditas mobil pada saat bermanuver, khususnya di tikungan. Saat mobil berbelok, muncul tekanan dari permukaan jalan. Strut bar ini bekerja menjaga tekanan dari kedua sisi supaya mobil lebih stabil dan seimbang.

Modifikasi mobil menggunakan strut bar juga mengurangi body roll atau limbung pada mobil saat bermanuver. Komponen stabilizer ini biasanya dipasang pada sisi kanan dan kiri strut tower yang menjadi mounting point dari shock breaker ke bagian sasis mobil.

2. Front Lower Bar & Rear Lower Bar

Stabilizer bar yang dipakai pada sebagian modifikasi mobil adalah front lower bar dan rear lower bar. Fungsi dari lower bar ini adalah sebagai penghubung lower arm dengan sasis. Hal tersebu dapat membuat kinerja lower arm lebih baik dan performa dari mobil semakin meningkat. Lower arm sendiri memiliki fungsi untuk mengendalikan roda.

3. Anti Roll Bar / Sway Bar

Seringkali mobil mengalami oversteer atau understeer saat bermanuver. Untuk mengurangi gejala oversteer dan understeer digunakan anti roll bar. Pemasangan anti roll bar biasanya dipasang pada komponen suspensi belakang.

Fungsi Transfer Case Pada Kendaraan Dan Jenis - Jenisnya

Fungsi Transfer Case Pada Kendaraan Dan Jenis - Jenisnya - Sebuah kendaraan penggerak empat-roda (4WD) memiliki daya dan traksi lebih baik, karena keempat rodanya sebagai roda penggerak. Untuk itu powertrain memerlukan sebuah transfer case. Bodi transfer case dipasang pada bagian belakang transmisi. Hal ini dapat dilakukan dengan gigi, hidrolik, atau rantai.

Pada beberapa kendaraan, seperti truk 4-Wheel Drive (4-WD) atau kendaraan yang ditujukan untuk penggunaan off-road, konstruksi ini dikendalikan oleh pengemudi. Pengemudi dapat memfungsikan transfer case untuk "2-wheel-drive" atau "4-wheel-drive". Hal ini dilakukan dengan cara shifter (secara manual) mirip dengan di transmisi manual.

Pada beberapa kendaraan dapat dioperasikan secara elektronik oleh sebuah saklar. Beberapa kendaraan, seperti mobil sport all-wheel-drive, memiliki transfer case secara permanen (yang tidak dapat dipilih). Transfer case tersebut "terkunci" secara permanen dalam all-wheel-drive ("4-wheel-drive").

Ketika roda depan berputar lebih cepat dari poros belakang, drive shaft juga berputar pada kecepatan yang berbeda. Ini tidak ada masalah ketika kendaraan berjalan pada permukaan yang gembur seperti pasir atau salju karena ban akan slip pada permukaan jalan yang gembur.

Tetapi, ketika berjalan pada aspal, perbedaan kecepatan menyebabkan ban slip. Beberapa desain transfer case menggunakan diferensial pusat untuk memberikan distribusi torsi yang proporsional ke as roda sesuai dengan permukaan dan kondisi jalan.

Transfer case dirancang untuk digunakan off-road (misalnya ketika salah satu as roda adalah pada permukaan licin atau terjebak dalam lumpur, sedangkan yang lain memiliki traksi yang lebih baik), secara mekanis dapat mengunci as roda depan dan belakang bila diperlukan yang disebut dengan differensial lock. Defferensial lock ada yang secara manual atau otomatis.

Jenis - Jenis Transfer Case Pada Kendaraan


Transfer case terpasang pada bagian belakang transmisi. Memiliki poros input tunggal yang terhubung pada poros output transmisi dan dua poros output, satu untuk penggerak roda depan dan satu untuk penggerak roda belakang. Transfer case dapat dibedakan berdasar beberapa klasifikasi antara lain:

A. Transfer Case Menurut Tipe Penggerak

Ada dua desain transfer case yang telah digunakan secara umum yaitu :

1. Penggerak Gear-Driven
Transfer Case Gear-Driven

Transfer case tipe gear-driven / transfer case tipe roda gigi menggunakan set roda gigi untuk menggerakan poros penggerak roda depan dan belakang. Transfer case dengan roda gigi ini umumnya kuat, unit berat yang digunakan dalam truk-truk besar, namun saat ini ada beberapa transfer case yang menggunakan penggerak roda untuk mobil penumpang.

2. Penggerak Rantai Chain-Driven 
Transfer Case Chain Type

Transfer case menggunakan rantai untuk menggerakkan poros penggerak roda depan, tetapi dapat menggerakkan kedua as roda. Transfer case ini lebih tenang dan lebih ringan daripada yang penggerak roda gigi, digunakan pada kendaraan seperti truk ringan, truk ukuran penuh, Jeep dan SUV.

B. Transfer Case Menurut Tipe Konstruksi Bodi (Housing) 

Transfer case menurut tipe kontruksinya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

1. Transfer Case Bodi Menyatu
Transfer Case Bodi Menyatu

Transfer case tipe ini menyatu dengan transmisi serta tepasang langsung ke transmisi, biasanya antara poros output transmisi dan driveshaft (poros ptopeler) belakang. Terkadang transfer case ini merupakan bagian integral dari transmisi dan dua komponen dengan bodi yang sama.

2. Transfer Case Body Terpisah
Transfer Case Bodi terpisah

Sebuah transfer case yang terpisah atau independen benar-benar terpisah dari transmisi. Hal ini terletak di bagian bawah driveline dan terhubung dengan driveshaft (poros penggerak) yang pendek. Tranfer case ini digunakan pada kendaraan dengan wheelbase yang sangat panjang, seperti truk  komersial atau truk militer.

C. Transfer Case Menurut Tipe Sistem Pengoperasiannya

1. Manual Shift On-the-Fly (MSOF)
Tuas Transfer Case Dalam Cabin

Transfer case manual ini memiliki tuas pemilih pada sisi lantai ruang pengemudi dan juga memiliki pengunci hub otomatis pada as roda depan atau selector secara manual hub poros axle roda depan "LOCK" dan "UNLOCK" ("FREE").

2. Elektronik Shift On-the-Fly (ESOF) 
Elektronik Shift On The Fly

Transfer case elektronik ini memiliki selector switch atau tombol pada dasbor dengan pengunci poros hub depan otomatis atau pada beberapa model juga memiliki apa yang disebut SelecTrac, yang memiliki saklar slider di console tengah. Berbeda dengan transfer case manual, sistem ini memiliki motor transfer case. Untuk melakukan sistem four-wheel-drive.

Friday, June 26, 2020

Fungsi Sistem Kemudi Pada Kendaraan Dan Cara Kerjanya

Fungsi Sistem Kemudi Pada Kendaraan Dan Cara Kerjanya - Fungsi sistem kemudi adalah untuk  mengatur  arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Dan untuk membelokkan mobil sesuai dengan keinginan pengemudi dengan sudut derajat belok yang diinginkan dan radius yang dihasilkan.
Sistem Kemudi


Fungsi Sistem Kemudi Pada Kendaraan


  • 1. Mengatur arah laju kendaraan saat dijalan
  • 2. Menjaga kestabilan saat kendaraan mulai melaju
  • 3. Meminimalisir keausan pada ban
  • 4. Memberikan efek meluruskan lagi kendaaran setelah berbelok

Syarat - Syarat Yang Harus Dimiliki Sistem Kemudi
  • 1. Kelincahannya baik.
  • 2. Usaha pengemudian yang baik.
  • 3. Recovery (pengembalian) yang halus.
  • 4. Pemindahan kejutan dari permukaan jalan harus seminimal mungkin

Pada Umumnya Sistem Kemudi Dapat Dibagi Menjadi 4 Bagian Utama
  • 1. Steering whell (kemudi)
  • 2. Steering main shaft (poros utama kemudi)
  • 3. Steering gear housing (rumah poros kemudi)
  • 4. Steering linkage (reduksi gigi kemudi)

Cara Kerja Sistem Kemudi Pada Kendaraan

Ketika roda kemudi diputar maka steering shaft (batang kemudi) akan meneruskan tenaga putarannya diteruskan ke steering gear, dalam steering gear ini, momen putarnya menjadi lebih besar yang selanjutnya momen putar ini diteruskan ke steering linkage untuk kemudian diteruskan ke roda depan kiri dan kanan kendaraan.

Roda kemudi (setir) atau steering wheel terletak diruang kabin kendaraan. Pada umumnya roda kemudi berbentuk lingkaran yang memiliki diameter tertentu. Diameter roda kemudi antara mobil satu dengan yang lainnya belum tentu sama besar. Diamater pada roda kemudi ini akan mempengaruhi gaya yang diperlukan pengendara untuk membelokkan kendaraan. 

Semakin besar diameter kemudi maka gaya yang diperlukan pengendara untuk membelokkan kendaraan akan semakin ringan. Diameter roda kemudi besar memiliki keuntungan tenaga yang dibutuhkan untuk memutarkan roda kemudi ringan tetapi momen yang dipindahkan besar dan lebih stabil, tetapi roda kemudi diamter besar juga ada kekurangannya yaitu membutuhkan space yang besar.

Sebaliknya, diameter roda kemudi semakin kecil maka gaya yang diperlukan pengemudi untuk membelokkan kendaraan akan menjadi semakin besar atau semakin berat. Roda kemudi dengan diameter kecil memiliki keuntungan tidak membutuhkan tempat yang besar. Tetapi memiliki kekurangan terhadap setiap gerakan dan gaya serta tenaga yang dilakukan pengemudi untuk memutarkan roda kemudi menjadi lebih besar / berat.

Tetapi pengaruh besar kecilnya diameter roda kemudi (setir) tersebut hanya berlaku pada sistem kemudi manual (manual steering). Jika pada sistem kemudi daya (power steering) besar kecilnya roda kemudi tidak mempengaruhi efisiensi gaya dan tenaga yang diberikan pengemudi saat memutar setir.